Management Strategy

Investasi Cold Storage untuk Hasil Laut Kian Menggiurkan

Investasi Cold Storage untuk Hasil Laut Kian Menggiurkan

Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti telah mengusir kapal asing dan memberantas pencurian ikan (illegal fishing), termasuk menenggelamkan kapal asing yang membandel. Namun, Indonesia kini tak hanya kekurangan kapal pengangkut ikan, tapi juga cold storage (gudang berpendingin) untuk menampung hasil tangkapan ikan dari daerah sentra produksi.

“Pemerintah di tahun 2015 menganggarkan Rp 235 miliar di APBN untuk membangun 58 cold storage, air blast freezer, ditambah 38 unit pabrik es. Untuk satu unit cold storage dengan kapasitas 100 ton, dilengkapi air blast freeze, termasuk bangunan, membutuhkan investasi sekitar Rp1,8 miliar. Kami akan membangun cold storage berkapasitas 100-300 ton,” kata Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) KKP Saut P Hutagalung.

Data Asosiasi Rantai Pendingin Indonesia (ARPI), pada tahun 2014, kapasitas cold storage nasional tercatat sebesar 7,2 juta ton untuk produk perikanan, 1,9 juta ton untuk produk ayam potong, dan 400 ribu ton untuk daging sapi. Sementara itu, lanjut dia, produksi perikanan mencapai 14 juta ton, ayam potong sebanyak 3,7 juta ton, dan 580 ribu ton daging sapi. Minat investasi pembangunan cold storage untuk hasil laut terus meningkat seiring berkembangnya sektor perikanan dan kelautan di Tanah Air. Tak hanya investor lokal, investor asing, khususnya dari Tiongkok juga telah menyampaikan niatnya untuk menanamkan modalnya dalam jasa usaha penyewaan gudang berpendingin.

Indonesia kini membutuhkan banyak cold storage baru (Foto: IST)

Indonesia kini membutuhkan banyak cold storage baru (Foto: IST)

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat setidaknya ada tujuh pemodal yang siap berinvestasi hingga Rp 550 miliar di sektor perikanan pada tahun ini. Tiga diantaranya berasal dari Tiongkok, sementara empat lainnya adalah pemodal lokal yang menyasar investasi di kawasan Indonesia Timur. Enam dari tujuh proyek pengolahan ikan, termasuk membangun cold storage rencananya akan dibangun di Papua dan sisanya di Maluku.

Fasilitas sistem rantai pendingin itu akan dibangun di titik-titik yang terjangkau nelayan, termasuk di pelabuhan kecil. Sistem rantai pendingin yang memadai akan mendukung peningkatan pemasaran hasil perikanan Indonesia. “Terkait dengan investasi asing, akan kita alokasikan di pengolahan ikan bukan pada penangkapan, karena penangkapan ikan akan kita optimalkan dengan sumberdaya lokal,” ujar Saut.

Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Kelautan dan Perikanan, Yugi Prayanto menambahkan potensi kelautan di Tanah Air belum tergarap secara maksimal, salah satunya karena minimnya ketersediaan infrastruktur. Kebijakan transhipment juga mengakibatkan jumlah ikan yang dibawa ke darat sangat minim. Imbasnya, tak banyak cold storage yang beroperasi optimal. “Setelah ada peraturan baru, kita kekurangan cold storage. Kapasitas cold storage di perusahaan masih relatif kecil dan letaknya terpencar-pencar. Rata-rata masih di bawah 250 ton per perusahaan,” katanya.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved