Management

Di Tengah Krisis Eropa, Perdagangan Belanda-Indonesia Masih Kuat

Di Tengah Krisis Eropa, Perdagangan Belanda-Indonesia Masih Kuat

Tahun ini menjadi momen penting peningkatan perekonomian Indonesia di tengah-tengah naik-turunnya kondisi perekonomian dunia. Sejumlah peluang kerja sama dan investasi harus diraih melalui kegiatan-kegiatan promosi serta dialog ekonomi lintas-batas untuk membuka mata dunia akan potensi dan peluang di Indonesia.

Satu kegiatan yang signifikan juga dilakukan beberapa waktu lalu. Indonesia Nederland Society (INS) dan Departemen Luar Negeri Belanda menyelenggarakan seminar “Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di abad ke-21”: Tantangan dan peluang bekerja sama dengan pasar berkembang ketiga di Asia . Forum tersebut dihadiri lebih dari 80 perwakilan tingkat tinggi dari pemerintah Indonesia dan Belanda, dan dari industri.

Kegiatan seminar yang dihadiri oleh Retno L.P Marsudi, Duta besar Republik Indonesia untuk Belanda, dibuka oleh Mr Robert Schuddeboom, Perwakilan Khusus Belanda untuk Bisnis, Perdagangan dan Industri, dan Mr Jesse Kuijper, Ketua dewan INS. Keduanya menekankan perlunya untuk membina hubungan kerja sama dengan Indonesia. Menurut Mr Kuijper, “Belanda semakin perlu melihat keluar garis perbatasannya, kami perlu menemukan mitra yang tepat.”

Mantan Menteri Luar Negeri Belanda, Mr Bernard R. Bot, memberikan catatan dalam kata pengantarnya bahwa ia lebih memilih untuk menyebut Indonesia sebagai pasar yang maju dari pada pasar yang berkembang. Dia menekankan hubungan yang telah ada dalam waktu yang cukup lama dan luas cakupannya antara Belanda dan Indonesia, dan menggarisbawahi pentingnya memelihara hubungan tersebut.

Pembicara utama dalam forum tersebut adalah Fauzi Ichsan, Managing Director sekaligus Senior Economist Standard Chartered Bank Indonesia. Di dalam sambutannya, Ichsan membahas pertumbuhan ekonomi Indonesia di abad ke-21 dan peluang-peluang serta tantangan-tantangan bagi perdagangan dan investasi.

Menurut Ichsan, kisah sukses Indonesia meliputi tiga pilar, yaitu: konsumsi domestik, komoditas, dan potensi pengembangan infrastruktur.

Dia memberikan catatan bahwa perdagangan Belanda-Indonesia tetap relatif kuat meskipun dilanda krisis keuangan global, dan prospek perekonomian Indonesia merupakan salah satu optimisme relatif di tengah pesimisme global.

Ekonomi Indonesia saat ini mengalahkan ekonomi global, termasuk negara-negara dengan peringkat investment grade. Krisis ekonomi Asia di tahun 1998 telah menghasilkan lingkungan politik yang kondusif bagi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, bahkan pemilihan presiden mendatang di tahun 2014 yang akan datang, tidak tampak akan mempengaruhi hal ini.

Mr Bernard M. Van Ee, CEO dari Royal HaskoningDHV, memberikan tanggapan atas pidato Mr Ichsan, bahwa angka pertumbuhan Indonesia memang menakjubkan dan mereka harus memastikan hubungan ini menguntungkan kedua belah pihak agar bisa terus berlanjut. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved