Management zkumparan

3 Tips FMCG Menang Di E-Commerce

3 Tips FMCG Menang Di E-Commerce
Platform e-commerce menyumbang hingga 20% ke total penjualan FMCG

Berdasarkan data dari Sirclo, menunjukkan bahwa platform e-commerce telah menyumbang hingga 20% ke jumlah penjualan total perusahaan fast moving consumer goods (FMCG), dan angka ini diprediksikan akan terus meningkat di 2019.

Brian Marshal, Pendiri & CEO Sirclo, mengatakan, tiap tahun penjualan e-commerce terus meningkat dengan signifikan. Menurutnya, di akhir 2016, merek-merek FMCG menyasar agar e-commerce menyumbang 1% ke total penjualan. Namun tahun ini, mayoritas dari mereka menargetkan agar e-commerce berkontribusi 10% ke total penjualan “Ini menandakan pertumbuhan 10 kali lipat dibanding dua tahun yang lalu,” ujarnya.

Brian menambahkan, ada berbagai cara yang dapat ditempuh perusahaan FMCG untuk meningkatkan penjualan melalui online marketplace. Pertama, proses produksi dan merchandising, yaitu pengadaan sebuah produk harus lebih efektif dengan memperkuat pengaturan stok, pengendalian kualitas, serta pengunggahan koleksi baru secara regular.

Kedua, perusahaan-perusahaan FMCG harus menargetkan berbagai aktivitas marketing, atau pemasaran, ke konsumen di marketplace yang berpotensi untuk menjadi calon pelanggan. Perusahaan-perusahaan FMCG bisa mengoptimalkan upaya promosi di platform marketplace dengan menggunakan aset digital, seperti iklan banner, newsletter, media sosial, dan promosi diskon.

Ketiga, perusahaan-perusahaan FMCG harus membangun Customer Service, atau Layanan Pembeli, tersendiri. Melalui layanan pelanggan online ini, perusahaan-perusahaan dapat menanggapi pertanyaan pelanggan dan memberi pengalaman belanja yang memuaskan bagi para pelanggan.

“Memberi rasa puas adalah bagian penting dalam strategi menjaga loyalitas pelanggan,” kata Brian.

Fransiscus Kurniawan, PepsiCo Head of Trade Marketing and E-Commerce mengatakan, pada umumnya perusahaan FMCG di Indonesia menghadapi setidaknya tiga tantangan besar ketika merambah dunia e-commerce. Tantangan terbesar yang dihadapi berkaitan dengan sumber daya manusia.

Menurutnya, dibutuhkan minimal lima orang – bertugas sebagai Key Account, Store Operator, Customer Service, Logistic & Inventory, dan Graphic Designer – untuk menjalankan unit e-commerce dalam sebuah perusahaan dan ini semua membutuhkan investasi yang sangat besar dari awal.

Selain itu, jumlah talenta yang piawai dan berpengalaman di bidang e-commerce FMCG belum banyak tersedia di pasar tenaga kerja Indonesia, sehingga perusahaan kesulitan untuk mempekerjakan orang yang sesuai. Tantangan lainnya adalah sistem rantai pasokan, mulai dari yang di internal perusahaan hingga distributor eksternal, yang belum terintegrasi ke platform e-commerce.

Akibatnya, banyak proses terkait logistik, seperti pengambilan dan pengepakan produk yang dipesan secara online, masih dilakukan secara manual. “Proses manual ini berpotensi menyebabkan terjadinya kesalahan yang mengakibatkan rendahnya performance penjualan,” lanjut Fransiscus.

Terakhir, dibutuhkan pengetahuan dan pengalaman untuk menjalankan penjualan melalui e-commerce yang berbeda tekniknya dibanding penjualan tradisional. “Berjualan lewat e-commerce membutuhkan pengetahuan dan pengalaman untuk menentukan jenis platform yang cocok untuk sebuah merek atau produk, selain jenis promosi yang tepat untuk setiap platform e-commerce,” kata Fransiscus.

Salah satu solusi untuk menghadapi tantangan-tantangan ini adalah bekerja sama dengan penyedia solusi untuk channel management, atau manajemen jalur distribusi, yang mengkhususkan diri dalam membantu perusahaan FMCG untuk berjualan secara online.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved