Management

Garuda Indonesia, Kini Andalkan Lini Bisnis Kargo

Mohammad Rizal Pahlevi, Direktur Niaga dan Kargo Garuda Indonesia.

Menurunnya mobilitas masyarakat karena adanya aturan pembatasan sosisal berskala besar (PSBB) di kala pandemi tidak membuat Garuda Indonesia tinggal diam. Manajemen maskapai pelat merah ini menilai kondisi tersebut sebagai tantangan yang harus dihadapi dengan seluruh kemampuan agar dapat bertahan (survive).

Kecermatan dalam memaksimalkan peluang bisnis menjadi kunci utama dalam menghadapi krisis terberat sepanjang sejarah industri penerbangan ini. Salah satu langkah yang diambil Garuda adalah optimalisasi bisnis kargo udara. Sejalan dengan dukungan regulator demi keberlangsungan usaha penerbangan, Garuda mengoptimalkan pengangkutan kargo pada kompartemen penumpang dengan tetap mengacu dan memenuhi aturan keselamatan penerbangan. Kini, di masa pandemi ini, lini bisnis ini telah menjadi pendapatan utamanya.

Menurut Direktur Niaga dan Kargo Garuda Indonesia Mohammad Rizal Pahlevi, upaya optimalisasi bisnis kargo dilakukan dengan memaksimalkan momentum kebutuhan pasar saat ini. “Kami terus menggiatkan pasar angkutan charter logistik, di mana pada masa pandemi ini menunjukkan tren peningkatan yang signifikan,” kata Rizal, “Khususnya, yang berkaitan dengan bantuan pengangkutan alat kesehatan hingga bantuan logistik dari negara sahabat, serta distribusi ke seluruh wilayah domestik,” tambahnya.

Pada prinsipnya, Garuda tidak melakukan perubahan pada konfigurasi pesawat penumpang. Langkah optimalisasi yang dilakukan adalah memanfaatkan kompartemen penumpang pada penerbangan yang tidak mengangkut penumpang. Landasan hukumnya adalah Surat Edaran Kementerian Perhubungan No. 17 Tahun 2020 yang memperbolehkan pesawat konfigurasi penumpang untuk mengangkut isian kargo pada kompartemen penumpang, dengan ketentuan tanpa adanya isian penumpang. Untuk memastikan kebersihan dan sterilisasi kabin pesawat, Garuda menerapkan prosedur penyemprotan cairan disinfektan terhadap kemasan barang kargo yang ditempatkan di kompartemen penumpang, baik sebelum barang kargo dimasukkan ke pesawat maupun setelah dikeluarkan dari pesawat.

Rizal menyebutkan, data tonase kargo menunjukan adanya tren meningkat dengan adanya kebijakan penerbangan kargo secara penuh. Permintaan atas penerbangan kargo juga menunjukkan potensi yang menjanjikan. Saat ini Garuda melayani lebih dari 10 penerbangan cargo only per hari. “Potensi pasar ini masih akan terus kami kembangkan,” ujar mantan Direktur Operasi Gapura Angkasa tersebut. Di antaranya, melalui pengembangan basis ekosistem kargo dengan menjalin sinergi bersama stakeholders terkait upaya memaksimalkan angkutan kargo.

Selama periode April hingga 14 Agustus 2020, Garuda telah menerbangkan lebih dari 2.000 flight cargo only dengan total muatan lebih dari 14 juta kg. Dengan adanya penurunan permintaan atas layanan angkutan penumpang di masa pandemi, kontribusi kargo terhadap pendapatan Garuda menunjukkan pertumbuhan signifikan. Sepanjang April-Juli 2020 porsi kontribusi pendapatan kargo mencapai 50\% atau naik drastis bila dibandingkan porsi pendapatan kargo di masa sebelum pandemi, yang hanya berkisar 10\%.

Rizal mengakui bahwa dari segi segmen pasar, cenderung tidak mengalami banyak perubahan; kontributor utamanya adalah agen kurir dan forwarder. Pada dasarnya, kata dia, mereka membutuhkan layanan kargo udara hingga ke kota-kota sekunder. Karenanya, konsep network flight berbasis hub and spoke menjadi salah satu solusi bagi kurir dan forwarder.

Pada kondisi pandemi, banyak layanan penerbangan feeder yang dihentikan sementara, sehingga rute-rute hub menjadi rute utama yang digunakan oleh kurir dan forwarder, contohnya Balikpapan, Medan, Makassar, Manado, dan Banjarmasin. Untuk kargo yang dioptimalkan menggunakan pesawat penumpang, Garuda tidak hanya melayani rute domestik, tetapi juga beberapa rute internasional seperti Singapura, Hong Kong, Shanghai, Guangzhou, Haneda, Sydney, bahkan Amsterdam.

Sebagai salah satu bentuk upaya untuk secara berkesinambungan mengoptimalkan pendapatan dari lini bisnis kargo, Garuda mengembangkan layanan pengiriman barang berbasis aplikasi digital KirimAja yang mengadaptasi pendekatan community-based. Melalui skema ini, Garuda menawarkan komisi kerjasama dengan masyarakat yang bergabung menjadi agen Sohib KirimAja hingga 50\%. Saat ini layanan pengiriman barang tersebut mampu melayani ke lebih dari 321 destinasi kota hingga menjangkau 7.000 kecamatan di Indonesia.

Rizal menyebutkan, Garuda senantiasa memperhatikan tren demand dari industri kargo sebagai dasar penetapan langkah strategis yang diperlukan. Saat ini permintaan pengiriman barang melalui udara dari tahun ke tahun terus meningkat seiring dengan perkembangan industri e-commerce yang terus diminati masyarakat, terutama ke wilayah Indonesia Tengah dan Indonesia Timur. “Infrastruktur dan jam operasi bandara menjadi tantangan yang perlu disinergikan bersama dengan otoritas terkait guna mendorong peningkatan optimalisasi dan utilisasi pesawat,” kata Rizal.

Yang juga menarik, peningkatan permintaan ekspor hasil laut ke China, Singapura, dan Jepang juga menjadi peluang bagi Garuda untuk terus meningkatkan layanannya. Selama ini hasil laut tersebut –yang berasal dari Manado, Makassar, Ambon, Ternate, dll.– diekspor melalui Jakarta dan Bali. Ke depan, hasil laut tersebut diharapkan dapat langsung diekspor melalui Makassar dan Manado, guna memangkas biaya pengiriman serta menjaga kualitas ikan tetap baik.

Untuk itu, Garuda berencana pada pertengahan 2021 mendatangkan pesawat khusus kargo atau freighter. Ini diharapkan menjadi langkah strategis guna menjawab permintaan penerbangan langsung dari sumber-sumber hasil laut tersebut.

Saat ini Garuda terus memaksimalkan potensi kargo dengan memanfaatkan pesawat reguler menjadi extra-flight kargo. Ke depan, Garuda akan lebih fokus mengembangkan bisnis kargo melalui penyediaan layanan penerbangan freighter yang saat ini tengah dikaji, agar kapasitas pengangkutan dapat lebih maksimal dan fleksibel. Termasuk, dengan mengubah sejumlah armada untuk menjadi pesawat freighter pada 2021. (*)

Jeihan K. Barlian

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved