Management

Inovasi BNI Hasilkan Pertumbuhan Laba

Oleh Admin
Inovasi BNI Hasilkan Pertumbuhan Laba

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk berhasil mencatat laba bersih setelah pajak Rp 7,1 triliun pada tahun 2012. Pencapaian itu ternyata dihasilkan dari inovasi yang dilakukan bank BUMN ini di berbagai lini.

Konferensi pers kinerja keuangan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk tahun 2012, di Jakarta, Kamis (28/2/2013).

“Pertumbuhan laba bersih pada tahun 2012 merupakan hasil inovasi yang terus dilakukan oleh BNI di berbagai lini, baik di sektor konsumer & ritel, maupun business banking,” ucap Gatot M Suwondo, Direktur Utama BNI, di Jakarta, Kamis (28/2/2013).

Gatot menjelaskan, BNI mengembangkan bisnisnya dengan cara memelihara rekening atau kredit. Selain itu, bank juga melakukan perbaikan kualitas pelayanan ekstra, seperti cash management hingga pembiayaan ekspor impor (trade finance), yang menjadi salah satu tulang punggung sumber pendapatan non-bunga.

Karena usahanya tersebut, BNI pun bisa menghasilkan catatan positif. Di 2012, jumlah transaksi kartu kredit mencapai 5,2 juta transaksi, atau tumbuh 17,6%. Angka itu jauh di atas rata-rata jumlah transaksi di industri yang tumbuh 5,7%.

Dilihat dari nilai penggunaannya, kartu kredit BNI juga mencatat pertumbuhan 33,9%, atau di atas kecenderungan industri yang tumbuh 10,4%. Begitu juga dengan bisnis kartu debit BNI yang mencatat pertumbuhan dalam hal penggunaannya sebesar 48,7%, atau melampaui rata-rata di industri yang tercatat sebesar 30,9%.

“Sumber lain untuk pendapatan non-bunga juga disumbangkan oleh jasa Transactional Banking yang mencatat perbaikan kinerja, seperti pada nilai transaksi dan kenaikan jumlah pelayanan Cash Management BNI. Jumlah transaksi Cash Management BNI meningkat dari 3,0 juta pada 2011 menjadi 5,7 juta transaksi pada 2012, dengan nilai transaksi yang melonjak dari Rp 423 triliun menjadi Rp 553 triliun,” terang Gatot.

Demi melayani nasabahnya, sepanjang tahun lalu, BNI melakukan investasi signifikan, antara lain penambahan 221 outlet dan 2.000 ATM di seluruh Indonesia. Termasuk juga pembukaan kantor wilayah di timur Indonesia, yakni Kantor Wilayah Papua. Itu dilakukan agar pelayanan BNI di daerah yang tengah tumbuh pesat tersebut akan semakin kuat di masa mendatang.

Ia pun menegaskan, “Meskipun melakukan investasi besar di jaringan layanannya, BNI tetap berusaha untuk lebih efisien. Hal ini ditunjukkan dengan semakin membaiknya Cost to Income Ratio yang turun dari 49,8% pada tahun 2011 menjadi 49,4% tahun 2012.” (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved