Technology Trends

Kolaborasi Jadi Kunci AlloFresh Yakin Memimpin Pasar E-groceries

Kolaborasi Jadi Kunci AlloFresh Yakin Memimpin Pasar E-groceries
Jika membangun sendiri AlloFresh butuh dana besar sekitar US$ 1 miliar dan waktu panjang bisa mencapai 1 dekade

Di kancah bisnis, saat ini adalah eranya kolaborasi. Dengan bersinergi, dua atau lebih mitra bisnis dapat menekan biaya, lebih efisien waktu dan hasilnya lebih optimal. Prinsip itulah yang mendasari ‘kelahiran’ AlloFresh yang dibesut oleh kerja sama Trans Retail Indonesia, Bukalapak.com dan Growtheum Capital Partners.

Komposisi kepemilikan saham masing-masing adalah 55% didominasi Trans Retail Indonesia, lalu 35% dimiliki Bukalapak dan 10% dalam genggaman Growtheum Capital Partners. “Kami bersama-sama menanamkan seluruh investasi yang dibutuhkan, baik dalam bentuk kapital, berbagai aset, teknologi, kapasitas, dan segala sumber daya yang dibutuhkan dalam Joint Venture Entity ini,” jelas Teddy Oetomo, Presiden Direktur Bukalapak.

Sesuai namanya, AlloFresh juga fresh from the oven yang kehadirannya diumumkan ke publik pada Rabu, 2 Maret 2022. Aplikasi ini hadir dari gabungan perusahaan yang sudah mengusai bidangnya. Sebut saja Bukalapak kuat sebagai pemain e-commerce dan teknologi ritel, sementara Trans Ritel memiliki supermarket, gudang dan barang. Lalu, Growtheum mempunyai akses pendanaan yang luas dan besar.

Dengan kekuatan infrastruktur itu, platform AlloFresh tercipta dengan cepat. “Ibaratnya jika membangun sendiri AlloFresh butuh dana besar sekitar US$ 1 miliar dan waktu panjang bisa mencapai 1 dekade sampai titik ini,” jelas Teddy menegaskan (2/3/2022).

Menurut Teddy, Bukalapak dan Trans Retail Indonesia sudah menjalin hubungan cukup lama, juga sering kali bertukar pikiran dalam beberapa hal. “Kami menyadari di sini bahwa kami memiliki visi dan semangat kolaboratif yang sama untuk memenuhi kebutuhan pasar yang berubah-ubah cukup pesat. Seperti kata Pak Bouzeneth Benouda bahwa it’s not about online or offline, it’s about online and offline”. Dari pandangan tersebut, lahirlah AlloFresh,” Teddy menguraikan ihwal berdirinya AlloFresh.

“Melihat perubahan pasar yang cukup pesat, kami merasa perlu memanfaatkan kekuatan dari perusahaan kita masing-masing untuk mampu bersaing di situasi saat ini,” ujar Bouzeneth Benouda, Presiden Direktur & CEO PT Trans Retail Indonesia, menimpali dalam diskusi virtual pekan ini.

Pada tahap awal peluncuran AlloFresh melayani seluruh daerah Jakarta. Namun, seiring fase berikutnya berjalan, akan terus ditingkatkan di Jabodetabek dan kota-kota lainnya di mana jaringan Transmart berada sebagai penyupali produk-produk yang dipasarkan oleh aplikasi belanja tersebut.

Fanny Limassa, VP Product Marketplace & O2O Bukalapak mengatakan bahwa semua produk kategori Fast Moving Consumer Goods (FMCG) dan produk-produk segar yang ada di Transmart tersedia di AlloFresh.

Manajemen AlloFresh menyadari bahwa saat ini pemain e-grocery sudah banyak. Toh, perusahaan tidak kekurangan akal untuk menjadi leader di industri ini. Teddy menyebut banyak dari pemain e-groceries membangun bisnis mereka dari titik nol. Mereka memiliki kemampuan teknologi, namun perlu mengeluarkan banyak biaya dan waktu yang sangat besar untuk mereplikasi infrastruktur yang sudah ada.

“Trans Retail sudah berada di bidang ritel lebih dari 25 tahun, dan tentunya investasi yang telah dikembangkan dan ditanamkan sudah sangat besar. Melalui kerja sama ini, kami dari Bukalapak membawa expertise dari sisi online dan digabungkan dengan infrastruktur, kemampuan dan pengalaman yang dimiliki Trans Retail yang sudah dibangun selama lebih dari dua dekade,” Teddy mengungkapkan.

Bisa dikatakan, melalui kerja sama ini, lanjut Teddy, pihaknya telah memimpin lebih dari 20 tahun di bidang grocery. “Pada intinya, kami menggabungkan dua expertise dan memanfaatkan semua infrastruktur, kapasitas, dan resources yang telah dibangun masing-masing pihak sejak 10-20 tahun lalu,” dia menegaskan.

Berkat infrastruktur dari Trans Retail Indonesia, jumlah SKU yang ditawarkan oleh AlloFresh mencapai hingga 150.000. Sementara, saat ini jumlah SKU barang-barang FMCG yang dapat diakses oleh Mitra Bukalapak baru dalam lingkup ribuan, kadang ratusan. “Tentunya, ini bisa menjadi sebuah kekuatan bagi Mitra Bukalapak untuk terus membantu fulfillment grocery dan FMCG ke warung-warung mitra. Ini bisa menjadi terobosan dari sisi Bukalapak untuk terus meningkatkan pelayanan dan upaya kami untuk membantu pengembangan usaha UMKM Indonesia, terutama para warung,” kata Teddy.

Hingga kini, Trans Retail telah memiliki 138 gerai di berbagai kota di Indonesia. Barang dan infrastruktur sudah siap. Saat ini sedang melakukan testing market di daerah Jakarta dulu hingga nantinya melebarkan layanan ke seluruh daerah. Ke depannya, semua toko layanan Transmart dapat terintegrasi dengan AlloFresh dalam mendistribusikan seluruh barang di Indonesia.

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved