Management

FKS Group, Mengedepankan Prinsip Trust dan Caring

FKS Group, Mengedepankan Prinsip Trust dan Caring
Chandy Kusuma, CEO FKS Group.
Chandy Kusuma, CEO FKS Group.

Di kalangan perusahaan makanan dan agrikultur, mungkin nama FKS Group belum terlalu populer seperti perusahaan-perusahaan di Grup Astra atau Indofood. Namun, sejatinya FKS adalah salah satu pemain kuat di bisnis food dan agrikultur.

Berpengalaman lebih dari 40 tahun, FKS Group bahkan juga beroperasi di 11 negara dengan beberapa variasi lini bisnis. Perusahaan ini memiliki bisnis di bidang sourcing & shipping untuk komoditas seperti jagung dan kedelai, serta bisnis makanan dan properti.

Salah satu perusahaan yang belum lama menjadi anggota FKS Group adalah PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. (produsen snack dan mie). Setelah diakuisisi oleh FKS, namanya diubah menjadi PT FKS Food Sejahtera Tbk. (IDX: AISA).

Tak salah bila menyebut FKS Group sebagai salah satu konglomerasi baru. Perusahaan ini mempekerjakan tak kurang dari 6.545 karyawan. “Bisnis kami mengacu kepada model bisnis farm to plate atau juga disebut hulu ke hilir. Kami berupaya menjadi yang terdepan di setiap tingkat mata rantai,” kata Chandy Kusuma, CEO FKS Group.

Dalam beberapa tahun terakhir FKS Group memang terus memodernisasi pengelolaan organisasinya. Termasuk, mentransformasi manajemen SDM agar mampu tumbuh menjadi perusahaan idaman di mata para pencari kerja.

Menurut Chandy, kelancaran komunikasi sangat penting dalam pengelolaan SDM. “Kami berusaha memastikan komunikasi dari top management mengenai arahan strategis perusahaan dapat tersampaikan ke seluruh karyawan setiap tahunnya. Perusahaan mengadakan forum-forum komunikasi yang dikelola dan diadakan di level grup dan unit bisnis melalui berbagai media komunikasi, termasuk pelaksanaan Town Hall Meeting tahunan, juga sarana-sarana komunikasi lainnya,” dia menjelaskan.

Biasanya, tiap tahun tim manajemen puncak akan memberikan arahan strategis disertai penjelasan mengenai apa yang akan difokuskan perusahaan, hal-hal apa yang perlu ditingkatkan, dan bagaimana karyawan dapat berkontribusi, yang semuanya dituangkan dalam perencanaan kerja unit bisnis dan divisi. Di sana parameter keberhasilannya disepakati dan diukur dalam sistem pengelolaan kinerja untuk seluruh karyawan. “Para pemimpin di perusahaan kami selalu berusaha untuk terbuka dalam menyampaikan arahannya,” ungkapnya.

Di sisi lain, karyawan diberi kesempatan untuk berkomunikasi secara langsung dan menanyakan hal-hal yang ingin diketahui atau diperjelas dari para pemimpin mereka. “Di FKS Group kami percaya bahwa hubungan interpersonal yang didasari trust dan caring akan membangun kepercayaan karyawan bahwa pemimpin mereka adalah role model baginya,” Chandy membeberkan keyakinannya.

Perusahaan membuat program-program yang melibatkan para pemimpin dalam berbagai bentuk. Antara lain, sharing forum dari para pemimpin, wawancara khusus dengan para pemimpin perusahaan mengenai nilai-nilai hidupnya sehingga karyawan dapat lebih mengenal profil dan karakter kepemimpinan dari para pemimpinnya; serta melibatkan pemimpin untuk aktif dalam kegiatan kebersamaan, baik secara offline ataupun online.

Di FKS, penghargaan terhadap prestasi kerja terutama akan tampak pada pemilihan karyawan berprestasi dan berpotensi yang diadakan setiap tahun. Karyawan mendapatkan kesempatan berdialog dan mendiskusikan rencana pengembangan kariernya dengan perwakilan manajemen. Perusahaan memberikan mentor dari manajemen senior bagi setiap karyawan terpilih untuk dibimbing dan dikembangkan lebih lanjut.

Perusahaan juga memberikan penghargaan kepada karyawan untuk masukan dan ide perbaikan yang diberikan. Bahkan, pertanyaan yang diajukan kepada manajemen di forum-forum komunikasi pun dihargai dengan token-tokengift yang menarik dari perusahaan. “Kami yakin, penghargaan kepada karyawan dapat dimulai dari hal-hal sederhana semacam ini, sebagai bentuk penghargaan terhadap keingintahuan dan kepedulian karyawan terhadap kemajuan dan masa depan perusahaan,” kata Chandy.

Kesempatan mengembangkan karier selalu terbuka untuk setiap karyawan. FKS Group berusaha memenuhi posisi yang kosong di perusahaan melalui kesempatan promosi dari internal karyawan sendiri.

Walaupun tidak semua posisi kosong dapat terpenuhi dari internal, sejak program pengembangan karyawan dijalankan, FKS mulai memiliki talent pool yang kompeten untuk dipersiapkan menjadi pemimpin-pemimpin masa depan. Menurut Chandy, pihaknya selalu berusaha mengajak karyawan untuk mengembangkan karier mereka bersama dengan perkembangan dan kemajuan perusahaan.

Dari sisi kompensasi, pihaknya berusaha memberikan kompensasi dan benefit yang adil dan kompetitif untuk setiap karyawan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing. Peraturan dan kebijakan yang berlaku terkait dengan pemberian tunjangan atau fasilitas untuk karyawan pun dikomunikasikan secara terbuka kepada setiap karyawan.

Perusahaan ingin setiap karyawan melihat bahwa kompensasi dan benefit diberikan secara adil. “Kami juga melakukan benchmarking dengan perusahaan lain sehingga kami pun terus dapat kompetitif dengan pasar,” ujarnya.

Dari sisi manajemen kinerja, FKS Group pun sudah menjalankannya dengan baik. Perusahaan menetapkan target kinerja yang spesifik untuk setiap karyawan sesuai dengan apa yang menjadi target kinerja departemen, divisi, dan unit bisnisnya. Setiap karyawan memiliki kejelasan mengenai apa yang harus dikerjakan dan dicapainya.

Saat evaluasi kinerja dilakukan dan masukan-masukan terhadap pencapaian diberikan, semua target yang telah ditentukan tersebut menjadi jelas, terukur, dan ternilai. Semua proses pengelolaan kinerja dilakukan secara online sejak sebelum pandemi, dan dikomunikasikan secara langsung dengan setiap karyawan.

Perusahaan berusaha memberikan kejelasan kepada semua karyawan mengenai tugas, tanggung jawab, dan kewenangan yang mereka miliki. Kejelasan ini sangatlah penting, karena setiap karyawan menjadi paham atas batasan otoritas yang mereka masing-masing miliki.

Setiap leader di FKS didorong untuk memberikan delegasi dan empowerment kepada timnya. “Itulah sebabnya, kami terus-menerus menekankan pentingnya memberikan coaching dan mentoring yang sejalan dengan delegasi dan empowerment yang diberikan,” Chandy menandaskan.

Dari sisi manajemen puncak, mereka selalu mencoba mendengarkan masukan karyawan mengenai kebutuhan sumber daya yang perlu mereka miliki. Tidak hanya sebatas kebutuhan terkait sarana dan prasarana kerja, tapi juga sumber daya finansial dan sumber daya manusia.

Pelatihan kepada karyawan pun diberikan, baik untuk kebutuhan pengembangan karyawan di posisi karyawan saat ini maupun untuk kebutuhan pengembangan karyawan di posisi yang akan datang. Setiap tahun karyawan akan mendapatkan topik-topik pelatihan yang wajib diikuti, baik yang bersifat teknis maupun pelatihan soft skills, juga untuk pengembangan manajerial dan kepemimpinan.

Kesempatan berkolaborasi juga dikembangkan. Di FKS terdapat banyak proyek dan program yang bersifat cross function atau melibatkan antarbagian dan antar-unit bisnis.

“Kami ingin mengajak karyawan belajar melihat kepentingan bersama, mengerti keterkaitan antarbagian, dan mengutamakan kesatuan di antara semua bagian dan semua unit bisnis. Bahkan, kolaborasi diangkat sebagai tema di Town Hall Meeting salah satu unit bisnis untuk mengajak semua karyawan berkolaborasi bersama,” ungkap Chandy. Employee gathering bertema The Power of ONE yang belum lama ini diselenggarakan juga mengusung semangat kolaborasi.

Di masa pandemi, FKS pun menghadapi berbagai tantangan. Dalam hal ini, pihaknya fokus pada business continuity agar terus bisa melayani pelanggan serta menjaga produktivitas kerja karyawan.

Sesuai dengan nilai perusahaan, FKS Way, pihaknya terus berkomitmen mengimplementasikan inisiatif yang bersifat caring dalam menyikapi situasi pandemi. FKS Group termasuk perusahaan yang cukup awal menerapkan kebijakan work from home-work from office (WFH-WFO). Mulai 18 Maret 2020, perusahaan sudah menerapkan kebijakan Split Team, dengan membagi tim kantor pusat menjadi tiga tim kerja: WFO, WFH, dan WFS (work from satelite office). Tentu saja, perusahaan menerapkan protokol kesehatan yang sangat ketat di semua lingkungan kerja.

Di awal pandemi, ketika masyarakat masih sangat sulit mendapatkan masker dan hand sanitizer di pasaran, FKS memfasilitasi penyediaannya dengan membagikan carekit kepada semua karyawannya di seluruh Indonesia, yang berisi 100 lembar masker, hand sanitizer, hand soap, cairan disinfektan untuk di rumah, dan vitamin. Tiap karyawan yang terpapar Covid-19 akan mendapatkan kiriman e-card “Get Well Soon”, yang juga menjadi engagement tersendiri yang dirasakan karyawan atas atensi dan bukti nyata caring yang diberikan perusahaan. Perusahaan pun menyediakan berbagai sarana komunikasi dan pertemuan yang lebih rileks, dan tidak membicarakan pekerjaan, secara berkala di setiap unit bisnis yang dapat dilakukan secara virtual.

Di FKS, tiap unit bisnis biasa mengadakan acara Virtual Coffee Morning sebulan sekali, membahas topik-topik ringan seputar nilai-nilai perusahaan. Acara ini juga disertai dengan games dan diskusi yang menarik dengan suasana yang lebih rileks.

Ada pula unit bisnis yang mengadakannya setiap tiga bulan sekali dengan tajuk “Sarasehan Online” ⸺gabungan acara serius mengenai arahan perusahaan dan acara rileks berisi lomba-lomba yang diadakan secara virtual berhadiah ratusan jutaan rupiah. Acara ini diyakini telah berhasil menjadi ajang kebersamaan yang mempersatukan seluruh karyawan.

Chandy menjelaskan, kinerja bisnis perusahaannya selama pandemi bisa terus tumbuh positif secara stabil, baik dari sisi omzet maupun profitabilitas. Menurutnya, hal itu tak lepas dari komitmen perusahaan untuk terus berinvestasi, baik dari sisi sumber daya manusia, sistem teknologi terbaru, maupun infrastruktur, juga melakukan ekspansi secara strategis. (*)

Sudarmadi

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved