Management Strategy

Bisnis Indonesia-Papua Nugini Belum Maksimal

Oleh Admin
Bisnis Indonesia-Papua Nugini Belum Maksimal

Dari sisi letak, Papua Nugini sebenarnya adalah tetangga Indonesia. Akan tetapi, sekalipun dekat, hubungan bisnis kedua negara ini belumlah maksimal. Karena itu, pelaku usaha kedua negara berniat untuk meningkatkan hubungan bisnis menggarap potensi yang ada.

Suryo Bambang Sulisto, Ketua Umum Kadin Indonesia

“Saya melihat Papua Nugini ini negara yang punya potensi besar, tapi selama ini kurang dapat perhatian dari kita (Indonesia),” terang Suryo Bambang Sulisto, Ketua Umum Kadin Indonesia, di sela-sela acara pertemuan dengan delegasi bisnis Papua Nugini, di Jakarta, Selasa (18/6/2013).

Menurut dia, perhatian Indonesia justru lebih kepada negara yang letaknya cukup jauh, seperti China. Papua Nugini yang merupakan negara tetangga Indonesia malah luput dari perhatian. Dari sisi nilai, perdagangan kedua negara terbilang kecil. Dalam sepuluh tahun terakhir, perdagangan keduanya berfluktuasi, yakni sebesar US$ 40,6 juta pada tahun 2001 dan mencapai titik tertinggi dengan US$ 443 juta pada tahun 2011.

Selama ini, sebut dia, hubungan bisnis Indonesia dengan Papua Nugini sifatnya tidak langsung. “Hubungan kita ke sana harus lewat Singapura, harus lewat Australia. Selama ini tidak ada hubungan langsung. Jadi, memang itu yang barangkali membuat kita kurang perhatian ke sana. Tapi dengan adanya hubungan langsung, saya kira akan lebih banyak pengusaha kita yang ke sana dan sebaliknya.”

Padahal, Suryo menyebutkan, perekonomian Papua Nugini sebenarnya hampir sama dengan Indonesia. “Kalau pertumbuhan ekonomi kita 6 persen, mereka 8 persen,” imbuh dia.

Oleh sebab itu, sebagai langkah nyata meningkatkan hubungan bisnis, Kadin Indonesia pun menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Kadin setempat. Penandatanganan MoU dilakukan oleh Suryo selaku Ketua Umum Kadin Indonesia dengan John Leahy, Presiden Kadin Papua Nugini.

Tujuan MoU adalah untuk mempromosikan dan meningkatkan kemitraan kolaboratif dalam perdagangan dan industri antara kedua negara. Dengan ditandatanganinya MoU tersebut diharapkan kedua pihak bisa bertukar data dan informasi bisnis secara berkala, meningkatkan perdagangan dan investasi, serta memfasilitasi dan memberikan bantuan untuk pelaksanaan misi perdagangan, pameran, dan kegiatan bisnis lainnya.

“Jelas ada banyak potensi yang belum dimanfaatkan untuk kerja sama di antara Indonesia-Papua Nugini. Kita perlu menemukan jalan kolaborasi yang baru untuk memastikan hubungan bisnis yang lebih stabil dan berkelanjutan. Ada beberapa sektor yang kita dapat kembangkan bersama-sama, seperti pertanian dan energi,” pungkas Suryo.

Sebagai informasi, hari ini, Kadin Indonesia menerima kunjungan 100 orang delegasi bisnis yang dipimpin langsung oleh Peter Charles Paire, Perdana Menteri Papua Nugini, di Jakarta. Para delegasi bisnis dari negara tersebut adalah pelaku usaha yang bergerak di bidang perhubungan (transportasi dan logistik baik udara maupun laut) dan energi (seperti listrik, minyak, dan gas).

Kunjungan ini merupakan tindak lanjut dari kunjungan Menteri BUMN Papua Nugini pada Mei Lalu yang mengagendakan sejumlah kerja sama, antara lain pembukaan jalur penerbangan kerja sama Air Nugini dengan Garuda Indonesia, suplai listrik dan pembangkit listrik di Jayapura ke Vanimo dan Aitape, kemitraan pengembangan eksplorasi pertambangan dan industri pertanian di daerah sekitar perbatasan Indonesia-Papua Nugini, pembangunan jalan darat dari utara ke selatan di daerah perbatasan Papua Nugini, serta peluang kerja sama investasi lintas batas di bidang telekomunikasi, energi, dan pariwisata, serta sektor lainnya. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved