CEO Interview Management Strategy

Dwi Soetjipto: Semen Indonesia Berperan sebagai Strategic Holding

Oleh Admin
Dwi Soetjipto: Semen Indonesia Berperan sebagai Strategic Holding

Tepat pada hari Selasa (7/1/2014) kemarin, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. merayakan hari jadinya yang pertama. Ini bukan menandakan perusahaan baru berdiri tahun lalu. Sebelumnya, perusahaan ini bernama PT Semen Gresik (Persero) Tbk.

Perusahaan mengklaim, penggantian nama merupakan langkah awal dari upaya merealisasikan terbentuknya Strategic Holding Group dengan maksud untuk mensinergikan seluruh kegiatan operasional. Jadi, Semen Indonesia merupakan holding company dari banyak anak perusahaan. Anak perusahaan yang merupakan produsen semen, yakni Semen Padang, Semen Gresik, Semen Tonasa, dan Thang Long Cement Vietnam. Sedangkan, anak perusahaan bukan penghasil semen ada 8 perusahaan, di mana salah satunya adalah PT United Tractors Semen Gresik.

Perayaan hari ulang tahun Semen Indonesia sendiri dilakukan di Jakarta, Kamis (9/1/2014) malam. Kepada SWA Online, pada acara tersebut, Dwi Soetjipto, selaku Direktur Utama Semen Indonesia, bercerita seperti apa tantangan yang bakal dihadapi Semen Indonesia di tahun ini. dwi semen indonesia ceoSebagai pucuk pimpinan di Semen Indonesia, apa strategi Anda dalam memimpin perusahaan di tahun ini?

Kalau di tahun 2013, kami itu menyiapkan segala pondasi terhadap terbentuknya Semen Indonesia yang lebih berfungsi sebagai Strategic Holding Company. Dan di tahun ini, kami mengharapkan akan memperoleh sinergi yang lebih baik di berbagai bidang dengan telah efektifnya Semen Indonesia sebagai strategic holding, dan terbentuknya Semen Gresik sendiri yang akan menjadi OpCo bagi unit kami di Gresik dan Tuban. Dengan demikian, seluruh kegiatan operasional itu akan dilaksanakan oleh seluruh anak perusahaan, di mana ada Semen Padang, Semen Tonasa, Semen Gresik, dan TLCV yang di Vietnam.

Semua kebijakan-kebijakan disusun atau ditetapkan oleh holdingnya, yakni Semen Indonesia. Dengan demikian, Semen Indonesia juga akan berperan nantinya sebagai strategic holding yang lebih baik. Dan ada beberapa fungsi-fungsi engineering, riset yang selama ini terpecah-pecah akan kami satukan. Dan itu akan menjadi kekuatan baru bagi Semen Indonesia di 2014 dan ke depannya.

Menurut Anda, apa saja tantangan di tahun 2014?

Ekonomi yang belum stabil dan masih agak melemah dibandingkan tahun 2012 dan 2013. Kemudian adanya pemain-pemain baru, di mana kita tahu Siam Cement dari Thailand masuk ke Indonesia, kemudian ada Anhui Conch dari China juga sudah masuk, di samping ada beberapa pemain impor yang sudah ada.

Maka, kami harus menghadapi persaingan ini dengan menyiapkan diri di dalam memperkuat daya saing. Daya saing itu antara lain, kapasitas kami harus cukup memadai. Kemudian, saluran distribusi harus kuat. Makanya, kami cukup aktif membangun packing plant, karena itu juga akan menjadi kekuatan dalam meningkatkan daya siang kami di dalam distribusi. Ketiga adalah terkait biaya, di mana kami harus menjadi perusahaan yang paling efisien di Indonesia maupun di regional. Berikutnya adalah yang berkaitan dengan masalah citra perusahaan.

Kemudian tantangan satu lagi yaitu mengenai adanya pemilu. Pemilu ini menyebabkan orang melihat kondisi yang kurang menentu, dan ini harus kami sikapi sebaik-baiknya. Terkait pemilu, kami melihat ada beberapa kemungkinan. Kalau memang mendekati pemilu nanti, misalnya, katakanlah siapa yang akan memimpin itu nantinya sudah mulai kelihatan, saya pikir kondisinya tidak ada masalah. Orang akan langsung percaya diri go or not go terhadap siapa yang jadi pemimpinnya. Tentunya, harapannya, pemimpin adalah yang memang memiliki persepsi di pasar yang cukup bagus.

Menurut sejumlah ekonom, tahun ini adalah tahun infrastruktur, berarti ini bagus bagi Semen Indonesia?

Itu betul. Tadi saya sebutkan, sekarang ini kondisi makro ekonomi lemah, inflasi yang tinggi, kemudian BI rate yang tinggi. Itu membuat orang yang mau investasi berpikir-pikir dahulu. Dan itulah negatifnya. Positifnya adalah infrastruktur tadi. Kalau itu jalan, maka kami harapkan itu akan mengangkat permintaan semen ke depan. Kalau kami memperkirakan, tahun ini itu konsumsi semen nasional bisa tumbuh antara 5,5-6 persen. Kalau infrastruktur bagus, bisa tumbuh antara 6-7 persen.

Berapa besar pangsa pasar Semen Indonesia saat ini?

Pangsa pasar kami itu bergerak antara 43-45 persen. Tahun ini, pangsa pasar kami kira-kira 43,8 persen. Ini lebih baik dari tahun sebelumnya dengan 40 persen. Pangsa pasar itu sudah menghitung kondisi makro sekarang.

Bagaimana dengan ekspansi bisnis di Myanmar?

Myanmar itu kami targetkan tahun 2014 ini bisa memulai. Sekarang kami masih terus bernegosiasi dengan mitra. Kami targetkan tahun ini bisa eksekusi rencana itu. Investasi total di sana diperkirakan US$ 200 juta. Kalau misalnya, kami pakai debt-to-equity ratio 70-30 persen, maka kami membutuhkan sekitar US$ 50 juta sebagai equity di sana. Terkait sumber dananya, saya kira masih bisa kami pikul dari dana internal. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved