Management Strategy

Dua Bank Berikan Dukungan Lebih Lanjut untuk Ekspor-Impor

Dua Bank Berikan Dukungan Lebih Lanjut untuk Ekspor-Impor

Kegiatan ekspor-impor merupakan dua kegiatan utama dalam perdagangan internasional Indonesia. Kondisi ekspor yang masih melemah saat ini sangat membutuhkan dorongan dari berbagai pihak terkait, termasuk perbankan yang bisa membantu fasilitasi transaksi pembayaran ekspor-impor tersebut.

Dua bank yang dalam waktu berdekatan menggelar acara yang berhubungan dengan ekspor-impor adalah Bank Mandiri dan Bank Danamon. Jadi apa yang dilakukan kedua bank papan atas Indonesia ini dalam meningkatkan fasilitas ekspor-impor bagi para pengusaha di Indonesia?

Kegiatan ekspor impor di pelabuhan

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, pada hari ini (27/6), menggelar ASEAN Trade Processing Conference (ATPC). Ajang ini merupakan sarana sharing informasi antar berbagai stakeholder di bidang perdagangan nasional dan counterpart dari kawasan regional. Melalui event yang dihadiri oleh sekitar 300 pelaku sektor perdagangan dari dalam dan luar negeri tersebut, bank pelat merah ini berharap dapat membantu nasabah/calon nasabah dalam meningkatkan perdagangan internasional (ekspor dan impor), khususnya di regional ASEAN.

“Penerapan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada 2015 adalah sangat signifikan dalam banyak hal. Salah satunya one single window, tapi juga ASEAN akan menjadi satu kawasan ekonomi yang besar,” tutur Gita Wirjawan, Menteri Perdagangan Republik Indonesia, dalam keynote speech-nya saat membuka ATPC di Jakarta, Kamis (27/6).

Menurutnya, untuk itu Indonesia harus memastikan bahwa perpindahan (arus) barang harus dilakukan secara efektif. Dia juga mengingatkan mengenai kesiapan sektor perdagangan nasional menghadapi persaingan dengan negara tetangga.

Sementara, Budi G. Sadikin, Direktur Utama Bank Mandiri menjelaskan bahwa ATPC diharapkan dapat membantu stakeholder di sektor perdagangan internasional untuk mengidentifikasi kelemahan dari sistem yang ada seperti hambatan pada proses transaksi, serta menghadirkan ide-ide baru untuk memperbaiki sistem tersebut.

“Pasalnya, event ini membahas secara detil mengenai fasilitas perdagangan, proses perdagangan, penyederhanaan prosedur kepabeanan, perencanaan terkait kewajiban kepabeanan dan isu-isu lain terkait sektor perdagangan, pada umumnya,” ungkap Budi.

Budi menerangkan bahwa perseroan yang dipimpinnya tersebut berkomitmen untuk dapat membantu mempercepat proses perdagangan melalui berbagai layanan perbankan dan produk pembiayaan. Contohnya, penyediaan solusi transaction banking untuk sistem pembayaran biaya terminal handling, pajak ekspor-impor, biaya pengapalan dan asuransi.

Selain itu, Bank Mandiri juga memberikan jasa advisory(mengenai regulasi perdagangan internasional yang berlaku, risiko dan mitigasinya), pembiayaan pra pengapalan, pembiayaan pasca pengapalan, serta pembiayaan deferred payment (penundaan pembayaran impor) bagi para eksportir dan importir.

Pada periode Januari-Maret 2013, nilai ekspor yang dilakukan melalui Bank Mandiri tercatat US$14,73 miliar, tumbuh 11,6% yoy, sedangkan nilai transaksi impor tercatat tumbuh 11,6% yoy menjadi US$14,18 miliar. Adapun market share untuk transaksi ekspor pada Maret 2013 sebesar 32,4%, sedangkan untuk transaksi impor 31,2%.

Khusus untuk transaksi ekspor, perseroan telah menyalurkan kredit sebesar Rp9,9 triliun hingga Maret 2013 kepada eksportir atau rata-rata tumbuh 27,3% dalam tiga tahun terakhir. Pertumbuhan kredit ekspor Bank Mandiri mampu melampaui pertumbuhan pasar sehingga market share kredit ekspor Bank Mandiri terus meningkat yaitu dari 17,3% pada akhir tahun 2011, menjadi 20,4% pada Maret 2013.

Bank Mandiri juga telah mengembangkan layanan online Mandiri Global Trade untuk penanganan transaksi ekspor, impor, dan bank garansi, Mandiri Cash Management untuk mengelola likuiditas usaha dan layanan easy RTE (rincian transaksi ekspor) untuk pelaporan transaksi ekspor. “Laporan RTE yang dilakukan eksportir melalui kami, pada periode Januari-Maret 2013 mencapai US$4,34 miliar atau tumbuh 0,2% dibanding periode yang sama tahun lalu,” tambah Sunarso, Direktur Commercial dan Business Banking Bank Mandiri.

Event ini juga menampilkan beberapa diskusi panel yang masing-masing membahas tentang tantangan dan peluang perdagangan intra ASEAN serta standar proses dokumentasi, logistik dan trade facilitation. Di samping itu, diskusi panel juga membahas mengenai biaya, asuransi dan Freight vs FOB serta tren dan risiko ekspor.

Sementara, PT Bank Danamon Indonesia Tbk atau Bank Danamon, kemarin juga mengadakan acara peluncuran versi terbaru Standar Internasional Praktik Perbankan (International Standard Banking Practice/ISBP) oleh International Chamber of Commerce (ICC) atau Kamar Dagang Internasional. ICC merupakan organisasi bisnis internasional yang memiliki misi untuk mendorong perdagangan dan investasi antar negara.

Versi terbaru yang diluncurkan tersebut adalah yang pertama menggunakan Bahasa Indonesia, dan ditujukan untuk memberikan pemahaman dan pedoman yang lebih baik bagi pelaku ekspor dan impor Indonesia dalam transaksi perdagangan internasional, khususnya dalam penggunaan Letter of Credit (L/C).

ISBP yang diterbitkan oleh ICC merupakan suatu standar global untuk transaksi perdagangan antarnegara yang telah terbukti dapat meminimalisasi penyimpangan dan kesalahpahaman antar pelaku perdagangan dari negara-negara dengan hukum perdagangan dan perbankan berbeda. Seiring dengan perkembangan dan perubahaan kebiasaan dalam praktik perdagangan internasional, penerbitan ISBP versi terbaru ini diperlukan untuk menjamin kelancaran perdagangan di era globalisasi.

“Pemahaman yang baik atas ISBP akan mengurangi risiko dan biaya-biaya tak terduga bagi pengusaha yang melakukan perdagangan internasional sehingga potensi terjadinya permasalahan dan perselisihan dalam perdagangan internasional akan berkurang. Dengan demikian, kemampuan dan daya saing eksportir dan importir Indonesia akan meningkat,” kata Herry Hykmanto, Direktur Danamon, yang juga menjabat sebagai Chairman Banking Technique & Practice Commission ICC Indonesia.

Danamon yang diperkuat oleh tim kompeten dan berpengalaman di bidang trade finance mendukung penyempurnaan dari standar internasional ini melalui bantuan teknis dalam perancangan versi ISBP terbaru khususnya dalam pembuatan versi Bahasa Indonesia.

“Kami yakin potensi perdagangan Indonesia di masa mendatang sangat besar dan akan menjadi salah satu pendukung dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia . Dengan dukungan dari standar internasional yang komprehensif dan terkini serta mudah dipahami, kami saat ini berada dalam posisi yang tepat untuk bermitra dan membantu nasabah kami mencapai tujuan bisnisnya secara efektif,” ucapnya.

Gary Collier, Ketua ICC Paris, juga menjelaskan bahwa ICC sangat menghargai dukungan Danamon, BNI, Bank SBI Indonesia, Bank OCBC NISP, BRI, Bank Mayapada Internasional, Bank BJB, dan Bank Muamalat dalam penerbitan versi terbaru ISBP ini, terutama untuk versi Bahasa Indonesia.

“Kami yakin pemahaman yang lebih baik terhadap ISBP bagi para pengusaha Indonesia akan secara langsung meningkatkan kemampuan mereka dalam melakukan transaksi perdagangan di pasar internasional, khususnya dengan mitra dagang dari benua Eropa dan Amerika,” pungkasnya.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved