Management

Erna Djuliawati Ekspansi ke India, Eropa, dan Amerika

Erna Djuliawati Ekspansi ke India, Eropa, dan Amerika

PT Erna Djuliawati, produsen dan eksportir produk kayu yang berbasis di Kalimantan Barat, tengah mencari pasar baru guna mempertahankan dan mengupayakan peningkatan kinerja ekspor. Negara yang dibidik adalah India, Eropa, dan Amerika Serikat (AS). Pada 2015, ekspor perseroan mencapai US$ 87 juta dan tahun ini ditargetkan tumbuh 10%.

Produk yang dihasilkan PT Erna Djuliawati berupa general plywood, container flooring, floor base, dan concrete panel dengan merk albatross. Perusahaan yang berdiri sejak 1981 itu memiliki kapasitas produksi sebesar 210.080 meter kubik per tahun. Sumber bahan baku kayu dari area konsesi sendiri sebesar 70% dan membeli dari konsesi lain 30%. Per Agustus 2016, perseroan memiliki 4.098 karyawan dan 80% di antaranya merupakan warga lokal Kalimantan Barat.

erna-djuliawati

Direktur PT Erna Djuliawati, Maman Surahman, menuturkan, guna meningkatkan kinerja ekspor, perseroan berupaya meningkatkan pelayanan dan permintaan kayu lapis dengan ukuran, kualitas, dan kuantitas yang diinginkan buyer. Melakukan investasi dengan membeli mesin rotary yang berteknologi tinggi guna mengupas kayu hingga berdiameter 3 cm, juga mengomptimalkan unit recycle factory dalam memanfaatkan sisa produksi yang disusun kembali menjadi bahan kayu lapis dan menambah recovery sampai 5-7%.

“Kami juga memembuka peluang buyer atau negara pembeli baru, seperti ke India, Eropa, dan Amerika. Pertumbuhan 2015 hampir sama dengan 2014, kami berharap 2016 bisa tumbuh 10% dengan mencari pasar baru. Rata-rata pada 2014-2106 porsi ekspor kami tetap di atas 95%,” ungkap Maman.

Menurut Maman, dalam mengembangkan pasar ekspor, perseroan juga berupaya memperbanyak jaringan dengan pelaku pasar kayu lapis di negara-negara pembeli. Perseroan menggunakan website secara optimal untuk mendapatkan buyer baru, juga memanfaatkan informasi dari organisasi independen, di antaranya TFF (Tropical Forest Foundation) dan RA (Rain Forest Alliance). Perseroan juga telah mendapatkan sertifikat sistem dan produk dari dalam dan luar negeri, seperti SVLK, SNI, ISO 9001, COC, JAS, dan Ecolabel/LEI. “Sertifikasi ini untuk memberikan kepercayaan dari negara pembeli,” jelas Maman.

Dia menuturkan, permintaan ekspor memang tengah menurun karena adanya krisis global, bahkan, ekspor perseroan sempat turun pada 2013. Di pasar plywood, ekspor mendapat tantangan besar dari Cina dan Malaysia. Karena itu, perseroan beruapa meningkatkan kualitas kayu lapis karena tidak mau bersaing dari sisi harga. Malaysia bisa menjatuhkan harga, karenanya perseroan banyak melakukan sertifikasi terutama yang dari Jepang, juga SNI.

“Tahun ini, penjualan kami sudah mulai naik. Kami mengharapkan adanya perubahan krisis di luar negeri sehingga bisa bergerak ke sektor perumahan lagi mengingat produk plywood untuk perumahan. Demand plywood paling tinggi di Jepang tetapi mereka sekarang sudah mulai produksi sendiri dan ada tariff non barrier, kayu mereka disubsidi pemerintah, meski begitu kami tetap bisa masuk ke sana,” jelas dia. (Reportase: Aulia Dhetira)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved