Management zkumparan

Amar Bank, Bank Fintech yang Melantai di Bursa Saham

Vishal Tulsian, Direktur Utama PT Bank Amar Indonesia,
Vishal Tulsian, Direktur Utama PT Bank Amar Indonesia

Awal tahun ini, Amar Bank mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Saat penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) tersebut, Amar Bank tercatat melepas 1,2 miliar saham dengan harga penawaran umum Rp 174 per saham. Jumlah nilai penawaran umum saham perdana secara keseluruhan sebanyak Rp 209,85 miliar Manajemen Amar Bank menyebut dirinya sebagai bank fintech.

Sebelum bernama Amar Bank, bank ini bernama Amin Bank yang berdiri sejak 1991. Kemudian, Amin Bank diakuisisi Grup Tolaram dan berganti nama menjadi Amar Bank pada 2014. Sejak 2014, Amar Bank meluncurkan financial technology (fintech) bernama Tunaiku dan mengalami perkembangan yang tergolong cepat.

Menurut Vishal Tulsian, Direktur Utama PT Bank Amar Indonesia, pada 2014, jenis perusahaan berbasis fintech belum begitu dikenal di tengah-tengah masyarakat Indonesia. “Namun dengan usaha, kerja keras, serta atas izin dan bantuan dari Pemerintah Indonesia, kami berhasil membangun Tunaiku sebagai perusahaan fintech pertama di Tanah Air yang saat ini dikenal luas,” kata Vishal bangga.

Diakuinya, tidak mudah mendirikan Tunaiku di Indonesia. Langkah yang sudah ia tempuh pun untuk mendirikan Tunaiku cukup panjang. “Perjalanannya mulai dari datang ke Badan Koordinasi Penanaman Modal, Bank Indonesia, dan Otoritas Jasa Keuangan hingga berhasil mendapatkan izin dari pemerintah dan akhirnya berdirilah platform Tunaiku sejak 2014, sebagai produk pinjaman tanpa agunan Amar Bank,” Vishal menceritakan perjuangannya.

Ide membangun Tunaiku ia adopsi dari beberapa perusahaan fintech di Eropa. “Kebetulan saya lama tinggal di sana. Di Eropa, perkembangan teknologi begitu cepat. Kemudian, saya membawa model bisnis ini ke Indonesia,” katanya. Jadi, waktu itu ia melihat infrastruktur pembayaran dan transaksi keuangan di Indonesia sudah bagus, tetapi untuk masalah kredit masih ada kesenjangan. Dengan melihat populasi masyarakat Indonesia yang berjumlah 250 juta jiwa, hanya sekitar 40 juta orang yang terlayani atau punya akses ke perbankan.

Dari situ kemudian muncul pemikiran untuk menciptakan pasar melalui teknologi. Hal ini akan membuat mereka yang unbankable menjadi lebih mudah mengakses layanan keuangan melalui teknologi. “Keyakinan saya bahwa teknologi harus memberikan dampak pada kehidupan manusia adalah awal mula saya membangun bisnis. Teknologi dapat digunakan untuk memberikan dampak positif kepada kehidupan masyarakat,” katanya tandas.

Pada awal Tunaiku beroperasi, sebagian besar dana pinjaman yang berhasil disalurkan telah digunakan oleh penerima pinjaman untuk membiayai kebutuhan sehari-hari yang mendesak, seperti pengobatan ke rumah sakit. Sekarang, lebih banyak dari mereka meminjam untuk renovasi rumah, modal usaha mikro, dan pendidikan.

Bagaimana dengan perkembangan bisnisnya saat ini? “Saat ini, kami sedang mengidentifikasi kebutuhan apa saja yang diperlukan oleh pelaku usaha kecil dan mikro. Kami berencana meluncurkan fitur spesial untuk pelaku UMKM. Fitur tersebut juga tentunya untuk membantu sesuai kebutuhan mereka,” kata Vishal.

Ia optimistis bisnisnya di 2020 akan berjalan dengan baik. Pencapaiannya yang positif pada tahun lalu –tumbuh lebih dari 100%– menjadikan target bisnisnya pada 2020 lebih tinggi lagi. “Di 2018 laba kami Rp 25 miliar dan di 2019 jumlah laba meningkat empat kali lipat,” ungkapnya menginformasikan.

Angka pencairan Tunaiku di 2019 sekitar Rp 2 triliun, meningkat dari angka pencairan di 2018 sebesar Rp 1 triliun. “Pertumbuhan aset Amar Bank saat ini telah berkembang menjadi lebih dari Rp 3 triliun dan dapat lebih meningkat lagi, serta rasio CAR kami di atas 50%, sehingga ada banyak ruang untuk tumbuh,” kata Vishal.

Ia menjelaskan, dana yang berhasil dihimpun dari proses IPO yang lebih dari Rp 200 miliar itu adalah untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat pada Amar Bank. Seperti yang kita ketahui, banyak perusahaan fintech saat ini adalah perusahaan yang menggunakan teknologi untuk menyediakan layanan keuangan, tetapi mereka tidak diatur sebagai bank. Sementara posisi Amar Bank sebagai pionir fintech berada di tengah-tengah; perusahaan ini memiliki bank dan fintech.

Menurut Vishal, Amar Bank jika didefinisikan adalah satu-satunya bank yang berpikir seperti bank tetapi bertindak seperti fintech. Itu sebabnya, disebut bank fintech. Artinya, perusahaan ini memiliki kesatuan/keutuhan/kekuatan sebuah bank, tetapi memiliki kedinamisan fintech di dalam hal operasional, organisasi, karena perusahaan ini menitikberatkan pada inovasi dan teknologi. “Hal itulah yang menjadikan Amar Bank melalui produk unggulannya Tunaiku dapat dipercaya oleh masyarakat Indonesia, serta mampu tumbuh sangat pesat,” ungkapnya. (*)

Dede Suryadi dan Anastasia A.S.

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved