Management Editor's Choice Strategy

Astra International Mempersiapkan Pola Kepemimpinan yang Sustainable

 Astra International Mempersiapkan Pola Kepemimpinan yang Sustainable

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan diberlakukan tahun 2015 nanti. Sejumlah perusahaan sudah mulai mempersiapkan diri untuk menghadapi pasar bebas tersebut, salah satunya adalah Astra Internasional. Aloysius Budi Santoso, Chief Corporate Human Capital Development Astra International, mengungkapkan, bahwa globalisasi pasti datang, dan sekarang adalah saatnya untuk menyiapkan pola kepemimpinan yang sustainable.

Ia menjelaskan, bahwa dalam kenyataannya, generasi yang baru, yaitu Gen Y, akan lebih mendominasi di lingkup karyawan Astra, yang besarnya sekarang adalah 67%. “Pada tahun 2020 ke depan akan menjadi leader-leader Astra, dan kita harus menyiapkan preparing tersebut. MEA di 2015 bicara tentang globalisasi, dengan demikian apa yang kami persiapkan kalau kita mempelajari data dari Accenture, ternyata cocok,” ujar pria yang biasa disapa Budi tersebut.

aloysius

Untuk menghadapi globalisasi tersebut, Astra membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang sesuai dengan values Astra, setelah itu baru kompetensi mereka. “Kami bukan mencari orang yang punya kemampuan tinggi, tetapi yang mempunyai values yang mirip (dengan Astra) kemudian bisa berkolaborasi dengan tim yang ada. Values itu penting,” tegas Budi.

Setelah itu, Budi mengakui bahwa kompetisi akan semakin sengit, karena MEA akan benar-benar terbuka dan pastinya akan lebih banyak player yang masuk, apalagi sekarang Indonesia dianggap sebagai pasar yang menggiurkan. Tetapi, Astra tidak menganggap ini bukan sebagai kekhawatiran, melainkan tantangan.

“Kalau khawatir kan konotasinya kita takut. Pada akhirnya inilah hidup yang harus kita hadapi, jadi kita melihat sebagai sebuah tantangan,” lanjutnya.

Astra akan mempersiapkan segala lini, mulai dari front liner, back liner, maupun strategi bisnis mereka , untuk menjamu era global yang akan segera datang. Berikut penuturan A. Budi Santoso kepada Ferdi Julias Chandra dari SWA Online:

Aloysius(tegak)

Apa persiapan yang dilakukan oleh Astra untuk menghadapi MEA 2015?

Ini tidak secara sadar atau secara spesifik kita lakukan untuk MEA, tapi kami pada waktu itu berpikir bahwa globalisasi pasti datang, kemudian kita harus menyiapkan pola kepemimpinan secara sustainable ke depan, kemudian kenyataan hidupnya bahwa generasi yang baru, yaitu Gen Y, itu menjadi lebih mendominasi daripada pegawai-pegawai kita (67%), yang nantinya pada tahun 2020 ke depan akan menjadi leader-leader Astra, dan kita harus mempersiapkan preparing tersebut. Sekarang ternyata MEA di 2015 bicara tentang globalisasi, dengan demikian apa yang kami persiapkan kalau kita mempelajari data dari Accenture ternyata cocok, seperti itu.

Bagaimana pemetaan SDM-nya? Apakah sudah disiapkan dari jauh-jauh hari?

Sebetulnya menaikkan skill dari SDM sudah lama menjadi bagian dari tradisi kita, hanya sejak 4 tahun lalukita lebih sistematis lagi, lebih agresif, dalam meningkatkan skill karyawan untuk menghadapi kompetisi yang kita yakini akan makin tough di masa depan.

Bagaimana cara untuk me-manage mereka?

Me-manage mereka pada dasarnya yang paling penting mereka ini kan ingin bisa muncul, jadi kita beri mereka kesempatan untuk muncul mengaktualisasikan diri di dalam organisasi. Yang kedua mereka tidak ingin punya banyak jarak dengan manajemen, maka kita tidak terlalu birokrasi banget. Pimpinan-pimpinan kita kalau diskusi dengan yang lebih muda tidak pasang jarak, dan tentu kembali kita berikan tantangan yang tepat kepada mereka semua sehingga mereka meresa happy bekerja di tempat kami.

Bagaimana cara menjaga karyawan agar tidak dibajak oleh perusahaan lain? Terutama untuk Gen Y, bagaimana caranya untuk menahan hasrat mereka yang selalu ingin mencoba yang lebih?

Ya betul sekali, tetapi kami melihat di tempat kami masih banyak juga Gen Y yang bisa engage dengan kami.

Apa yang menjadi acuan Astra dalam merekrut karyawan?

Values. Apakah nilai-nilai mereka cocok dengan kita. Baru sesudah itu kita bicara kompetensi, seperti itu. Kami bukan mencari orang yang punya kemampuan tinggi, tetapi yang mempunyai values yang mirip kemudian bisa berkolaborasi dengan tim yang ada. Values itu penting. Contohnya, jika kita percaya denga super team, kemudian ada orang yang ingin menonjol sendiri, ya akan berlawanan dua-duanya, baik orangnya ataupun organisasinya, itu contoh paling sederhana mengapa values penting.

Bagaimana Astra akan menghadapi MEA 2015?

Kita sangat open terhadap keterbukaan itu dalam konteks kita sebagai user, sebagai pemakai tenaga kerja, kita open, tidak berusah menghalang-halangi, apapun tujuannya, asal sesuai dengan rekruitmen kita.

Apakah ada kekhawatiran dari Astra dengan diberlakukannya MEA?

Kami menganggap ini bukan sebagai kekhawatiran, tetapi tantangan. Kami yakini bahwa kompetisi akan semakin tough, karena ini benar-benar terbuka, kemudian semakin banyak player yang masuk. Kalau khawatir kan konotasinya kita takut. Pada akhirnya inilah hidup yang harus kita hadapi, jadi kita melihat sebagai sebuah tantangan.

Apa dampak MEA bagi Astra?

Secara jujur kami masih menelaah dengan detail, jadi mungkin terlalu dini untuk melihat dampaknya, tapi logikanya bahwa kalau makin banyak orang masuk ke Indonesia dan dianggap market yang menarik, maka kompetisi akan semakin kencang, kalau kompetisi semakin kencang akan ada impak ke bisnis kita. Tapi selama kita masih bisa mampu mengatasi kompetisi tersebut kita masih bisa mempertahankan pertumbuhan kita dan seterusnya.

Bagaimana cara memenangkan kompetisi tersebut?

Kami harus lebih siap di semua lini, di semua fungsi, itu saja.

Apa yang dilakukan untuk mengisi lini-lini tersebut?

Kita harus mempertajam seluruh kekuatan kita, mulai dari front liner, back liner, kemudian masalah SDM, kemudian strategi dari bisnisnya kita terus mempertajam.

Kami masih terus merumuskan strategi yang lebih detail, karena semua orang masih mengira-ngira akan seperti apa? Apakah regulasinya siap? Apakah harmonisasi regulasi antar negara ASEAN siap? Mungkin tidak semudah itu. Tetapi persiapan-persiapan (menghadapi MEA) harus kita lakukan. (***)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved