Management zkumparan

Hilmi Panigoro: Suatu Saat Nanti Perusahaan Minyak Akan Hilang

Hilmi Panigoro: Suatu Saat Nanti Perusahaan Minyak Akan Hilang

Hilmi Panigoro, Direktur Utama PT Medco Energy International Tbk

Menurut Hilmi Panigoro, Dirut PT Medco Energi Internasional Tbk, dengan semakin banyaknya pemakaian mobil listrik, suatu saat nanti bisnis minyak akan hilang. Karena itu Medco mengantisipasinya dengan semakin membesarkan bisnis lain seperti listrik, pertambangan copper, dan air. Hilmi yang kembali turun gunung memimpin Medco juga memaparkan pengalamannya menghadapi krisis ekonomi. Berikjut ini petikan wawancaranya.

Sejak menjalankan bisnis, sudah berapa kali Anda menghadapi krisis ekonomi?

Yang pertama dan paling berat krisis ekonomi tahun 1998. Krisis 1998 bukan hanya menyangkut fundamental ekonomi pemerintah, tapi juga sistem perbankan. Dan kondisi perusahaan kami pada saat itu jauh lebih lemah dari kondisi sekarang. Makanya, buat kami, krisis tahun itu merupakan sesuatu yang sangat berat. Yang kedua krisis tahun 2008 saat ada masalah di Amerika.

Mengapa pada krisis tahun 2008 kami tidak begitu terpengaruh? Karena fundamental perusahaan sudah kuat. Kita sudah memiliki kemampuan untuk men-generate cash flow di level operasional yang besar, sehingga pada saat terjadi krisis, fundamental perusahaan kita sudah cukup kuat untuk menahannya. Salah satu strategi yang penting dalam bisnis komoditi seperti minyak, gas, dan produk tambang, kuncinya adalah biaya. Kita harus menjadi cost leader. Contohnya minyak, hari ini kita cost minyak hanya US$ 10 per barrel, sedangkan harga minyak saat ini US$ 70 per barrel. Kalau saja harga minyak saat ini jatuh ke US$ 30 per barrel, akan banyak perusahaan di Amerika Utara dan Canada harus tutup. Sebab biaya produksi mereka di atas US$ 40 per barrel. Sedangkan kita hanya US$ 10. Makanya ketika terjadi krisis dan mereka tutup, pasokan berkurang sehingga harga naik lagi. Sedangkan kita di level itu masih cukup untung.

Apa yang membuat Anda percaya akhirnya bisa melalui krisis?

Kita di bisnis migas sudah 30 tahun lebih. Dengan pengalaman yang panjang, saya yakin kombinasi antara kemampuan organisasi yang tangguh ditambah dengan kerja keras, fokus, dan sensitif terhadap perubahan, akan bisa mengantisipasi krisis. Kalau dilihat, awalnya Medco adalah kontraktor pemboran. Tahun 1980-an itu kita berdiri sebagai kontraktor pemboran. Hari ini, pilar kita sudah tidak ada lagi pemboran. Hari ini kita adalah produsen migas, produsen tembaga dan emas, dan pembangkit tenaga listrik.

Dari semua krisis yang pernah dilalui, pelajaran apa yan bisa dipetik?

Fundamental perusahaan harus kuat. Dan kalau kita berbicara tentang fundamental perusahaan, biaya adalah satunya. Di sektor komoditas, biaya adalah hal yang paling penting. Namun, biaya itu bukan hanya sekedar biaya, tapi biaya itu harus bisa dipertahankan. Artinya perusahaan tetap bisa tumbuh. Jadi, kita harus make sure memiliki organisasi yang bagus, fundamental yang kuat, dan tetap mempertahakan kepercayaan para mitra kita. Untuk mempertahankan kepercayaan, kita harus make sure apa yang kita janjikan harus bisa kita deliver. Walaupun kadang-kadang di Indonesia tidak semudah itu karena banyak hal-hal yang berada di luar kontrol kita. Misalnya, untuk bisnis migas kita mempunyai banyak proyek besar dan banyak sekali keputusan yang harus diambil yang dasarnya adalah perizinan dari pemerintah. Mungkin tadinya kita sudah mendapatkannya setahun, tetapi harus mundur misalnya 2-5 tahun.

Hari ini, lingkungan usaha perubahannya lebih cepat. Kalau Anda mendengar ada komplain bahwa bisnis sedang susah, sebenernya bukan bisnisnya yang sedang susah. Tapi dia yang tidak berubah. Kalau Anda tanya kepada sopir taksi gelap misalnya, pasti dia bilang saat ini bisnis sedang susah. Tapi kalau Anda bertanya kepada teman-teman yang bekerja di e-commerce, mereka akan mengatakan bahwa bisnis hari ini bagus. Kenapa? Karena mereka berubah. Orang yang stick dengan komoditi lama, dia akan tergerus. Mereka harus berubah, cara menjualnya juga harus berubah. Mereka inilah yang menurut saya akan menjadi pemenang nantinya.

Bisnis itu up and down. Hari ini kenaikan pertumbuhan Indonesia berada di angka 5% masih kurang tinggi. Tetapi Pak Jokowi dengan seluruh jajarannya sedang membangun infrastruktur. Tujuannya adalah untuk meningkatkan daya saing dan produktivitas, agar nanti pertumbuhan bisa lebih tinggi. Kita harus mengisi itu, tapi harus diisi dengan bisnis yang tepat, bisnis yang dibutuhkan di masa yang akan datang. Jangan kita hanya berkutat pada gaya bisnis lama, dan mengaharapkan pertumbuhan dengan gaya model bisnis baru. Tidak bisa, harus berubah. Harus mengikuti dan berubah. Di masa lalu sudah kelihatan perusahaan seperti kodak, mereka hilang.

Apakah eksistensi perusahaan minyak akan terus ada?

Tidak, perusahaan minyak akan hilang juga. Namun kita tidak tahu kapan itu akan terjadi. Makanya kami melakukan diversivikasi. Hari ini jika anda ke negara-negara Skandinavia, seperti Denmark dan sekitarnya, lebih dari 50% sudah menggunakan mobil listrik. Di China pada tahun 2017, penjualan mobil listrik sudah berada di angka 1 juta lebih. Tahun 2018 mungkin akan lebih lagi. Kebutuhan minyak yang 24 juta barrel/hari itu untuk mobil penumpang. Kalau semua sudah menggunakan mobil listrik, hilang sudah 24 juta barrel/hari. Mungkin akan dipakai ke yang lain, seperti petrokimia, penerbangan dll. Tapi, menurut saya in the long run, kita harus waspada bahwa suatu saat demand itu akan berubah.

Apa strategi Medco?

Ke depan power plant menjadi salah satu bisnis yang paling cepat perkembangannya. Makanya di tahun 2006 kami membangun bisnis power generation. Kami bukan menjual minyak atau gas, tapi kami menjual listrik sebagai bentuk akhir energi yang akhirnya digunakan oleh customer. Kami sensitif terhadap perubahan. Kemudian, kami mulai masuk tambang. Kami diversifikasi ke produk-produk yang menurut kami ke depannya akan baik. Salah satu yang kami incar adalah copper. Copper itu adalah conductor terbaik untuk listrik, sehingga dengan semakin intensifnya pemakaian listrik dan digitalisasi bisnis, pemakaian copper ini akan semakin besar. Ini merupakan bisnis yang akan menjanjikan ke depan. Terakhir, kami saat ini mulai masuk ke bisnis air, saat ini kami mulai dengan peroyek unggulan di Surabaya, Semarang Barat, dan kemarin baru mendatangani kerjasama untuk supply air di Singapura.

Untuk saat ini, apa tantangan Medco?

Kalau tantangan internasional hari ini adalah geopolitik. Itu yang paling berat. Terutama kami kan memang fokusnya di Timur Tengah dan Afrika. Kami beroperasi di Oman, Yaman, Libya, dan Tunisia. Dua dari 4 negara ini sedang tidak ada pemerintahannya. Di Yaman dan Libya kami dipaksa untuk force major, di stop operasi kita. Semua pegawai harus keluar dari sana karena tidak ada pemerintahnya, walaupun lapangannya tetap ada. Hanya saja tidak bisa dioperasikan dengan aman. Jadi kita harus sabar.

Apa prinsip yang Anda pegang dalam menjalankan bisnis?

Kalau kita lihat keberhasilan Medco hari ini, menurut saya, kuncinya kita harus jeli melihat peluang bisnis. Kita membangun organisasi yang tangguh artinya kita kerja keras sebagai organisasi, tapi kita juga sering mendapatkan keberuntungan. Luck itu penting. Saya percaya betul, semakin keras kita bekerja ditambah berdo’a, kita menjadi untung, makin beruntung. Pokoknya saya selalu jeli melihat peluang, bekerja dengan smart dan sekeras mungkin, dan terus berdo’a semoga kita beruntung.

Ke depan Medco akan dibawa kemana?

Kalau dulu 20 tahun lalu saat kami baru masuk ke migas, kami akan katakan bahwa kami akan menjadi perusahaan migas yang leading di Indonesia. Hari ini saya tidak bisa berbicara seperti itu, karena hari ini lingkungan berubah sangat cepat. Kalau saya besarkan migas ini dengan rencana 25 tahun menjadi Medco dengan produksi 3 atau 5 kali lipat dari produksi hari ini, jangan-jangan pada saat itu minyak sudah tidak dibutuhkan. Jangka waktu proyeksi kita saat ini jadi lebih singkat. Sekarang saya lihat selama 10 tahun, bagaimana proyeksi kebutuhan migas dalam 10 tahun kedepan. Kemudian saya lihat proyeksi kebutuhan tembaga dan emas dalam 10 tahun kedepan, dan saya melihat bagaimana proyeksi kebutuhan listrik selama 10 tahun kedepan. Saya rencanakan bisnis selama itu saja. Tapi yang jelas, saya bicara 10 tahun, saya ingin Medco menjadi perusahaan dengan pilar di bidang energi ini seperti migas, tambang, dan tenaga listrik salah satu yang paling besar di Indonesia.

Editor: Sujatmaka


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved