PT Astra Graphia Tbk meraih pendapatan Rp 1,6 triliun hingga kuartal III-2015. “Kami menargetkan pendapatan tahun ini tumbuh 13% dibanding tahun lalu menjadi Rp 2,5 triliun,” kata Dirut Astra Graphia, Herrijadi Halim di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (16/11).

Pada periode yang sama, realisasi laba mencapai Rp 160 miliar. Bisnis utama perseroan, yakni layanan solusi dokumen menyumbang 90% dari perolehan laba. Namun, perseroan juga ingin memperbesar kontribusi anak perusahaan terbarunya, PT Astragraphia Xprins Indonesia (Xprins).

“Kami telah menyuntikkan modal ke anak usaha yang bergerak di office supplies, termasuk printing, dan juga jasa kurir sebesar Rp50 miliar untuk dana operasional dan bisnis mereka,” kata dia.

Xprins merupakan anak usaha Astra Graphia karena sahamnya dimiliki 99,9% oleh Astragraphia dan 0,1% sahamnya dimiliki oleh PT Astra Graphia Information Technology (AGIT), yang juga dimiliki Astragraphia dengan kepemilikan saham lebih dari 99,99%.

Herrijadi menjelaskan, pendapatan masih tumbuh 13% di tengah situasi ekonomi yang belum kondusif karena jeli memilih strategi yang pas di tengah perlambatan ekonomi. Perusahaan yang sudah melantai di bursa sejak 26 tahun lalu itu akan mendorong bisnisnya menjadi rental bisnis. “Jadi bagaimana mengubah capex menjadi opex,” katanya.

Tahun ini, belanja modal perseroan sekitar Rp 200 miliar. Sebagian digunakan untuk membuka cabang baru. “Ekspansi tahun depan memperluas jaringan dengan menambah beberapa cabang di Jakarta,” katanya.

Astra Graphia saat ini memiliki 29 kantor cabang dan 89 titik layanan yang tersebar di seluruh Indonesia. Menurut dia, kehadiran cabang baru akan membuat pasar perseroan menjadi lebih baik.

Untuk membuka satu kantor cabang, lanjut dia, tidak dibutuhkan modal yang terlalu besar. Hal ini tidak sebanding dengan hasilnya yakni pengembangan operasional penjualan secara langsung maupun tidak langsung. “Cabang baru nanti di sekitaran Jabodetabek,” katanya.