Management Strategy

IMF Pangkas Pertumbuhan, Ini Antisipasi RI

Oleh Admin
IMF Pangkas Pertumbuhan, Ini Antisipasi RI

Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardoyo mengatakan berdasarkan prediksi Dana Moneter Internasional (IMF), pertumbuhan ekonomi dunia turun dari 3,6 menjadi 3,4 persen. “Penurunan itu karena pelemahan (ekonomi) di negara berkembang,” kata Agus di kantornya, Jumat, 22 Januari 2016.

Menurut Agus, negara-negara berkembang berkontribusi 70 persen terhadap perekonomian dunia. Cina pada kuartal IV mengeluarkan perhitungan yang menyebut pertumbuhannya pada satu tahun ini sebesar 6,9 persen. Kontribusi ekonomi Cina pada sektor jasa lebih baik dibanding manufaktur.

Bertempat di Cendrawasih Room, Jakarta Convention Center, IBEX 2015 dibuka pada Rabu (9/9) oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, Ketua Umum Perbanas Sigit Pramono, Gubernur Bank Indonesia Agus D.W. Martowardojo, serta Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman Dharmansyah Hadad.

Presiden RI Joko Widodo saat beramah-tamah dengan para bankir

Namun, Agus meyakini komitmen fiskal untuk pencairan anggaran sejak awal tahun berpengaruh baik terhadap ekonomi Indonesia. Pada Januari ini, sudah ada aliran dana dari luar negeri ke Indonesia sebesar Rp 5 triliun year to date. Meski ada penurunan dibanding tahun lalu, yaitu Rp 14 triliun pada periode sama, Agus optimistis jumlah itu akan meningkat.

Sementara kondisi nilai mata uang rupiah, menurut Agus, terdepresiasi sebesar 0.93 persen year to date. Di tahun lalu secara keseluruhan rupiah terdepresiasi terhadap dolar sebesar 11 persen. Ia menilai depresiasi itu masih tergolong baik jika dibanding negara berkembang lainnya seperti Turki dan Brasil.

Agus juga mengaku sudah mengantisipasi sektor likuiditas agar tetap memadai. Jika pemerintah mengeluarkan surat utang negara, akan menarik sektor likuiditas. Jika pemerintah menyalurkan dana bagi hasil ke daerah dalam bentuk surat utang negara, akan mengurangi likuiditas pada Bank Pembangunan Daerah (BPD). Sebab, daerah biasa menempatkan dananya ke BPD. Bank sentral, kata dia, akan berupaya menjaga agar transaksi penyaluran kredit bisa memadai.

Tempo


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved