Management Strategy

2014, Semen Indonesia Targetkan Penjualan 31 Juta Ton

Oleh Admin
2014, Semen Indonesia Targetkan Penjualan 31 Juta Ton

Sepanjang tahun 2013, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk., yang merupakan holding company dari Semen Padang, Semen Gresik, Semen Tonasa, serta Thang Long Cement Vietnam (TLCV), menunjukkan kinerja yang menggembirakan. Perusahaan mampu menguasai pasar domestik dengan pangsa pasar sebesar 43,8%.

semen bangunan

Penjualan Semen Indonesia di pasar domestik dan ekspor hingga November 2013 mencapai 23,41 juta ton. Naik 14,6% dibandingkan tahun sebelumnya dengan 20,43 juta ton. Dari jumlah itu, ekspor perseroan tercatat sebesar 317,56 ribu ton. Ada kenaikan sebesar 335,3% dari tahun sebelumnya sebesar 72,95 ribu ton.

Hingga Desember 2013, penjualan diperkirakan mencapai 27,95 juta ton. Rinciannya, penjualan Semen Gresik sebesar 13,64 juta ton, Semen Padang 7,27 juta ton, Semen Tonasa 6,33 juta ton, dan TLCV 2,29 juta ton.

Direktur Utama Semen Indonesia, Dwi Soetjipto, Selasa (31/12/2013), mengatakan, ”Capaian yang telah diperoleh Semen Indonesia menjadi pemimpin pasar merupakan buah dari keunggulan produk yang dimiliki, serta penerapan strategi pemasaran yang terpadu. Keberadaan pelabuhan khusus serta packing plant (pabrik pengemasan) yang tersebar di seluruh Indonesia juga sangat membantu dalam efisiensi, terutama dalam hal biaya transportasi dan distribusi.”

Hingga saat ini, Semen Indonesia telah memiliki empat pabrik semen. Tiga lokasi pabrik di Indonesia yang letaknya secara geografis sangat strategis: Semen Padang di Sumatera, Semen Gresik di Jawa, serta Semen Tonasa di Sulawesi. Dan satu lokasi pabrik di luar negeri, yaitu Thang Long Cement di Vietnam.

Perseroan memiliki cement mill sebanyak 22 unit, pabrik pengemasan 21 unit, serta sarana perluasan jangkauan pasar yang ditunjang dengan keberadaan pelabuhan khusus semen yang dimiliki perseroan. Pelabuhan itu untuk menjamin kecepatan waktu bongkar muat semen. Saat ini, ada sebelas pelabuhan khusus yang dimiliki perseroan, yaitu di Padang, Tuban, Gresik, Biringkasi, Dumai, Ciwandan, Banyuwangi, Sorong, dan dua pelabuhan di Vietnam.

Keyakinan perseroan di tahun 2014

Melihat prospek perkembangan industri dan pertumbuhan ekonomi yang cukup cerah, Semen Indonesia optimistis pertumbuhan pasar semen secara nasional di tahun ini bisa mencapai 6%. Perseroan juga optimistis bahwa penjualan bisa mencapai 31 juta ton.

“Di tahun 2014, kami akan terus fokus menjaga pangsa pasar pada kisaran 44%. Untuk mendukung rencana tersebut, beberapa strategi telah dipersiapkan perseroan. Sebagai langkah awal, perseroan akan memproduksi semen dengan tipe tertentu sebagai variasi permintaan pasar, menyatukan produksi, dan sinergi dalam pemasaran. Sedangkan dalam hal distribusi dan transportasi, Semen Indonesia akan mengoptimalkan seluruh pabrik pengemasan yang dipunyai, termasuk mengoptimalkan mesin pengemasannya,” imbuh Dwi.

Perseroan pun terus berupaya memperluas jangkauan pasar. Kelompok usaha semen terbesar di Indonesia ini akan meresmikan pabrik pengemasan di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, pada tanggal 9 Januari mendatang.

”Dengan adanya unit pabrik pengemasan di Banjarmasin, Kalimantan Selatan ini semakin memperkuat eksistensi dan ekspansi bisnis perseroan. Ini adalah bagian dari strategi perseroan agar bisa semakin dekat dengan konsumen, moving closer to the customer,” ujar dia.

Pabrik pengemasan Banjarmasin memiliki satu buah silo dengan kapasitas 600 ribu ton semen per tahun, dan dilengkapi dua line semen bag dengan rotary packer berkapasitas 2.200 bag per jam dan satu line curah dengan kapasitas 120 ton per jam. Silo tersebut berfungsi untuk menampung semen sebelum masuk ke unit pengemasan. Pabrik juga dilengkapi dermaga yang bisa disandari kapal dengan kapasitas sebesar 5.000 DWT. Investasi yang dikucurkan perseroan untuk proyek ini mencapai Rp 120 miliar.

Pada tahun ini, perseroan bekerja sama dengan Krakatau Steel membangun pabrik slag powder dengan nama PT Krakatau Semen Indonesia (KSI) yang berlokasi di Cilegon, Banten. Investasinya mencapai Rp 440 miliar.

Pabrik KSI dirancang mampu mengolah Granulated Blast Furnace Slag (GBFS) sebesar 750.000 ton per tahun. Pembangunan pabrik ini rencananya dimulai awal tahun ini, dan ditargetkan dapat beroperasi awal tahun 2016. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved