Management

Combiphar Remajakan Merek Hingga Bentuk Komunitas Digital

Combiphar Remajakan Merek Hingga Bentuk Komunitas Digital

Combiphar telah mengubah setiap strategi pemasarannya dengan mengedepankan kebutuhan dan menyesuaikanya dengan perilaku konsumen. Mulai dari melakukan peremajaan merek, menggebrak pasar dengan kampanye interaktif, hingga membentuk komunitas digital. Itu dilakukan Combiphar demi memuaskan para pelanggannya di era digital.

Vice President Consumer Healthcare and Wellness Combiphar, Weitarsa Hendarto mengatakan, era digital membuat peran atau kuasa konsumen menjadi lebih besar. Konsumen yang tidak puas atas sebuah produk dengan mudahnya menyebarkannya ke khalayak luas dan menjadi viral, sebaliknya konsumen yang puas dengan sukarela akan memberi pujian dan merekomendasikannya kepada orang lain dan menjadikannya brand ambassador gratis bagi sebuah produk.

“Kita harus bisa menangkap apa yang menjadi kebutuhan konsumen dan bagaimana memuaskannya. Kita harus buat brand yang mampu menciptakan komunikasi interaktif dan engaging kepada konsumen. Komunikasi tidak hanya informatif tapi interaktif. Membawa kampanye yang besar itu ke dalam dunia digital tanpa mengerti perilaku konsumen, kemungkinan besar akan gagal,” ungkap Weitarsa Hendarto.

combiphar-edukasi-anak-muda

COMBIHOPE Healthy Living Education di SMA Cinta Kasih Tzu Chi.

Karena itulah, sejak tiga tahun lalu, Combiphar setiap bulannya melakukan consumer tracking untuk mengetahui indikasi kepuasan konsumen. Mengukur brand awareness dan brand equity, seberapa puas konsumen terhadap produk Combiphar dan seberapa sering mereka merekomendasikannya ke konsumen lain.

“Dari langkah ini pula, kami kemudian meremajakan merek OBH Combi yang sudah dikenal selama 44 tahun dan sudah sangat kuat di kalangan masyarakat. Brand dibuat lebih modern dan bisa relevan untuk konsumen muda. Logo diubah tapi tetap familiar untuk konsumen lama. Kami juga mengubah botolnya menjadi lebih modern,” jelas Weitarsa.

Combiphar juga menyebarkan kampanye positif yang interaktif di media sosial. Salah satu kampanye besar yang dilakukan Combiphar adalah meluncurkan tagline “Kalahkan Batuk, Teruslah Melaju”. Combiphar tidak hanya menyebarkannya di televisi atau Koran/majalah namun juga media fv atau di print tapi juga media digital. Media digital menjadi sangat relevan bagi target pasar Combiphar yang saat ini diperluas ke anak muda.

“Kami melakukan integrasi antara below the line dan juga above the line. Salah satu contoh, kami lakukan subkampanye, Lovermula, kami ingin sampaikan bahwa untuk sembuh tidak hanya butuh 1 formula saja tapi juga butuh kasih sayang. Kami meluncurkan video youtube yang tidak hanya membicarakan tentang brand tapi juga menyampaikan pesan bahwa pentingnya kasih sayang dari orang terdekat dalam proses penyembuhan,” jelas dia.

Selain itu, kata Weitarsa, Combiphar juga membentuk komunitas digital, Ibu dan Aku, di facebook dan website. Saat ini, sudah ada 1,3 juta fans dari komunitas tersebut. Melaui komunitas itu, Combiphar tidak hanya mengkomunikasikan tentang brand, tapi juga memberikan edukasi mengenai hidup sehat.

“Di level digital, hal ini penting untuk menjaga tingkat ketertarikan dan engagement konsumen karena semudah itu like semudah itu juga untuk unlike. Jadi tantangannya adalah terus membawa konten-konten yang relevan dan memiliki nilai tambah untuk konsumen,” ungkap dia.

Langkah Combiphar itu, ujar Weitarsa, pada akhirnya mampu memenuhi define kepuasan pelanggan yang menjadi visi perusahaan. Bagi Compihar, kepuasan pelanggan adalah the ultimate goal, sehingga Combiphar membuat brand yang menjadi kepercayaan konsumen.

“Jika konsumen puas dengan produk, dia akan loyal dan juga akan merekomendasikan produk ke orang lain. Dampaknya ke penjualan, penjualan OBH Combi misalnya, tumbuh dua digit dalam tiga tahun. Berdasarkan Nielsen, pangsa pasar kami juga 20% pada 2015 lalu,” jelas dia. (Reportase: Maria Hudaibyah Azzahra)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved