Technology Trends

Literasi Digital Safety Kita Harus Ditingkatkan

Literasi Digital Safety Kita Harus Ditingkatkan

Dalam pengukuran Indeks Literasi Digital Indonesia 2021 terungkap bahwa hampir 12% responden pernah menyebarkan berita bohong (hoax). Paling besar alasannya karena mereka lalai atau tidak dipikirkan baik-baik sebelum berita tersebut disebarkan. Dan pemahaman digital safety masyarakat pun masih rendah, terbukti masih banyak yang dengan mudah mengunggah data pribadi ke internet.

Hal ini menunjukan bahwa masih tinggi responden yang belum melek literasi digital. Pengukuran Indeks Literasi Digital 2021 dilakukan melalui survei tatap muka kepada 10.000 responden dari 514 kabupaten dan kota di Indonesia. Karakteristik responden adalah pengguna internet berusia 13-70 tahun.

Juru bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika Dedy Permadi mengatakan upaya meningkatkan literasi digital merupakan program kolaborasi. “Tidak bisa berhenti di pemerintah saja, harus dibantu banyak pihak termasuk orangtua,” demikian disampaikan Dedy di Grand Hyatt Hotel Jakarta.

Walau demikian, ada peningkatan indeks literasi digital tahun 2021 dibanding 2020. Terjadi peningkatan dari 3,46 ke 3,49. Perbaikan terjadi pada pilar Digital Culture dan Digital Skills, tapi ada penurunan pada Pilar Digital Ethics dan Digital Safety.

Dedy menambahkan kalau dilihat dari data tersebut, lalu sekarang ada tren NFT, hingga ada masyarakat yang mengunggah swafotonya engan KTP, ini menunjukan memang literasi digital safety kita masih rendah. “Mereka belum paham bahayanya mengunggah data pribadi, karena KTP berisi data pribadi, bisa disalahgunakan orang lain untuk mengambil pinjaman online misalnya,” katanya.

Untuk itu Dedy menambahkan sangat penting meningkatkan pendidikan tentang pentingnya menjaga keamanan data pribadi pada masyarakat. Ia menyebut Kominfo pelatihan digital literasi pada 12 juta oranh di 2021. Tahun 2022 diharapkan akan menyentuh 5,5 juta orang dan pelatihan akan ditingkatkan lagi dengan lebih strategis. “Untuk anak muda literasi tidak bisa dengan ceramah atau seminar, lebih ke gamification, kuis-kuis yang menarik, agar lebih dekat. Edukasi dengan fun,” ujarnya.

Dalam pengukuran Indeks Literasi Digital Indonesia 2021, Budaya Digital (digital culture) tercatat dengan skor 3,90 dalam skala 5 atau baik. Budaya Digital mendapat skor tertinggi dari 4 pilar yang diukur. Untuk pilar Etika Digital (digital etics) skornya3,53 dan Kecakapan Digital (digital skill) dengan skor 3,44. Sementara itu, pilar Keamanan Digital (digital safety) mendapat skor paling rendah (3,10) atau sedikit di atas sedang.

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan, kita ingin terus mempercepat dan mengawal terus tingkat literasi digital masyarakat, mengimbangi dengan perkembangan teknologi digital yang cepat dan makin strategis bagi kehidupan masyarakat Indonesia saat ini.

Panel Ahli Katadata Insight Center—yang digandeng Kominfo melakukan survei —Mulya Amri, mengatakan tahun ini Indeks Literasi Digital Indonesia berada pada skor 3,49 atau pada tahap sedang dan mendekati baik. Dengan pilar Keamanan Digital (digital safety) yang mendapat skor paling rendah perlu mendapat perhatian artinya responden masih banyak yang belum mampu melindungi dirinya di dunia maya.

“Kami menemukan misalnya, masih banyak yang tidak menyadari bahaya dari mengunggah data pribadi,” ujar Mulya. Namun demikian, lewat survei ini diketahui bahwa ada peningkatan akill di masyarakat dalam mengklarifikasi berita bohong. “Ini ditunjukkan dengan makin banyak yang rajin mencari melalui mesin pencari di dunia maya untuk mendapatkan kebenaran sebuah informasi,” imbuh Mulya.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved