Management Strategy

Harumnya Bisnis Kulit Budi Makmur

Harumnya Bisnis Kulit Budi Makmur

Kulit domba dan kambing ternyata menyimpan potensi bisnis yang sangat menggiurkan. PT Budi Makmur Jayamurni (Budi Makmur) yang berdiri sejak 1966 silam telah membuktikannya. Sejak tahun 2010, kinerja ekspor mereka terus menanjak. Kalau pada tahun 2010, nilai ekspor hanya US$ 1,7 juta, pada 2014 nilainya sudah naik menjadi US$ 2,1 juta.

Awalnya, mereka hanya menjual kulit yang masih ada bulunya. Namun, hingga kini telah berkembang menjadi kulit finish dengan harga sekitar Rp 75.000 hingga Rp 100.000 per lembarnya. Untuk memenuhi permintaan ekspor, perseroan sempat menggunakan banyak bahan baku impor. Namun, porsinya terus menurun hingga hanya 15% pada tahun 2014.

“Bidang bisnis yang kami geluti adalah di manufaktur dan garmen. Produk yang kami ekspor berupa kulit finish siap pakai yang berasal dari domba dan kambing,” kata Nugroho, Konsultan PT Budi Makmur.

Menurut dia, masalah bahan baku masih menghantui. Apalagi, saat harga daging melambung dan daya beli masyarakat menurun seiring perlambatan ekonomi. Pada saat yang bersamaan, permintaan ekspor meningkat.

Sutanto Haryono, Direktur Budi Makmur.

Sutanto Haryono, Direktur Budi Makmur.

Selain menurunnya ketersediaan bahan baku, hambatan lainnya adalah saat jumlah tenaga kerja terus menyusut karena perseroan mesti membagi sumber daya manusia yang ada untuk bisnis lainnya, yaitu garmen. Perseroan semula memiliki dua pabrik. Namun, salah satu pabrik diganti menjadi pabrik garmen, bekerja sama dengan Mataram Tunggal Garmen.

“Pada tahun 2010 jumlah tenaga kerja kami adalah 251, kemudian menurun di tahun 2011 menjadi 231, di tahun 2012 menjadi 217, tahun 2013 menjadi 192 dan pada tahun 2014 menjadi 153. Kami tidak melakukan PHK tetapi dialihkan ke bagian lain. Ada sekitar 75 orang,” ujar dia.

Pada awalnya, negara tujuan utama ekspor adalah Italia. Namun, perseroanberalih ke Hong Kong karena banyak perusahaan kulit untuk jaket dan sepatu yang pindah ke Hong Kong. Untuk mendongkrak kinerja ekspor, Budi Makmur memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan pemerintah sesuai Undang-Undang.

“Juga syarat yang diminta pelanggan kami sudah dapat memenuhinya. Kami juga rutin mengecek produk agar kualitas terjaga dan sesuai dengan syarat yang diajukan,” katanya.

Syarat yang diajukan pembeli termasuk audit produk oleh lembaga independen. untuk melakukan pemantauan kualitas produk. Keunggulan lain adalah adanya sertifkat halal MUI, satu syarat yang biasanya diminta para pembeli dari Malaysia.

Produk Budi Makmur juta telah memiliki sertifikat Environmental Management System ISO 14001 2004, Certificate Award for Zero Accidents, Quality Management Assurance-ISO 9001: 2008. “Kami juga dapat PROPER biru karena memperhatikan dampak lingkungan dari aktivitas perusahaan,” katanya. (Reportase: Nerissa Arviana)

Baca juga: Harumnya Bisnis Kulit Budi Makmur


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved