Management Strategy

2016, Bio Farma Incar Laba Rp 758 Miliar

2016, Bio Farma Incar Laba Rp 758 Miliar

PT Bio Farma (Persero) tetap mampu meraup untung di tengah lesunya perekonomian. Pasar ekspor membuat kinerja perusahaan pelat merah produsen vaksin ini tetap positif. Pada tahun 2015, pendapatan diperkirakan mencapai Rp 2,39 triliun atau naik 17% dibanding realisasi tahun sebelumnya.

“Sedangkan, laba bersih diperkirakan mencapai Rp 618 miliar atau tumbuh 6,6% dari tahun sebelumnya sebesar Rp 580 miliar,” kata Direktur Utama Bio Farma, Iskandar.

Menurut dia, gejolak perekonomian global tak terlalu berpengaruh terhadap kinerja Bio Farma karena penjualan perseroan lebih banyak ekspor, sementara pengeluaran untuk impor lebih kecil. Dengan penghasilan lebih banyak mata uang asing daripada rupiah, kinerja perseroan tak goyah diterjang krisis.

Iskandar (6)

Direktur Utama Bio Farma, Iskandar

Dia menjelaskan, kenaikan pendapatan ditopang pertumbuhan penjualan di sektor swasta sebesar 57% dibanding 2014, dari Rp 130 miliar menjadi Rp 204 miliar. Penjualan pada sektor pemerintah hanya naik 4%, dari Rp 547,7 miliar menjadi Rp 570,6 miliar.

“Perusahaan lebih intensif melakukan penetrasi pasar melalui distributor dan pemasar yang dibentuk perusahaan. Terutama, penjualan ke praktisi kesehatan, institusi swasta, ataupun pemerintah. Produk yang meningkat signifikan antara lain PPD, vaksin rabies, serum ATS, dan ABU,” katanya.

Untuk ekspor, penjualan tumbuh 18% dari Rp 1,37 triliun menjadi Rp 1,62 triliun seiring meningkatnya penjualan bulk polio, penjualan produk jadi, seperti vaksi TT 10 ds dan Td 10 ds, serta adanya ekspor perdana vaksin pentabio 5 ds dengan diraihnya sertifikasi PQ WHO atas vaksin tersebut.

“Tahun 2016, Bio Farma menargetkan pendapatan sebesar Rp 2,92 triliun, atau tumbuh 22% dibanding prognosis 2015 sebesar Rp 2,39 triliun. Target laba bersih sebesar Rp 758 miliar atau naik 23% dibanding prognosis 2015 sebesar Rp 618 miliar,” kata Iskandar.

Strateginya, perseroan ingin produk vaksin buatannya lebih banyak diserap pasar ASEAN. Di era Masyarakat Ekonomi ASEAN, kerjasama dengan rekan dari negeri tetangga seperti Thailand dan Malaysia, membuat produk vaksi Bio Farma mampu menembus pasar ASEAN.

“Ini harus digalakkan di industri farmasi agar goal SDG (system development goals) yang ke-17 tercapai, yakni partnership. Kami juga ingin menggandeng banyak Universitas di Indonesia. Sayang banyak yang belum siap untuk hilirisasi,” ujarnya. (Reportase: Aulia Dhetira)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved