Agar UKM Bisa Bertahan dan Tidak Cepat Mati | SWA.co.id

Agar UKM Bisa Bertahan dan Tidak Cepat Mati

Tom MC Ifle Pendiri dan CEO Top Coach Indonesia

Ada beberapa hal yang menyebabkan tingginya tingkat kematian UKM yang menjadi tulang punggung perekonomian bangsa Indonesia. Dua di antaranya adalah akibat kehabisan modal dan ketidakmampuan mengelola manajemen secara profesional,

Menurut Prof. Dr. Yuyun Wirasasmita, Guru Besar Ekonomi di Universitas Padjajaran, Bandung, tingkat kematian UKM masih terbilang tinggi. Tercatat, rata-rata 50% - 60% UKM menghentikan usahanya dalam tiga tahun pertama. 

Padahal mengutip data Kementerian Koperasi dan UKM, pada tahun 2014, Indonesia memiliki 57,9 juta UKM yang memberikan kontribusi sekitar 58,92% terhadap PDB negara dan menyerap 97,30% dari tenaga kerja negara.

Maka itu, Top Coach merasa perlu membantu UKM dalam mentransformasi dan mensistemasi bisnis agar berjalan autopilot dengan mengadakan pelatihan bertajuk Cash Flow Transformation yang diadakan di Holiday Inn Kemayoran, ruang Angsana pada bulan Februari ini.

"Berdasarkan riset Fundera tahun 2017, 82% penyebab kematian bisnis adalah akibat kehabisan modal.  Sementara 46% dari bisnis kecil gagal karena ketidakmampuan mengelola manajemen secara profesional,” kata Tom MC Ifle Pendiri dan CEO Top Coach Indonesia.

Perlu diketahui, Top Coach telah pengalaman lebih dari 17 tahun dalam membantu Medium Company, Change Management, Team Building, Money Management dan Usaha Kecil Menengah (UKM). Dan Coach Tom juga telah dipercaya sebagai partner Bank Indonesia dalam mengembangkan WUBI (Wirausaha Baru Bank Indonesia) untuk beberapa provinsi di Indonesia. 

Ini merupakan pelatihan bisnis bersertifikasi internasional yang menguasai Six Sigma, Total Quality Management, Team Building, Sales Management dan Strategic Marketing. Menurut Tom setidaknya ada 8 kebiasaaan buruk yang tidak disadari oleh para pengusaha dalam hal manajemen arus kas (cashflow management), yang dapat mempengaruhi performa usaha.

Ia menyebut pertama, piutang tidak terkendali, akhirnya karyawan takut melakukan penjualan. Lalu tidak memiliki sistem kontrol cashflow, tidak tahu cara membuat Cash Projection, malas menganalisa laporan keuangan, tidak paham cara membaca radio keuangan, kesulitan dalam mendapatkan data keuangan. Dan hanya perhatian pada uang keluar dan masuk serta tidak mampu mengukur kesehatan bisnis melalui cash analysis.

Kegiatan pelatihan ini dihadiri oleh para pengusaha dari berbagai bidang seperti pengusaha retail, properti, kontraktor, restoran hingga distributor, yang datang dari seluruh pelosok Nusantara, mulai dari pengusaha berpengalaman yang telah menjalankan bisnis selama puluhan tahun hingga para pengusaha yang baru memulai usahanya.

Ia berharap kesadaran pengusaha UKM bahwa bisnis yang sehat adalah bisnis yang memiliki keuangan yang sehat dapat meningkat. Pelatihan juga dapat membuat pengusaha UKM untuk memahami kesalahan fatal dalam mengelola keuangan.

“Membangkitkan kemampuan pengusaha UKM dalam menciptakan kemampuan berkompetisi menghadapi pesaing asing yang sudah menjadi ancaman serius dan membangun rasa percaya diri pengusaha UKM bahwa modal kerja yang mereka miliki sangat cukup apabila dikelola secara profesional,” terangnya.  Serta terakhir sapat membangun kesadaran keuangan, penghematan, menjaga kualitas dan membantu para pengusaha UKM dalam menjadi pemimpin yang andal.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)