Management Editor's Choice Strategy

Fokus KAI: Menghidupkan Jalur Mati dan Kereta Bandara

Fokus KAI: Menghidupkan Jalur Mati dan Kereta Bandara

Pada 29 Oktober 2014, Edi Sukmoro, resmi ditunjuk sebagai Dirut PT Kereta Api Indonesia (Persero) (KAI), menggantikan Ignasious Jonan, yang kini menjabat sebagai Menteri Perhubungan RI. Ada dua kandidat yang diajukan kepada Rini Soemarno, Meneg BUMN, selain Edi, ada dua dari komisaris KAI. Semua calon sudah melewati fit and proper test sebelumnya.

Edi, Dirut KAI

Edi Sukmoro, Dirut KAI

Dalam pemilihan dirut baru ini, Jonan turut membantu merekomendasikan nama-nama kandidat dirut. Edy merupakan calon pengganti dirut yang direkomendasikan Jonan. Sebelum menjabat dirut Edi adalah Direktur Pengelola Aset Non Produksi Railways KAI. Edi lahir di Semarang 15 Maret 1959, lulusan ITB Bandung dan University of Melbourne, Australia. Cepatnya penentuan pengganti Jonan merupakan salah satu keberhasilan creating leader within yang dijalankan KAI.

Menurut Edi, transformasi KAI akan terus berjalan meski Jonan sudah tidak di KAI. “Lagipula Pak Jonan kan masih menjadi Bapak kami, terutama sebagai Menhub, akan terus memantau perkembangan kami,” jelasnya.

Satu hal dijelaskan Edi, di KAI sudah terbangun budaya integritas yang sangat tinggi. Inilah yang harus dipertahankan karena kepandaian tanpa integritas tak ada gunanya. “Pinter tapi tidak ada integritas, ini pasti akan nyolongan, maka itu dalam transformasi ini saya akan mempertahankan integritas yang telah dibangun kuat di KAI saat ini,” dia menegaskan.

Kedua, PR transformasi di KAI masih banyak sekali, seperti meningkatkan sarana yang ada di KAI. Seperti jalur-jalur kereta mati itu harus dihidupkan lagi. Memang tidak menyangkut masalah SDM. “Kami menganggap SDM ini sudah tertata rapi, tapi track yang belum tersambung, angkutan barang belum masuk pelabuhan ini jadi tantangan, mewujudkan KAI ke bandara. Jadi fokus saya saat ini lebih ke hal-hal fisik, tentu saja saya akan koordinasi dengan menteri perhubungan,” katanya.

Mengawali tahun 2015 ini KAI selalu mengevaluasi diri untuk terus membenahi dan meningkatkan kinerja pada tahun sebelumnya. Seakan tidak cepat berpuas diri atas kesuksesan yang telah dicapai maka KAI me-review pencapaian kinerja tahun 2014 lalu. Menurut Edi Sukmoro, salah satu indikasi sukses tahun lalu adalah lancarnya pelaksanaan angkutan Natal dan Tahun Baru. “Saya berterima kasih pada pelanggan, insan kereta api karena operasi Natal dan Tahun Baru berjalan dengan baik,” ujar Edi.

Edi Sukmoro, Dirut KAI

Edi Sukmoro, Dirut KAI

Keberhasilan KAI dalam 5 tahun terakhir menurut Edi terlihat dari berbagai penghargaan yang telah diraih dari segala bidang seperti marketing, kepemimpinan, inovasi, pelayanan dan SDM. Sepanjang kurun 2014 Edi melanjutkan ada sebanyak 89 penghargaan telah diraih KAI, antaranya: KAI melalui Contact Center 121 meraih penghargaan untuk kategori Operations Management bidang Customer Service and Contract Center di Hong Kong dan Recognation of Excellence dari Asia Pasific Contact Center Association Leaders (APCCAL) di Beijing, Dirut KAI (saat itu Ignasius Jonan) meraih penghargaan sebagai Outstanding Entrepreneurship dari Asia Pasific Entrepreneurship Awards (APEA), KAI mendapat penghargaan dalam kategori Indonesia Trusted Companies, The Best Service Excellent of The Year, beberapa penghargaan lainnya untuk kategori Human Resources Transformation dan kategori Recruitment and Attraction.

“Tapi penghargaan terpenting buat kami adalah apresiasi dari pelanggan yang diberikan langsung, dengan setia menggunakan layanan kami,” ujar Edi.

Pencapaian itu berkat berbagai pembenahan KAI di segala bidang seperti pelayanan, keselamatan dan keamanan, modernisasi yang telah dilakukan. Bidang pelayanan, tahun 2014 volume angkutan penumpang sekitar 280 juta atau naik sebesar 21%, kata Edi dibanding tahun 2013 (unaudited). Selanjutnya, untuk angkutan Natal 2014 dan Tahun Baru 2015 lalu realisasi volume angkautan penumpang menurut Edi mencapai 4,2 juta lebih atau naik 10% dibanding volume angkutan Natal dan Tahun Baru 2014.

“Kami mewujudkan perubahan melalui konsistensi inovasi yang kami lakukan yang diberikan kepada penumpang KA, tahun 2014 ini konsernnya pada layanan ticketing. Mulai 1 Juli 2014 lalu kami memberlakukan harga yang sama untuk pembelian tiket KA di stasiun dan di seluruh channel resmi di luar stasiun seperti minimarket, Kantor Pos, Pegadaian, website, dan seluruh agen resmi yang sudah bekerjasama dengan KAI,” jelas pria yang turut terlibat dalam transformasi KAI sejak awal.

Awal September, Edi membangun terobosan di KAI dengan meluncurkan aplikasi mobile yaitu KAI Access, ini merupakan aplikasi mobile untuk mempermudah calon penumpang melakukan pemesanan tiket secara online dan mendapat info-info terbaru dari KAI. Aplikasi ini dapat diunduh melalui Google Playstore, Appstore, Windows Market dan Blackberry App World. Selain itu, KAI melalui anak usahanya PT Reska Multi Usaha (RMU) telah menerapkan sistem e-parking di stasiun-stasiun kereta api di Jabodetabek di Oktober lalu.

Demi meningkatkan pelayanan, untuk tahun lalu saja pihaknya sudah menambah 9 KA baru untuk berbagai tujuan. Antara lain: KA Siliwangi (Sukabumi-Cianjur), KA New Sidomukti (Solo Balapan-Yogja), KA Kalijaga (Purwosari-Semarang Poncol), KA Sarangan Ekspress (Surabaya Gubeng-Madiun), KA Kamandaka (Purwokerto-Semarang Tawang), KA Pekalongan Ekspress (Semarang Tawang-Pekalongan), KA Menoreh 2 (Semarang Tawang-Pasar Senen), KA Joko Tingkir (Pasar Senen-Purwosari), KA Tegal Bahari (Gambir-Tegal) dan sebagainya.

Pihaknya juga melihat angkutan barang sebagai potensi peningkatan pendapatan KAI. Tahun 2014 KAI meluncurkan beberapa kereta barang antara lain angkutan Aqua (relasi Stasiun Cicurug-Jakarta Gudang), KA angkutan semen (relasi Nambo-Banyuwangi, relasi stasiun Arjawinangun-Semarang Poncol, Kalimas-Banyuwangi, Nambo-Bambanan, dan relasi Nambo-Semarang Poncol), angkutan pasir (relasi Wates-Nambo) dan sebagainya.

“Kami melihat angkutan barang ini sebagai potensi besar, karena mengurangi beban jalan raya juga yang lekas rusak diakibatkan truk-truk berat pengangkut barang. Yang potensial antaranya angkutan motor, dan untuk daerah Sumatera yang dijadwalkan track-nya rampung tahun ini saya pikir ini sangat besar potensi mengangkut batu bara,” paparnya.

Bidang sarana, KAI juga melakukan pembenahan di 2014, dengan mendatangkan lokomotif CC 206 sebanyak 100 unit dan CC 205 sebanyak 44 unit, serta 176 KRL JR seri 205 yang didatangkan dari Jepang. Per Januari 2015 ini KAI memiliki Siap Operasi meliputi 409 lokomotif, 1507 kereta, 9499 gerbong, 572 KRL, dan 108 KRDE/KRDI. Sarana yang dimiliki KAI sekitar 62% berusia 0-20 tahun dan 38% 21-40 tahun. Peningkatan menurut Edi dilakukan juga dalam bidang prasarana terkait layanan fasilitas umum di stasiun.

Guna mendukung terus berjalannya transformasi, KAI akan didukung tim baru yang bagus. Tahun 2014 ada 26.657 orang karyawan KAI, pada 2015 akan bertambah menjadi 27 ribu karyawan. “Kami menyadari pentingnya mempersiapkan kader calon-calon pemimpin manajemen yang andal dengan melaksanakan berbagai pelatihan baik di dalam maupun di luar negeri. Regenerasi yang baik terus dilakukan kami dengan membekali setiap SDM dengan ilmu dan skill sesuai perkembangan yang ada,” Edi menjelaskan.

Target 2015? “Kami menargetkan pertumbuhan barang sebesar 35% dan angkutan penumpang sebesar 10%, tahun ini kami juga berencana membeli 5 set K3 AC, 392 unit gerbong PPWC dan KRL Seri 205 sebanyak 120 unit,” jawabnya. (***)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved