Management Trends zkumparan

Mahasiswa Indonesia di MDIS Juara YEC 2018

Penyelenggara Young Entrepreneurship Competition (YEC) 2018 di Singapura mengumumkan pemenangnya sejumlah mahasiswa Indonesia yang kuliah di Management Development Institute of Singapore (MDIS).

Mereka berhasil menyabet tiga piala sekaligus membuktikan keterampilan, jiwa kewirausahaan dan kepemimpinan dalam mewujudkan ide bisnis kreatif.

Dari 34 tim yang bertanding, ada dua tim yang dikirimkan oleh MDIS untuk ikut kompetisi bernama Eat 4 Dead dan The Walking Diet. Di masing-masing tim diisi oleh mahasiswa MDIS asal Indonesia. Di tim Eat 4 Dead, misalnya, ada Puspa Aroma (21 th), Bachelor of Science (Hons) in Business Studies and Finance sekaligus ketua tim; lalu Winnyvan Kheng (20 th), Alvian Chandra 20 (th) dan Elvien Kheng, (19 th).

Sedangkan di tim The Walking, ada Evelyn Frances (20 th), Bachelor of Science (Hons) in Business Studies, lalu Cindy Marcella (19 th), Bachelor of Arts (Hons) Business and Marketing (Top-up); Poppy (19 th), Bachelor of Science (Hons); Helene Agatha (19th), Bachelor of Arts (Hons) Accounting and Financial Management (Top-Up); dan Sharlene Usman (19 th), Bachelor of Science (Hons) Biotechnology. Semuanya berasal dari Indonesia.

Menurut Puspa, timnya berhasil membuat para juri terkesan dengan kecerdasan bisnis dan penjualan mereka berhasil mengambil posisi 1st Runner-Up (kategori B – tertiary level), dan penghargaan “Best in Business Plan” serta “Best in Retail Identity”.

“Karena tema kompetisi ini adalah zombie, maka ini agak menantang bagi kami untuk memunculkan ide baru. Kami memutuskan untuk menjual makanan dan minuman kepada target yang jelas yaitu remaja. Maka kami menawarkan menu makanan yang bisa membuat merinding, mulai dari pizza berbentuk tengkorak, puding pemakaman, dan banyak lainnya,” kata Puspa.

Puspa menyebut kompetisi YEC adalah kompetisi pertama baginya sejak datang dari Indonesia ke Singapura. Dia belajar banyak, terutama mengenai kerja sama, komunikasi dengan anggota tim, dan memahami gambaran besar mengenai bisnis ini.

“Hal penting lainnya, saya mempelajari keterampilan untuk mengatur waktu melalui kompetisi ini. Karena saya adalah mahasiswa jurusan bisnis, kompetisi ini sangat membantu buat saya, terutama untuk mengembangkan berbagai keterampilan saya dan menyiapkan masa depan,” dia menguraikan.

Alvian Chandra, mahasiswa asal Indonesia lainnya, mengaku berperan dalam urusan logistik dan pemasaran dalam tim Eat 4 Dead. “Urusan saya adalah logistik dan tim pemasaran. Membawa barang-barang dari suplier dan menjual barang dagangan tersebut dalam troli dengan menggunakan cosplay seperti zombie untuk menarik perhatian orang dan menjual produk melalui pemasaran langsung orang ke orang,” katanya. Kreativitas adalah tantangan terbesar dalam kompetisi seperti ini.

Hal senada disampaikan Elvien Kheng. Mahasiswi yang pernah meraih juara 2 kompetisi Dota, kompetisi game di Jakarta ini, mengatakan, kompetisi kewirausahaan sangat bermanfaat baginya untuk menjawab tantangan ide baru. “Tantangan terbesar adalah menemukan ide baru, jadi kami melakukan improvisasi dengan ide-ide yang sudah ada. Yang terpenting lagi saya belajar bagaimana mengelola suatu bisnis,” kata dia.

Sementara Winnyvan Kheng menilai, kewirausahaan menuntut inovasi, dan perencanaan yang telah tersusun secara matang, sehingga menurutnya, tim telah menyusun rencana bisnis yang cukup baik serta rencana pemasaran yang jelas. “Karena kami juga merupakan bagian dari target sasaran kami (Gen X), jadi kami mengetahui apa yang diinginkan dan dipikirkan oleh anak remaja saat ini, seperti penampilan makanan yang menarik dan unik sehingga terlihat bagus kalau di posting di instagram,” jelas Winny.

Dalam tim ini, Winny, mengaku lebih banyak menangani sosial media seperti facebook dan instagram untuk terus mengupdate follower mengenai apa yang sedang dilakukan oleh tim. “Saya juga mencari bahan material yang bagus untuk membuat produk kami (tas jinjing, stiker, dan kantung darah),” sambungnya.

Menurut Winny, kompetisi ini memberikan pengalaman langsung kepadanya bagaimana menjual suatu produk ke konsumen. Sebab, selama ini dia lebih banyak menjual produk secara online. “Pengalaman ini akan membuat diri saya menjadi lebih baik, terutama saat saya ingin membuka bisnis sendiri di masa depan dengan mempelajari hal-hal yang sudah saya lakukan dalam kompetesi ini,” begitu Winny.

Tim ini juga menjual beberapa barang dagangan (merchandise) untuk membedakan diri dengan kompetitornya. Beberapa merchandise itu termasuk baju dan tas jinjing dengan maskot zombie yang didesain sendiri oleh mereka. Hasil penjualan ini akan disumbangkan ke REACH Youth Powerhouse.

Dikatakan Puspa, ini adalah pertama kali mereka berpartisipasi pada Youth Entrepreneurship Competition. Pengalaman serta penghargaan yang diterima telah membuat mereka menyadari bahwa tidak ada yang tidak mungkin jika diiringi dengan kerja keras serta ketekunan untuk mendapatkan hal-hal yang baik.

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved