Management zkumparan

Gairah Bisnis Game di Masa Pandemi

Ashadi Ang, CEO dan pendiri UniPin.
Ashadi Ang, CEO dan pendiri UniPin.

Merebaknya pandemi Covid-19 memaksa banyak orang untuk melakukan langkah stay at home, baik untuk working from home (WFH) ataupun learning from home (LFH), seturut dengan penerapan aturan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) –meskipun kini sudah mulai dilonggarkan. Efeknya, kegiatan yang bisa dilakukan dari rumah menjadi pilihan. Salah satu yang favorit adalah bermain game.

Bahkan, menurut Wijaya Nugroho, Business Development Officer e-Sport Garena Indonesia (salah satu player di bisnis game), selama pandemi ini terjadi pergerakan pemain baru. Yang tadinya hanya menonton orang bermain, kini ikut bermain. Lalu, dari antara mereka yang sebelumnya sudah bermain, berkembang menjadi penyelenggara event pertandingan game yang disebut e-sport (electronic sport). Atau ada juga yang berkembang menjadi tim manajer e-sport, layaknya tim manajer olahraga konvensional.

Kegairahan bisnis game di masa pandemi belakangan ini juga terlihat dari pertumbuhan bisnisnya yang signifikan di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Mengutip hasil riset Youzu Interactive, pertumbuhan bisnis game dunia mengalahkan pertumbuhan bisnis musik dan film. “Audience crowd-nya tiap tahun tumbuh double digit,” ujar Wijaya. “Menurut riset, sejak 2015, pertumbuhannya konsisten 14-17% per tahun, dan di saat pandemi perkembangannya makin masif,” tambahnya.

Sebagai perusahaan global, Wijaya mengaku Garena tidak bisa merilis angka user-nya di Indonesia. Global active user-nya pada genre game Free Fire pada saat ini (Juni 2020) sudah mencapai 80 juta user, meningkat dari sebelumnya (Februari-Maret 2020) yang sebesar 60 juta user. Peningkatan jumlah user ini juga termasuk di Indonesia. Sebagai pengembang game global, selain kategori Free Fire (FF), Garena juga punya kategori game Call of Duty Mobile (CODM) dan Arena of Valor (AOV).

Bukan hanya Garena yang merasakan “berkah” pandemi, tetapi juga pemain bisnis game lainnya di Indonesia. Menurut Auliya Iman Fadli, yang mengomandani bisnis game Telkomsel sebagai GM Games and Publishing, di era pandemi ini layanan digital entertainment yang meningkat tinggi adalah online game. Telkomsel sebagai digital telco company juga mengalami peningkatan traffic hingga 61% untuk online games ini.

Auliya mengungkapkan, game dengan genre permainan Battle Royale (seperti Free Fire dan PUBG Mobile), serta genre MOBA (seperti Mobile Legend, Marvel, Black Desert), dan sport (Pes Club Manager) menjadi jenis game yang paling diminati selama pandemi ini. Menurutnya, lebih dari 392.000 pelanggan aktif bulanan memainkan game yang di-publish oleh Dunia Games, platform bisnis game Telkomsel.

Di bidang game publishing, dikatakan Auliya, Telkomsel merupakan operator telekomunikasi pertama yang menjadi game publisher atau penerbit game di kawasan Asia Tenggara. Hingga Mei 2020, Dunia Games sudah menghasilkan empat judul game dari berbagai genre, yaitu Shellfire (FPS MOBA), Lord of Estera (RPG Card Battle), Rise of Nowlin (MMO RPG), dan Kolak Express 3 (Casual), yang sudah bisa diunduh oleh semua pengguna Android dan IoS dari seluruh penjuru dunia. “Keempat game ini sudah di-download lebih dari 7 juta kali,” ujarnya.

Peningkatan traffic pengguna game selama stay at home juga dilaporkan oleh Rokimas Soharyo, CEO dan co-founder TouchTen. “Naik lumayan tinggi, 10-15%,” kata Roki yang mendirikan TouchTen pada 2009 bersama kakaknya, Anton Soeharyo, dan Dede Indrapurna (COO TouchTen).

Dari segi pengguna aktif harian, menurut Roki, dari hari ke hari pun makin tinggi, dan durasi bermainnya lebih lama. “Mereka bisa main sehari sampai tiga kali, sebelumnya hanya 1-2 kali. Ia menyebut jumlah pengguna aktif game dari TouchTen sekitar 1 juta user.

TouchTen fokus di bisnis mobile game dan cukup aktif melakukan inovasi produk. Yang paling menarik, game yang dikembangkan TouchTen difokuskan untuk gamer perempuan. Alasannya, kata Roki, segmen ini kurang diperhatikan pemain lainnya. “Profil user kami, 75% perempuan,” ujarnya. Royal Garden Tales adalah game andalan TouchTen, yang khususnya dimainkan gamer perempuan.

Hingga kini TouchTen –yang didukung oleh 30 orang pengembang game— sudah melahirkan lebih dari 50 game. “Tim kami banyak yang berpengalaman di Indonesia untuk pengembangan mobile game,” ungkap Roki.

Berkah kebijakan stay at home juga dirasakan UniPin (PT Dua Puluh Empat Jam Online), distributor game dan platform pembayaran vocer game. “Peningkatan permintaannya pada kami itu bisa dibilang double, mencapai hingga 100% dibandingkan tahun lalu,” kata Ashadi Ang, CEO dan pendiri UniPin. Padahal, mulanya pihaknya hanya menargetkan kenaikan 30%. “Di Indonesia, game seperti Free Fire, Mobile Legends, dan PUBGM itu meningkat semua, termasuk game lainnya juga,” katanya.

UniPin tidak mengembangkan game sendiri, melainkan bekerjasama dengan game developer. Jumlah mitra game developer ini, kata Ashadi, sudah ratusan. UniPin memasarkan aneka genre game: FPS, TPS, RTS, MOBA, MMORPG, dan sebagainya. “Hampir semuanya ada,” ujarnya.

Apa strategi yang dijalankan para pemain bisnis game itu untuk merespons kenaikan minat masyarakat akan game di masa pandemi ini?

Yang dipilih Garena adalah rutin menggelar turnamen e-sport. Salah satunya, sejak tahun lalu Garena bekerjasama dengan pemerintah mengadakan turnamen e-sport, memperebutkan Piala Kemenpora. Seperti diketahui, di Indonesia turnamen e-sport berkembang penuh gairah, di antaranya ada yang menyediakan hadiah total hingga miliaran rupiah. “Seluruh game kami ada turnamennya, dan masing-masing komunitas dibuatkan wadah,” kata Wijaya.

Garena belum lama ini mengumumkan roadmap turnamen e-sport terbarunya di Indonesia. Total ada sembilan turnamen/kompetisi yang akan diselenggarakan secara online dan ditayangkan melalui live streaming di kanal resmi YouTube Garena Free Fire Indonesia, Garena Call of Duty, dan Garena AOV Indonesia.

Strategi yang juga menarik, Garena berupaya memasukkan konten lokal. Misalnya, di Free Fire ada karakter Joe Taslim, bintang laga nasional yang terkenal. Selain itu, sebelumnya ada karakter tentara Kopassus, TNI AL dan AU, Wiro Sableng, serta pemain bola Evan Dimas. Pada awal Juni lalu, kata Wijaya, Garena merilis game baru, Fantasy Town. “Pada game Fantasy Town, kami juga akan melokalisasi kontennya,” ujarnya.

Sementara itu, menurut Auliya, Telkomsel berupaya konsisten melakukan riset dan pengembangan pasar game di Indonesia. Upaya lainnya adalah memberikan benefit lebih untuk pelanggan, misalnya dengan menyediakan paket data khusus untuk game (GamesMAX), reward berupa paket data untuk mereka yang melakukan transaksi top-up untuk game, dan diskon untuk pembelian jenis game melalui aplikasi Dunia Games.

Ke depannya, kata Auliya, Telkomsel akan merilis aneka game baru dengan genre yang berbeda-beda untuk memenuhi selera game yang berbeda, memperluas kanal penjualan vocer game melalui kanal pihak ketiga, menyediakan layanan payment gateway untuk berbagai merek game terkemuka, dan menghadirkan platform media seputar game atau e-sport.

Adapun TouchTen memilih langkah kolaborasi dalam meluncurkan game baru. Contohnya, baru-baru ini TouchTen menggandeng pengembang game bernama Hago. Yang dikembangkan bersama adalah game kartu yang kita kenal dengan “permainan cangkulan” yang disebut Capsa. Sebelumnya, TouchTen dan Hugo juga telah membuat game klasik, seperti Kuis Gambar Saku (KGS) dan Teka Teki Saku (TTS), yang bisa dimainkan di ponsel. Berkat kolaborasi dengan Hago, game-game ini diminati banyak penggemar game di Asia Tenggara, bukan hanya di Indonesia.

Menurut Roki, dalam merilis game, TouchTen sangat berhati-hati, agar setiap game yang dihadirkan sesuai dengan kebutuhan pasar. “Dalam meluncurkan game baru, kami selalu tes pasar dulu, melihat bagaimana para gamer meresponsnya,” katanya. Iklan game itu dipromosikan lewat media sosial. “Kalau banyak yang merespons, hitungan biaya pengembangan per game-nya jadi lebih murah,” ujarnya. (*)

Herning Banirestu & Joko Sugiarsono

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved