Management

Investasi US$ 3 juta, Xiaomi Akhirnya Diproduksi di Indonesia

Investasi US$ 3 juta, Xiaomi Akhirnya Diproduksi di Indonesia

Menyadari besarnya potensi pasar Indonesia, Xiaomi mulai memproduksi ponsel pintarnya untuk pasar Indonesia per Januari tahun ini. Ini menegaskan komitmen Xiaomi untuk mendayagunakan kemampuan produksi lokal dalam pembuatan ponsel pintarnya. Steven Shi, Head of Southeast Asia dan Country Head Xiaomi Indonesia mengatakan kerja sama dengan pengembang software atau perangkat lunak di Indonesia akan lebih meningkatkan pengalaman pengguna bagi seluruh Mi fans di Indonesia.

Xiaomi masuk ke Indonesia pada Agustus 2014 dengan tipe pertama yang diusung adalah Redmi1S. Kini, perusahaan tersebut menghadirkan ponsel tipe Redmi 4A, ponsel pintar 4G yang memiliki keunggulan dual application dan punya ketahanan waktu baterei hingga 7 hari itu diproduksi di Batam, Indonesia. “Setelah enam bulan persiapan produksi, pertama kali dalam sejarah dalam satu smartphone bisa menggunakan dua aplikasi whatspapp dengan harga sangat terjangkau Rp 1,499 juta,” ujar Wang Xiang, Senior VP Xiaomi. Ia menambahkan, dengan Xiaomi mulai memproduksi di Indonesia ini, membuktikan betapa penting pasar Indonesia bagi Xiaomi, juga menandai komitmen pihaknya untuk terus tumbuh di Indonesia.

Wang mengatakan, dalam mewujudkan produksi ponsel pintarnya di Indonesia Xiaomi menggandeng PT Erajaya Swasembada Tbk, PT Sat Nusapersada Tbk dan TSM Technologies. Erajaya sebagai partner strategis lokal sangat mendukung selama ini dalam jaringan distribusi sejak awal masuk Indonesia pada 2014. Sedangkan TSM Technologies sebagai mitra lokal yang sudah memiliki kemampuan membuat piranti 4G untuk Xiaomi khusus di Indonesia yang kualitasnya tidak kalah dengan yang diproduksi di China dan India. Lalu, Sat Nusapersada dikenal sebagai mitra produksi Xiaomi di Batam.

“Xiaomi bukan saja smartphone, tapi juga brand yang cukup aktif dalam Internet of Things (IOT), dengan mulai diproduksinya smarthphone mereka di sini, ke depan kita mungkin bisa mendapat benefit dari pengembangan IOT mereka,” tutur Hasan Aula, CEO PT Erajaya Swasembada Tbk, pada peluncuran Kami Buatan Indonesia di Hotel JW Mariot, Mega Kuningan Jakarta.

Duta besar Republik Rakyat Tiongkok untuk Republik Indonesia, Xia Feng, menegaskan ini merupakan bukti komitmen produsen asal Tiongkok melokalkan produknya untuk pasar di sini melalui join produksi ini. “Saya meyakini Xiaomi yang diproduksi di sii sama kualitasnya degan yang dibuat di negeri asalnya,” katanya. Ia juga menambahkan dengan diproduksinya Xiaomi di sini untuk pasar Indonesia juga membuka lapangan kerja baru, kapital dan alih teknologi bagi Indonesia.

Rudiantara, Menkominfo, yang hadir dalam peresmian tersebut, melihat dorongan aturan 30 persen TKDN (tingkat kandungan dalam negeri) ini sangat signifikan bagi Indonesia. Bukan saja pada pengembangan hardware, software dan investasi, tapi juga meningkatkan kemampuan pelaku lokal dalam menghadapi WTO, selain nilai tambah bagi pemerintah. Ia mengatakan, tahun ini diproyeksikan ada 35 juta ponsel yang terjual di Indonesia. I Gusti Putu Suryawirawan, Dirjen Industri loga, mesin, alat transportasi dan elektronika Kementerian Perindustrian menambahkan saat ini ada 34 merek luar yang diproduksi di Indonesia dari 24 pabrik. Satu pabrik bisa memproduksi beberapa merek. Sayangnya, selama ini masih skema hardware, jadi hanya merakit, belum pengembangan software. Rudi berharap ke depan, dengan makin banyak kemudahan yang diberikan pemerintah, para pemain bukan saja merakit ponsel di sini juga dalam hal pengembangan aplikasi, software dan jaringan juga. “Saya mengapresiasi Xiaomi yang bukan saja perangkat keras yang dikerjakan di sini, juga perangkat lunaknya,” ujarnya.

Xiaomi Redmi 4A ini pada tahap awal akan diproduksi diatas 100 ribu dari tiga lini produksi, tapi pada bulan Maret atau April tahun ini produksinya akan menjadi 300 ribu per bulan. Abidin, CEO Sat Nusapersada, mengungkapkan, investasi Xiaomi dengan join partnership bersama Erajaya dan pihaknya ini nilainya sekitar US$ 3 juta untuk 5 lini produksi dengan kapasitas produksi 500 ribu per bulan. Untuk Xiaomi ada sekitar 1200 pekerja lokal yang terlibat. Selain Xiaomi, Sat Nusapersada juga memproduksi ponsel pintar Asus di Indonesia dengan investasi sekitar US$ 6 juta.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved