Management

Bangun Cargo Village, Soetta Benchmark Asing

Oleh Admin
Bangun Cargo Village, Soetta Benchmark Asing

Pembangunan terminal kargo baru, yakni cargo village, di Bandara Internasional Soekarno-Hatta dijadwalkan akan dimulai tahun 2014. Diharapkan, terminal kargo baru ini bisa mencontoh yang sudah ada di luar negeri, seperti cargo village di Dubai, Uni Emirat Arab.

“Teman-teman kita minta benchmarking ke Hong Kong, Dubai, untuk penanganannya, domestic handling, SDM (sumber daya manusia) harus berbudaya, profesional,” jelas Tri S Sunoko, Direktur Utama PT Angkasa Pura II, di sela-sela seminar mengenai Soekarno-Hatta Cargo Village yang diadakan oleh komunitas Soekarno-Hatta Trade Facilitation Committee, di Jakarta, Selasa (19/2/2013).

Komunitas Soekarno-Hatta Trade Facilitation Committee menyelenggarakan seminar bertema Soekarno-Hatta Cargo Village Bagian Integral dari Bandar Udara Kelas Dunia, di Jakarta, Selasa (19/2/2013).

Memang, cargo village adalah salah satu bagian yang penting dari sebuah bandara internasional. Terminal kargo ini merupakan suatu kawasan yang menjadi pusat kegiatan kargo udara. Lazimnya, sebuah cargo village dilengkapi dengan berbagai fasilitas pergudangan dan bangunan yang dirancang khusus untuk melayani aktivitas pengelolaan kargo.

Sejumlah bandara internasional tercatat sudah mempunyai cargo village. Misalnya saja, di Dubai, ada terdapat Dubai Cargo Village (DCV), yang mempunyai fasilitas mutakhir, karena selalu dimodernisasi sejak tahun 1991. Bahkan, pada tahun 2008, DCV menyelesaikan proyek Mega Cargo Terminal untuk meningkatkan kapasitas pelayanannya, yakni menjadi mampu untuk menangani 1,8 juta ton kargo per tahun, dan melayani sekitar 25.279 pesawat kargo sepanjang tahun. Pergantian nama pun dilakukan, yakni menjadi Dubai International Cargo Gateway.

Akan tetapi, Dubai tidak puas sampai di situ saja. Dubai berambisi untuk menjadi penghubung (hub) yang ideal untuk penerbangan transit dari Asia Pasifik, Asia Selatan, Timur Tengah, Eropa, hingga Australia, menuju Eropa. Demi mewujudkan ambisinya itu, Dubai akan membangun bandar udara internasional “World Central Dubai”, dengan membangun kembali dan memperluas dua bandara, yakni Bandara Internasional Jebel Ali dan Bandara Kota Jebel Ali.

Dalam World Central Dubai, cargo village pun akan dibangun dengan target kapasitas yang bisa ditangani 120 juta ton kargo per tahun, pada pengoperasian pada tahun 2017. Kapasitas tersebut tentu masih jauh ketimbang target pengoperasian cargo village di bandara Soetta nantinya, sebesar 1,5 juta ton kargo. Maka dari itu, adalah suatu hal yang wajar, jika pembangunan cargo village di Indonesia berkaca pada fasilitas serupa yang sudah ada seperti di Dubai, maupun di Hong Kong.

“Hong Kong is the best, tirulah yang terbaik. Kalau belajar dari yang terbaik. Hong Kong hampir 5 juta ton, ya 4,9 juta ton (persisnya). Kita belajar pada yang terbaik masa belajar pada yang nanggung-nanggung,” tegas Tri.

Dalam kesempatan yang sama, Batara Silaban, Direktur Teknik dan Pengelolaan Armada Garuda Indonesia, berharap bahwa bandara Soetta bisa membuat fasilitas kargo yang berkelas dunia. “Kita harapkan pengertian world class di sini, pertama, adalah orangnya,” jelas dia. Hal yang lain yang perlu diperhatikan adalah pengelolaan cargo, bea dan cukai, gudang, hingga airmail center.

Tak lupa, ia juga berpendapat, agar operator terminal kargo di bandara Soetta nantinya bisa melihat kinerja operator di sejumlah tempat di dunia, seperti di Dubai. Karena, ia memandang, warehouse operator, seperti Emirates dan Dnata di Dubai, sudah berkelas dunia. “Untuk Cengkareng, ya tentunya kita berharap ada sinergi antarpelaku kepentingan untuk mendesain cargo village,” tandas Batara. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved