Management

Ingin Maju, Indonesia Harus Kirim 120 Ribu Mahasiswa ke Luar Negeri

Ingin Maju, Indonesia Harus Kirim 120 Ribu Mahasiswa ke Luar Negeri

Pertumbuhan ekonomi Asia yang semakin agresif membawa sinyal positif akan terjadinya konvergensi ekonomi dari Barat ke Timur. Derasnya investasi asing yang masuk tentu menuntut kecakapan sumber daya manusia (SDM) dalam suatu negara. Sayang, menurut Profesor Djisman Simanjuntak, Ketua Yayasan Prasetiya Mulya, Indonesia belum bisa menyiapkan SDM untuk menghadapi kondisi tersebut.

Di sela-sela diskusi “International Business Conference, The Great Convergence of East and West”, Profesor bisnis ekonomi ini memaparkan pandangannya kepada reporter SWA, Ario Fajar. Berikut nukilannya.

Profesor Djisman Simanjuntak, Ketua Yayasan Prasetiya Mulya

Apa yang menjadi masalah utama bagi Indonesia dalam menghadapi konvergensi ekonomi?

Human capital. Kita sangat lemah dalam menyiapkan manusia yang berkualitas. Saat ini, kita tertinggal dari negara Asia Timur, bahkan dengan Malaysia dan Vietnam.

Apa langkah yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah itu?

Tentu yang harus ditekankan adalah institusi pendidikannya. Kita butuh lebih banyak lagi ilmuwan dan engineer. Institusi pendidikan harus menekankan pada science dan teknologi. Dua hal tersebut berperan sangat penting dalam kemajuan sebuah negara. Kita bisa lihat Cina, Jepang, Korea, dan Singapura yang fokus pada dua study itu.

Bagaimana mengimplementasikannya?

Perguruan tinggi di Tanah Air masih didominasi oleh institusi swasta. Sayangnya, swasta tidak punya sumber-sumber yang memadai untuk mendukung program tersebut. Alhasil, peran pemerintah sangat dibutuhkan dalam mengatasi masalah ini

Bagaimana caranya?

Kita harus menyekolahkan mahasiswa ke luar negeri. Jika saat ini ada 40 ribu mahasiswa yang bersekolah, maka kita harus menambahnya menjadi 120 ribu orang. Kondisi itu jauh berbeda dengan Cina yang mengirim mahasiswanya hingga 600 ribu orang, bahkan Vietnam jauh lebih banyak dari kita.

Mereka harus diberi kesempatan untuk menimba ilmu di sumbernya. Contohnya, jika itu soal teknologi, kita bisa kirim ke Amerika Serikat, Jepang, dan belahan Eropa lainnya.

Dukungan pemerintah selanjutnya adalah menyisihkan dana APBN pendidikan untuk program beasiswa ke luar negeri, khususnya untuk jurusan engineering dan science. Pemerintah Vietnam sudah memulai hal itu.

Seberapa efektif insiatif tersebut untuk kemajuan ekonomi?

Singapura butuh satu generasi untuk maju seperti sekarang. Inisiatif ini seharusnya sudah mulai digalakkan.

Berarti, pendidikan di dalam negeri belum cukup meyakinkan?

Ini bukan soal meyakinkan atau tidak. Jika ingin maju, kita harus berguru ke sumbernya bukan?. Maka dari itu, kita semestinya sudah menyiapkan hal paling krusial ini untuk memajukan ekonomi dalam negeri.

Seberapa penting menyiapkan SDM di tengah isu konvergensi ekonomi?

Begini, pergesaran kekuatan bisnis dari Barat ke Timur terlihat secara gamblang saat perusahaan-perusahaan dari kekuatan-kekuatan ekonomi baru telah memulai perannya untuk menjadi pemimpin bisnis di dunia. Perusahaan-perusahaan di Timur bukan hanya mengungguli rekan-rekan mereka di Barat dalam hal pertumuhan dan inovasi, tetapi juga datang dengan model-model bisnis yang menantang dan menjungkirbalikan paradigma Barat yang berlaku. Nah, jika orang-orang Indonesia belum siap, maka kita tidak akan maju-maju bahkan tertinggal dari negara Asia lainnya. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved