Management Trends

Langkah Strategis Selamatkan IKM Hadapi Krisis Akibat Pandemi COVID-19

Ketua Pengurus YDBA Sigit P. Kumala

Industri Kecil Menengah (IKM) termasuk yang merasakan dampak akibat pandemi COVID-19. Apalagi pelaku IKM di Indonesia merupakan pemasok pabrik-pabrik otomotif dan elektronik, sedangkan akibat penerapan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), demi mendukung pemerintah menekan penyebaran virus pabrik-pabrik memutuskan mengurangi produksi bahkan menghentikan produksi sementara.

Namun demikian pelaku IKM terus melakukan terobosan agar bisa selamat dari krisis ini. Di Tegal, para IKM beruntung tergabung dalam sebuah koperasi. Di bawah koperasi inilah mereka melakukan terobosan, inovasi, dan kolaborasi bersama agar bisa bertahan melewati masa krisis.

Latar belakang pendirian koperasi ini kembali ke tahun 1996, bermula dari inisiasi Astra Group melalui Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) dengan Dinas Perindustrian Kabupaten Tegal mendirikan Unit Informasi Usaha Kecil dan Koperasi (UIUKK) sejak 1996.

Pada tahun 2013, inisiasi YDBA itu diremajakan kembali bersama Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tegal menjadi Lembaga Pengembangan Bisnis (LPB) Tegal. LPB Tegal sendiri memiliki peran mendorong UKM untuk mandiri melalui berbagai program, hingga akhirnya terbentuk Koperasi Tegal Manufaktur Indonesia (TMI) pada tahun 2018.

TMI ini merupakan badan usaha berbentuk koperasi dengan anggota 25 UKM Mitra Binaan LPB Tegal dengan berbagai bidang, antara lain komponen otomotif, alat berat, perkapalan dan peralatan rumah tangga.

Ketua Material Center Koperasi TMI, Tri Sukamto menyampaikan, peran Koperasi TMI dalam pengembangan UKM yang sebagian besar adalah pelaku IKM di Tegal, salah satunya dengan membentuk unit bisnis, yaitu Material Center yang diluncurkan pada Agustus 2019. Di mana fokus bisnis Material Center itu sendiri, antara lain pengadaan material komponen alat berat & perkapalan, produk yang dibutuhkan masyarakat (consumable), jasa dan logistik.

Tri mengakui bahwa hampir sebagian besar pelaku IKM di Tegal mengalami penurunan omset 45-65%, akibat pandemi COVID-19 ini. “Tapi kami tidak tinggal diam, dengan berbagai program binaan terutama yang dilakukan YDBA, kami bisa mendapat kesempatan dan bertahan, sehingga penurunannya tidak sebesar itu,” ujarnya.

Ketua Koperasi TMI Muhamad Jahidin pun mengamini, di bawah LPB dan Koperasi yang dibina YBDA, para IKM bersama-sama melakukan langkah strategis dalam menyelamatkan bisnis. “Kami terus berupaya mencari akses pasar baru, dengan mengikuti berbagai acara, baik itu Kemperin, YDBA dan pihak lain melalui webinar,” ujar Jahidin.

Lalu para IKM membuat pengembangan produk baru yang bisa menambah pendapatan lain. “Kami juga berkolaborasi antar IKM lain yang mendapat akses pasar,” tuturnya. “Kami bersyukur IKM di bawah Koperasi ini masih bertahan, kami sebagai pengurus terus mencari terobosan, kami memiliki target, melalui berbagai program yang kami lakukan bisa menambah suplier,” lanjut Jahidin.

Tri menambahkan, di Tegal tantangan mereka adalah meningkatkan kualitas SDM, misal ketika mendapat order dari perusahaan-perusahaan lain, terutama dari after market dan bukan dari otomotif, harus membuat cetakan sendiri, ketrampilan dan kemampuan SDM dalam membuat cetakan baru ini masih perlu ditingkatkan.

Hari ini, 8 Juli 2020 YDBA menyerahkan 1 unit kendaraan operasional kepada Koperasi TMI sebagai bentuk kontribusi dalam membantu salah satu unit bisnisnya, yaitu Material Center yang memiliki peran untuk memenuhi kebutuhan bahan baku produksi yang kompetitif bagi anggota Koperasi TMI.

Hari ini, 8 Juli 2020 YDBA menyerahkan 1 unit kendaraan operasional kepada Koperasi TMI

Adanya kendaraan operasional ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas bisnisnya. Penyerahan kendaraan diberikan langsung di Ruang Pertemuan LIK, Takaru, Tegal oleh YDBA diwakili Kepala Departemen Training & Mentoring YDBA, Aloysius Daniel Harbianto kepada Ketua Koperasi TMI Muhamad Jahidin disaksikan oleh Kepala Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kabupaten Tegal Moh. Nur Ma’mun, SH. M. Hum.

Ketua Pengurus YDBA Sigit P. Kumala mengungkapkan bantuan kendaraan operasional diberikan, karena pihaknya melihat progres dan kesungguhan IKM Tegal. “Bantuan yang kami berikan hari ini merupakan buah dari kerja keras tersebut. Mereka adalah suplier tier 1 yang memasok ke pabrik-pabrik Astra dan pabrik lain. Mereka terus menjaga QCD-nya (Quality, Cost, Delivery) sehingga bisa menembus pabrik lebih besar,” tutur Sigt.

Menurut Sigit, upaya YDBA adalah menciptakan kolaborasi dengan IKM dalam menciptakan permintaan dan kebutuhan, serta berusaha menciptakan peluang dengan perusahaan besar. “Di samping itu, kami mengoptimalisasi pasar online dengan difersifikasi produk. Kami pun melakukan penjajakan ke berbagai asosiasi, salah satunya menjajaki Aspaki (Asosisasi Produsen Alat Kesehatan Indonesia),” katanya.

Tri berharap peluang pasar bisa makin terbuka bagi IKM Tegal, terutama yang bergerak di after market dan kerajinan, penyediaan komponen baik itu pertanian, perkebunan dan telekomunikasi. “Kami terus melebarkan sayap agar bisa pasar sebanyak-banyaknya. Kami butuh jalan menuju pasar lebih luas, kami sendiri bersiap diri menerima peluang tersebut,” tegasnya. Tri mengakui upaya YDBA selama ini dalam membantu para IKM di Tegal dalam meningkatkan kualitas produksi dan prosesnya hingga naik level sangat besar.

Editor : Eva artha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved