Guna menarik minat investor dari luar negeri, Kementerian BUMN berencana secara rutin menggelar acara Indonesia Investor Day di luar negeri. Untuk tahap awal, event ini akan digelar di Hong Kong.

“Hari ini kami melakukan pre-marketing untuk acara di Hong Kong pada tanggal 30-31 Agustus. Acara Indonesia Investor Day di Hong Kong akan menjadi yang pertama dari Kementrian BUMN, yang nantinya akan dijadikan acara rutin setiap tahun,” kata Deputi Bidang Usaha Jasa Kementrian BUMN, Parikesit Suprapto di Jakarta, Senin (27/8).

Kriteria dari perusahaan BUMN yang akan tampil di Indonesia Investor Day di Hong Kong yakni perusahaan BUMN terbaik yang telah masuk dalam daftar 2000 perusahaan global versi Forbes. Sejatinya 10 perusahaan Indonesia telah termasuk dalam daftar Forbes tersebut, dan enam diantaranya adalah para BUMN tersebut.

Adapun ke-6 perusahaan BUMN tersebut yakni: PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, PT Semen Gresik (Persero) Tbk, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. Selain itu akan diperkenalkan pula satu perusahaan BUMN yang rencananya akan go public tahun ini yakni PT Pegadaian (Persero). Jadi total ada 7 perusahaan yang akan ditampilkan.

BNI Kantor Cabang Hong Kong ditunjuk sebagai host acara tersebut. Diperkirakan akan hadir lebih dari 60 investor papan atas Hong Kong dengan perkiraan nilai assets under management lebih dari US$ 210 miliar.

“Jadi selama dua hari di sana kami akan melakukan one on one meeting dengan investor. Kami sampaikan progres kinerja BUMN ke investor sekaligus mempertegas komitmen mereka untuk stay dengan long term investment-nya,” katanya.

Selain mencoba menggaet investor, event ini juga sekaligus menjadi ajang kreatif untuk mempromosikan budaya Indonesia melalui paduan musik, tari dan pameran lukisan bertradisi Indonesia, dengan tema khusus “Echopulence” – Indonesia Investor Day. Di akhir acara juga akan ada lelang 19 lukisan hasil karya pelukis terkenal asal Indonesia.

Tema dari “Echopulence” sendiri berasal dari dua kata, “Echo” yang berarti gaung dan “Opulence” yang berarti kemakmuran. “Angklung” sebagai salah satu alat musik tradisional Indonesia pun dipilih menjadi simbol dari acara ini dengan maksud bahwa angklung adalah alat musik yang hanya menghasilkan satu nada bila dimainkan sendiri, namun akan menghasilkan harmoni bila dimainkan bersama-sama. Hal ini diharapkan dapat menjadi simbol kebersamaan atau kolaborasi untuk mencapai kemakmuran bersama.

Parikesit menjelaskan, BUMN telah memainkan peran yang sangat signifikan dalam mendukung aktivitas perekonomian Negara, di samping banyak faktor-faktor pendukung lain. Antara lain pada akhir 2011, terdapat 141 BUMN, yang secara total menghasilkan pendapatan Rp 1,387 triliun, atau 18,7% dari 2011 PDB Indonesia.

Adapun total pendapatan dalam 5 tahun terakhir telah berkembang, secara CAGR, sebesar 12,5%, sementara laba bersih telah tumbuh 15,0%. “Diperkirakan pada tahun 2012, BUMN akan menghasilkan total pendapatan sebesar Rp 1,495 triliun dan laba bersih sebesar Rp 145 triliun,” kata Parikesit.

Di sisi lain, selama periode 2007 – 2011, rata-rata persentase antara belanja modal (capital expenditure/capex) BUMN atas APBN adalah 148,7%. Hal ini menunjukkan bahwa Capex BUMN telah meningkat secara signifikan melebihi anggaran negara Indonesia yang terus meningkat.

Dalam hal kontribusi di pasar modal, pada akhir 2007, kapitalisasi pasar gabungan dari BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah Rp 645 triliun atau 32% dari total kapitalisasi pasar BEI. Pada tanggal 31 Juli 2012, angka ini telah meningkat sebesar 44,7%% menjadi Rp 933 triliun atau 23,7% dari total kapitalisasi pasar BEI.

Parikesit juga memperkirakan, nilai total kapitalisasi pasar BUMN akan terus meningkat seiring dengan komitmen Kementerian BUMN untuk terus mempromosikan agar lebih banyak lagi BUMN yang terdaftar di pasar bursa. (EVA)