Management Strategy

DNV GL Dorong Kemajuan Industri Jaringan Pipa

DNV GL Dorong Kemajuan Industri Jaringan Pipa

Wilayah Timur Indonesia dipandang sebagai permata baru bagi eksplorasi migas laut dalam (deepwater) di Indonesia. Kemajuan dari industri pipa akan membantu Indonesia dalam mencapai target produksi migas di 2014 sebesar 1,24 juta barel per hari.

pipaTerkait hal ini, DNV GL, penyedia utama dalam layanan konsultasi dan penjamin teknis industri jaringan pipa lepas pantai (offshore), menyelenggarakan sebuah seminar teknis berskala industri untuk mendiskusikan permasalahan sistem jaringan pipa secara menyeluruh; mulai dari perencanaan hingga pengoperasian yang dihadiri oleh lebih dari 100 eksekutif dan pejabat pemerintah di sektor minyak dan gas.

DNV GL Pipeline Day Jakarta 2013 bertujuan untuk mendorong terciptanya pemahaman mendalam terhadap tantangan dan tren masa depan di pasar yang menarik ini, juga mendiskusikan berbagai topik, antara lain tantangan-tantangan teknis dan praktik-praktik terbaik terkait dengan sistem jaringan pipa offshore, yang meliputi fase perencanaan, manufaktur, instalasi, dan operasional.

Memastikan bahwa sistem jaringan pipa yang sudah ada maupun yang baru dapat beroperasi dengan aman dan tepercaya merupakan hal yang sangat penting untuk ketahanan dan pasokan energi di tengah tantangan menurunnya cadangan minyak di wilayah barat Indonesia.

Roderick Swan, Country Director DNV GL Indonesia, mengatakan, “Sistem jaringan pipa merupakan investasi yang signifikan dan elemen kunci dari sektor industri. Sebagai salah satu dari lima pemain infrastruktur jaringan pipa terbesar di Asia-Pasifik, Indonesia merupakan pasar yang penting bagi DNV GL.” DNV GL telah beroperasi selama 20 tahun di Indonesia dan telah memberikan jasa konsultasi kepada banyak perusahaan Indonesia dan internasional dalam merancang dan mengembangkan sistem jaringan pipa mereka, serta memberikan konsultasi tanggap darurat dalam situasi krisis.

Kontribusi Indonesia dalam total jaringan pipa adalah 5,2% atau 13.752,5 km, dengan jalur pipa Natuna Timur-Filipina sebagai jalur pipa terpanjang. Sebagai tambahan pada infrastruktur yang sudah ada, terdapat tujuh proyek besar yang telah direncanakan akan mencapai 5.567 km, serta masih ada pula pengembangan lapangan offshore lain yang hingga saat ini sedang berlangsung, seperti ekspansi untuk lapangan Tangguh, Gendalo-Gehem, dan pengembangan lapangan Jangkrik.

Pemerintah Indonesia telah mengembangkan roadmap untuk meningkatkan produksi gas nasional, yaitu dengan menargetkan pembangunan infrastruktur yang akan selesai pada 2016. Sesuai dengan roadmap dari Pemerintah, belanja modal untuk pengembangan bawah laut di Indonesia, yang didalamnya juga termasuk aset-aset lain selain sistem jaringan pipa, diperkirakan akan tumbuh 360% dalam tiga tahun menjadi US$2,2 miliar pada 2016, dari US$620 juta pada 2013.

“DNV GL Pipeline Day Jakarta 2013 mempertemukan perusahaan-perusahaan migas utama di Indonesia untuk membahas mengenai berbagai tantangan dalam dunia migas dan mendukung industri untuk menemukan solusi dalam mencapai target produksi migas nasional,” kata Roderick. Pemerintah menargetkan total produksi migas nasional sebesar 1,24 juta barel setara minyak per hari pada 2014, dan berharap untuk menemukan cadangan ekonomis baru di wilayah Timur Indonesia di tengah berbagai tantangan.

Alex Imperial, Deepwater Technology Centre (DTC) Managing Director DNV GL mengatakan, “Dengan 40 tahun pengalaman kami di teknologi offshore dan deepwater, keahlian DNV GL akan sangat berharga untuk pengembangan lapangan offshore di Indonesia. Kami memiliki rekam jejak yang panjang dalam pengembangan jaringan pipa bawah laut dan terlibat dalam beberapa proyek utama di Indonesia. Pengalaman tersebut membuat kami memiliki pengetahuan yang mendalam tentang pasar dalam negeri serta tantangan teknis yang terkait dengan instalasi dan operasi sistem jaringan pipa bawah laut. Kami berharap seminar teknis ini menjadi forum yang permanen sebagai tempat bertemunya para pemain utama untuk saling berbagi ilmu dan mendiskusikan tren masa depan mengenai industri jaringan pipa dalam negeri.”

DNV GL siap membantu industri migas dalam menerapkan inovasi dan praktik teknologi yang dapat memainkan peran utama dalam industri jaringan pipa offshore Indonesia di masa depan, misalnya penerapan bahan konvensional, penerapan AUT (Automated Ultrasonic Testing) secara lebih luas untuk menjamin kualitas hasil las, dan metode peletakan pipa yang paling sesuai untuk instalasi bawah laut. DNV GL memiliki keahlian dan pengalaman mendalam untuk mengatasi situasi darurat yang membutuhkan respons yang tepat waktu, akurat, dan terkalkulasi, misalnya perbaikan jaringan pipa sewaktu masih dioperasikan.

Pada 2012, DNV GL meluncurkan Deepwater Technology Centre (DTC/Pusat Teknologi Laut Dalam) di Singapura untuk melayani maraknya proyek deepwater di seluruh wilayah Asia-Pasifik. “DTC telah menempati posisi mapan dan memiliki kredibilitassebagai pusat kompetensi yang menyediakan layanan jaminan dan saran teknis untuk mendukung industri migas dalam menghadapi tantangan eksplorasi dan produksi offshore secara berkelanjutan. Selain itu, DTC juga bertindak sebagai motor penggerak inovasi, dengan beberapa proyek penelitian dan pengembangan yang dikembangkan bersama industri dan akademisi,” kata Alex. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved