Management Strategy

Ekspor Global Multipack Menembus Pasar Afrika

Noerdy Tedjaputra

Noerdy Tedjaputra

Selama ini PT Global Multipack (GM) dikenal sebagai perusahaan yang memproduksi dan memasarkan produk kemasan khusus karet alam (Standard Indonesia Rubber/SIR) untuk pasar ekspor yang berbahan dasar besi baja (metal) dengan sistem sekali pakai.

Produk ini merupakan produk kemasan pertama di Indonesia, khususnya yang memiliki desain ringan dan kuat serta mampu menahan tumpukan beban 3 ton karet alam SIR pada saat pengiriman.

GM merupakan anak perusahaan dari PT Badja Baru Palembang yang bergerak di bidang karet remah (crumb rubber) yang memproduksi SIR-10 dan SIR-20. Nama produk yang dipasarkan PT Global Multipack adalah Disposable Metal Base (DMBg). Produk DMBg ini telah mendapat pengakuan dari Goodyear, Continental, Yokohama, Bridgestone, dan beberapa pabrik ban lainnya di Asia.

Produk SIR diperjualbelikan dalam satuan unit kemasan yang berisi 36 bale (1.260 kg). kemasan yang digunakan sebelumnya adalah kemasan yang berasal dari negara lain (impor) seperti metal box, sliptray (plastik), dan kemasan disposable serta sebagian masih menggunakan kemasan palet kayu.

Namun, setelah perkembangan phytosanitary, kemasan kayu SIR untuk ekspor diharuskan dilakukan fumigasi atau diawetkan sesuai dengan ISPM 15. Kendala yang dihadapi menggunakan packing kayu pada umumnya menyebabkan kontaminasi terhadap produk karet alam. Sebagian besar negara maju umumnya sudah menolak penggunaan palet kayu dan menuntut penggunaan bahan kemasan yang returnable atau recyle atau loose bale (diisikan dalam container tanpa peti/palet).

Di tahun 2007, GM mendapat dukungan dari Asosiasi Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) untuk membantu kelancaran aktifitas ekspor SIR. Menurut data Gapkindo di tahun 2014, Indonesia telah mengekspor karet sebanyak 2.370,00 ton SIR yang diasumsikan membutuhkan kemasan sebanyak 1.880.950 kemasan (@1.260 kg/kemasan), yang terbagi dari Non-Wood palet sebesar 80% dab wood palet sebesar 20%. Kebutuhan kemasan ini selama ini dibantu suplai dari pihak luar (impor) sehingga menyebabkan ketergantungan kepada negara tertentu.

Melihat hal ini, Noerdy Tedjaputra, Presiden Direktur PT Global Multipack, melihat peluang bisnis yang besar dengan menyediakan DMBg untuk melayani para konsumen SIR dan membantu produsen karet untuk kelancaran ekspor.

Palet kayu yang digunakan untuk ekspor SIR sangat tidak ramah lingkungan. Untuk memproduksi 13 unit palet kayu dibutuhkan 1 kubik bahan kayu. Jika untuk 2,3 juta SIR per tahun, maka dibutuhkan 138 ribu meter kayu untuk palet kayu. Negara maju seperti Jepang, Amerika dan Eropa sudah tidak lagi menerima palet kayu karena akan membawa limbah dan akan menjadi polusi.

Sejak tahun 2008, GM telah mengeskpor DMBg ke beberapa negara. Negara pertama yang menjadi tujuan ekspor adalah Abidjan, Afrika. Saat ini, DMBg sudah diekspor ke 32 negara seperti Argentina (0,04%), Brazil (23,56%), Kamerun (1,85%), Chili (0,26%), Cina (2,34%), Kolombia (1,16%), Cote D’lvore (14,41%), Ekuador (0,15%), Jerman (11,41%), Belanda (0,19%), Italia (3,33%), Jepang (1,93%), Korea (0,07%), Latvia (2,70%), Liberia (3,27%), Luxemburg (0,29%), Malaysia (0,29%), Mexico (0,91%), Nigeria (10,49%), Peru (2,34%), Filipina (0,75%), Portugal (0,06%), Romania (0,15%), Rusia (5,90%), Republik Slovakia (0,36%), Afrika Selatan (4,87%), Sri Lanka (0,20%), Turki (0,33%), USA (25,19%), Venezuela (0,07%), Vietnam (3,17%). 10 pembeli terbesar DMBg yaitu Continental Tire (36.5%), Goodyear Orient Singapore (17,3%), Sodimex (13,9%), Cooper Tires (6,7%), GMG Investment (3,5%), Asian Produce (2,6%), Yokohama Tire (0,9%), Bridgestone Tire (0,1%), Indonesian Local Producers (4,0%), dan Dealers (14,7%).

Pemasaran DMBg memanfaatkan jaringan internasional dan melalui internet. GM juga membuka kantor cabang pemasaran di Singapura. Pembukaan kantor cabang di Singpura dikarenakan semua pembeli berada di sana, sehingga akan lebih dekat ke konsumen. Model DMBg dapat disesuaikan sesuai dengan keinginan pembeli.

Bagaimana perkembangan ekspor dalam 3 tahun ini?

Perkembangannya masih sama, malah membuka pasar baru ke Afrika. Ekspor yang kami lakukan ini berdasarkan pemesanan konsumen. Konsumen yang mencari kami untuk membeli DMBg yang kami miliki. Hal ini menjadi kebanggan sendiri untuk kami bahwa produk yang dibuat di Indonesia dapat dipercaya oleh konsumen global. Dengan DMBg yang kami buat di Indonesia, teman-teman sesama pengusaha karet dapat menghemat biaya karena mereka tidak perlu lagi impor packing. Selain itu, kegiatan ekspor ini menyumbang pemasukan devisa yang cukup lumayan bagi Indonesia. Saat ini kami akan membuka lahan baru di dekat pabrik yang sudah ada seluas kurang lebih 2 hektar untuk mencapai target produksi 1 juta unit kemasan. Berapa nilai ekspor dalam 3 tahun terakhir? “Di tahun 2012 kami menjual 47.881 unit dengan nilai USD $ 1.244.906 (Rp 11.057.628.250). di tahun 2013 kami menjual 32.676 unit dengan nilai USD $ 849.575 (Rp 9.071.554.783). DI tahun 2014 kami menjual 53.279 unit dengan nilai USD $ 1.385.242 (Rp 12.932.464.895),” jelasnya. Untuk pertumbuhan ekspot per tahun sekitar 5-10%.

Terkait ekspor, sejauh ini tidak ada hambatan, karena kebutuhan SIR masih tinggi sehingga kebutuhan DMBg juga tinggi. Produk ini dibutuhkan semua konsumen sehingga tanpa perlu biaya promosi, konsumen datang terus.

Bagaimana strategi menghadapi kompetitor? “Kami merupakan single player untuk memproduksi kemasan berbahan metal. Kami tidak khawatir akan adanya competitor. Karena kami orang karet, kami kuat di sini. Kami tau permasalahan-permasalahan di bidang karet. Kami tau bagaimana cara membawa SIR dengan aman hingga negara tujuan. Kami tidak tertarik membuka unit usaha lain selain karet,” dia mengungkapkan.

Inovasi apa yang Anda lakukan untuk meningkatkan ekspor? Sebenarnya, tanpa teknologi pun produk ini menjadi keunggulan kami. Dengan sumber yang sudah ada, kami meng-assembly kan. Buat apa memakai teknologi yang terlalu canggih karena belum produksi massive. Tapi jika sudah massive production lain cerita,” jelasnya.

Pengalaman unik terkait ekspor tidak ada karena pengiriman dilakukan oleh pihak ketiga (kargo). MG membawa bisnis ini how low can we go. Produk tidak dijual mahal, karena konsumen kan mundur. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved