Management

BCA, Bangun Tata Kelola SDM yang Serba Digital

BCA, Bangun Tata Kelola SDM yang Serba Digital

Pengembangan sumber daya manusia (SDM) di PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) merupakan prioritas utama untuk meningkatkan kualitas pegawai agar bisa menyokong pertumbuhan bisnis dalam jangka pendek hingga jangka panjang. Bank ini memberikan beragam pelatihan kepada 24.330 karyawannya. Porsi pegawai muda BCA, kelahiran 1981-1995, sebesar 44% dari jumlah total karyawan tersebut.

Pandemi Covid-19 mengakselerasi perubahan perilaku nasabah yang beralih ke layanan keuangan digital. Di sisi lain, BCA menghadapi kompetisi bisnis yang sengit dari perusahaan teknologi finansial (fintech) yang menyodorkan beragam jasa dan produk, antara lain pinjaman kredit mikro dan investasi.

Divisi SDM BCA menyikapi tantangan ini sebagai peluang untuk memacu transformasi internal agar bisa memenangi persaingan bisnis di masa kini dan masa depan. Untuk itu, BCA menginisiasi HR Transformation serta membekali beragam keterampilan kepada karyawannya.

Rudi Lim, Executive Vice President Human Capital Management BCA, menjelaskan, pandemi Covid-19 merupakan tantangan baru yang dihadapi seluruh perusahaan saat ini, tak terkecuali BCA. “Saat ini, BCA sedang melakukan HR Transformation. Salah satu fokus HR Transformation BCA adalah di bidang digital. Untuk menghadapi disrupsi teknologi, BCA mempersiapkan kapabilitas karyawan agar mampu beradaptasi dengan kemajuan teknologi dan bergerak secara agile untuk menjadi bagian dari perubahan,” tutur Rudi.

Dia mengatakan, serangkaian program HR Transformation itu dapat meningkatkan daya saing BCA dan menjadikan karyawannya lebih unggul dibandingkan karyawan perusahaan lain, meskipun dihadapkan pada tantangan masa kini. “Dengan HR Transformation, seluruh elemen di dalam perusahaan bergerak untuk mendukung perubahan ini. Penyediaan tools pendukung, peluncuran berbagai campaign, pembekalan SDM, serta penyesuaian proses kerja akan membawa BCA menjadi perusahaan dengan SDM yang siap untuk menghadapi tantangan ke depannya,” paparnya.

Program HR Transformation tersebut meliputi aspek strategi, struktur, sistem, skills, dan shared value.

Strategi

Strategi transformasi SDM BCA dimulai dengan perencanaan SDM melalui Man Power Planning (MPP) yang dilakukan setiap tahun. Melalui proses ini, diharapkan kebutuhan SDM di unit kerja dapat disampaikan kepada manajemen untuk dianalisis dan disepakati.

Perencanaan tersebut kemudian dilanjutkan dengan upaya sourcing yang lebih luas dan mengedepankan employer value proposition sebagai company branding. BCA juga fokus pada digitalisasi dan otomasi proses di bidang rekrutmen dengan tujuan menjangkau seluas-luasnya talenta melalui media sosial, serta meningkatkan applicant experience selama menjalani proses rekrutmen dan seleksi.

Setelah lolos seleksi, karyawan BCA menjalani program pengembangan karier berkelanjutan, dimulai saat pekerja mulai bergabung melalui program management trainee atau melalui program induksi selama setahun. Untuk menunjang kebutuhan leader di masa mendatang, BCA juga mengadakan berbagai program bagi key talent-nya. Antara lain, Leader Acceleration Program untuk mempercepat kesiapan suksesor pemimpin BCA di masa depan, Advisory Program untuk memberikan arahan dan bimbingan kepada calon pemimpin untuk membangun dan memperkuat karakternya sesuai dengan nilai-nilai BCA, dan Branch Manager Buddy, yaitu pendampingan bagi pemimpin cabang baru agar dapat menjalankan tugasnya dengan optimal.

Struktur

Dalam struktur organisasi HR, setelah Direktur Sumber Daya Manusia, manajemen BCA membagi tugas dan tanggung jawab pengelolaan SDM ke dalam dua divisi, yaitu Human Capital (HC) Management dan Learning and Development. Pada setiap divisi tersebut terdapat unit khusus yang fokus pada inovasi teknologi dan aplikasi yang dapat digunakan dalam proses manajemen SDM ataupun dalam proses pembelajaran.

Di Divisi HC Management terdapat unit bisnis Partner, Rekrutmen, dan Kebijakan yang menyiapkan pelatihan, proses kerja, dan kebijakan terbaru. Adapun Divisi Learning and Development terus mencari metode pelatihan yang paling efektif bagi pekerja sekaligus menyelenggarakan pembekalan ilmu-ilmu baru bagi pekerja agar Insan BCA dapat terus memperkaya dirinya dengan pengetahuan baru yang sesuai dengan tuntutan zaman.

“BCA dapat mengakomodasi pengelolaan sumber daya yang didasarkan pada kualitas kemampuan dan keterampilan individu, serta memungkinkan proses belajar berlangsung terus-menerus selama pekerja tersebut berada di BCA,” kata Rudi.

Sistem

Selain membekali pekerja dengan berbagai ilmu terkait teknologi dan digitalisasi, BCA juga menyediakan berbagai peranti (tools) HR, antara lain HC Inspire (aplikasi di perantibergerak/mobile application yang digunakan untuk mengajukan transaksi seputar kepegawaian), MyXperience (media sosial internal BCA untuk berbagi informasi serta pengenalan karyawan), dan MyGrowth (aplikasi untuk mendukung proses performance management dan appraisal pekerja).

“BCA juga memiliki program Digital Buddy (D_Dy) yang menugaskan karyawan untuk membantu karyawan lainnya dapat beradaptasi lebih cepat dengan teknologi. D_Dy adalah wujud nyata komitmen BCA untuk terus mendukung pembelajaran dan pendampingan diinternal BCA,” ungkap Rudi.

BCA pun mengimplementasikan teknologi terbaru. Antara lain, artificial intelligence (AI), dengan membuat chatbot khusus SDM bernama EViA (Employee Virtual Assistant); Robotic Process Automation (RPA), untuk melakukan otomasi dan simplifikasi proses operasional; serta machine learning untuk membuat kajian-kajian data analitics.

Skills

Keterampilan setiap Insan BCA terbagi dalam dua kategori, yaitu soft skill dan hard skill. Karyawan dibekali dengan berbagai program pelatihan. Misalnya, pelatihan kandidat pemimpin, dengan memberikan kursus terkait agile leadership agar mereka dapat berperan sebagai motor penggerak budaya agile dan kolaboratif.

Selain itu, juga membangun budaya kerja inovatif melalui ajang BCA Innovation Award untuk menuangkan ide inovasi kreatifnya, menyesuaikan proses kerja dan tools sesuai dengan kebutuhan bisnis, meningkatkan kemampuan mengenal nasabah berdasarkan data analitics, serta mengembangkan kualitas keterampilan pegawai, seperti menambah kapabilitas tim TI.

Karyawan non-TI pun dibekali dengan skill TI, seperti low-code programming dan machine learning, agar dapat mengembangkan solusi digital yang dibutuhkan unit kerjanya. “Selain itu, BCA juga melakukan reskilling dan retraining bagi pekerja non-TI agar dapat beradaptasi dengan sistem perbankan digital,” ujar Rudi.

Shared Values

BCA memiliki BCA Way untuk memberikan performa terbaiknya dan mendukung bisnis perusahaan secara maksimal dengan merumuskan 4 Tata Nilai BCA (Customer Focus, Integrity, Teamwork, dan Continuous Pursuit of Excellence), menanamkan pentingnya team engagement, membangun semangat One BCA (One Goal, One Soul, One Joy) untuk meningkatkan kerjasama antar-unit di BCA. Ada pula nilai-nilai Senada (Senantiasa di Sisi Anda), yang dipegang Insan BCA untuk menghadapi tantangan internal dan eksternal melalui penerapan nilai Setia, Naungi, dan Dampingi kepada seluruh stakeholder BCA.

“Selain itu, dengan Senada, BCA memastikan adanya transfer values dari generasi lama ke generasi baru di BCA, sehingga nilai dan tujuan BCA tetap dibawa oleh pekerja BCA lintas generasi,” Rudi menambahkan.

BCA pun selalu menekankan pola pikir yang berorientasi pada pertumbuhan (growth mindset) serta cara kerja yang agile agar setiap pekerja siap menghadapi berbagai tantangan dan dinamika perkembangan bisnis. Termasuk menyikapi kemajuan teknologi, baik yang terjadi saat ini maupun di masa mendatang (*)

Sri Niken Handayani & Vicky Rachman

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved