Management Strategy

Asmindo Himbau Anggota Lebih Kreatif untuk Menembus Pasar Global

Asmindo Himbau Anggota Lebih Kreatif untuk Menembus Pasar Global

“Nilai ekspor industri furniture dan kerajinan pada tahun 2015 mencapai $ 2,6 miliar di mana 1,8 miliar berasal dari furniture dan sisanya berasal dari kerajinan. Hal ini karena kerajinan dan furniture Indonesia sangat dihargai, terutama oleh Amerika Serikat, Jepang, Perancis, Inggris, dan Belanda” jelas Taufik Gani, Ketua Umum Asmindo.

suasana di pameran furniture indonesia

suasana di pameran furniture indonesia

Menurutnya, negara-negara tersebut mampu menyerap 50% ekspor produk kreatif Indonesia. Pada tahun 2014, industri kreatif juga mmemiliki kontribusi yang cukup besar terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia dengan rata-rata 7.1% dan menyerap 11.7 juta tenaga kerja atau sekitar 10.65% dari total jumlah tenaga kerja per tahun.

Namun, ia mengakui bahwa masih banyak tantangan yang dihadapi oleh industri furniture, salah satunya adalah kurangnya penataan sistematis, akses, pengetahuan, bahan baku, dan masih banyak lagi.

Pengusaha pun dituntut inovatif dan kreatif agar bisa melakukan penetrasi di pasar global. Selain itu, dalam rangka menembus pasar internasional, Aspindo pun telah melakukan kerjasama dengan berbagai pihak salah satunya adalah pemerintah yaitu perhutani.

Pihak perhutani, telah memberikan akses bagi para pengusaha untuk memperoleh bahan baku, khususnya bagi anggota Asmindo. Selain itu, kerjasama juga dilakukan dalam rangka membasmi illegal logging yang masih marak terjadi di Indonesia.

Selain dengan pemerintah, Asmindo pun melakukan kerjasama dengan pihak lain, salah satunya adalah PT Traya Eksbisi International dalam rangka menggelar pameran furniture Indonesia. Pameran yang menargetkan business to business ini, menyasar 3.500 buyer dari dalam dan luar negri.

Saat ini sudah terdaftar 1.978 buyer dari 87 negara, sehingga ia pun menargetkan transaksi bisa mencapai US$ 700 juta. Para buyer sendiri rata-rata berasal dari industri hotel, restoran, dan café. Harapannya dengan adanya pameran ini, pengusaha Indonesia dapat bertemu dengan konsumen secara langsung dari berbagai penjuru dunia.

Mereka juga diharapkan bisa bertukar ide dan inovasi baik dengan pengusaha lain ataupun buyer mereka. Dengan begitu, para pengusaha furniture pun menjadi lebih terbuka dengan berbagai ide, tren, dan inovasi terbaru yang sedang berkembang saat ini di dunia.

Meskipun menargetkan pasar internasional, Taufik mengakui bahwa pasar Indonesia masih memiliki potensi yang besar untuk industri furniture. Ia berharap agar para pengusaha furniture tidak hanya berfokus pada pasar internasional saja, melainkan juga fokus dengan pasar dalam negri.

Saat ini, pasar furniture Indonesia masih dikuasai asing, sementara para pengusaha lokal, justru sibuk ekspor ke berbagai negara. Ia pun menegaskan pentingnya menguasai pasar lokal, mengingat jumlah penduduk Indonesia yang cukup besar, sehingga memiliki potensi market yang lebih baik. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved