Management zkumparan

Irvandi Ferizal, Direktur HR Maybank: “HR Bergerak Menjadi Business Player”

Irvandi Ferizal, Direktur human resources (HR) Maybank
Irvandi Ferizal, Direktur human resources (HR) Maybank

Dunia human resources (HR) tahun 2020-2025 ditandai dengan terjadinya perubahan demografi: karyawan new gen (milenial atau generasi Y) mengambil alih kepemimpinan dan menjadi mayoritas di perusahaan. Perubahan demografi ini membawa konsekuensi lahirnya new way of working dan budaya baru yang harus diantisipasi oleh tim HR.

Kemudian, terjadi peningkatan digital process dan digital transformation yang membawa konsekuensi pada kebutuhan skill baru, upskilling & reskilling, penataan ulang struktur organisasi, perubahan proses yang semakin pendek (lean), dan terjadinya kelangkaan talenta.

Dalam kurun waktu lima tahun ke depan, juga akan terjadi perubahan regulasi yang intensif, yang berkaitan dengan perubahan ekosistem negara ataupun dunia sebagai dampak perkembangan situasi ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan terkini. Hal ini akan membawa konsekuensi adanya ambiguitas karena interpretasi regulasi di lapangan dan potensi peningkatan biaya, seperti upah minimum regional, omnibus law penciptaan lapangan kerja, tabungan perumahan rakyat (tapera), Badan Pengelola Jaminan Sosial (BPJS), pajak penghasilan, dan kewajiban sertifikasi.

Maka, tantangan perusahaan ke depan adalah bagaimana beroperasi lebih produktif dan lebih efisien. Maka, “do more with less” menjadi keharusan saat ini. Semua organisasi dan korporasi menghadapi tantangan bagaimana bisa lebih produktif; profit meningkat, tetapi cost turun. Review proses bisnis, upaya otomatisasi termasuk Robotic Process Automation (RPA), dan digitalisasi menjadi sebuah keniscayaan.

Tantangan perusahaan lainnya adalah departemen HR harus fokus pada impact dan deliverable daripada sekadar event-based/event-oriented. Juga, menghadapi perilaku karyawan (motivasi, attitude, stress level, openess, integrity, dsb.) sebagai konsekuensi perubahan organisasi dan ekosistem.

Karena itu, HR dituntut untuk memberikan employee experience di setiap siklus, melakukan pengambilan keputusan yang lebih berdasarkan data analytics yang lebih intensif, investasi pada future ready organization yang berkaitan dengan kapabilitas masa depan, seperti human centre design, agility, data analytics, dan cybersecurity.

Menurut saya, ada sejumlah tren di dunia HR selama 2020-2025. Pertama, workplace futurisation, seperti full time employment menjadi hourly working employment/temporary or project based, dedicated office menjadi work from everywhere anytime, redesign organization dari hierarki menjadi share dan matrix, digital culture dengan melakukan change management, dan bagaimana memastikan human-machine bisa bekerja bersama. Di Maybank, kami menyebutnya “humanizing technology”.

Kedua, workforce futurization. HR harus bisa mempersiapkan future ready leaders dan young talent program dengan kandidat yang multidisiplin, mempersiapkan kapabilitas yang saat ini masih langka (data analytics, data scientist, coding, human centre design, cybersecurity, social media marketing, story telling communication, dsb.), serta membuat sistem reward yang inovatif dan mampu men-drive business performance.

Ketiga, future ready infrastructure in HC (human capital) dengan menggunakan Big Data, fully cloud HRIS (Human Resources Information System), internal social media, dan, internal chatbot for HR. Untuk infrastruktur ini, tidak harus membutuhkan biaya/investasi yang raksasa. Seperti di Maybank Indonesia, kami mengelola secara in-house.

Dan, ke depan, talent war masih akan terjadi. Talena di bidang penjualan, pemasaran, teknologi informasi, pricing and data analytics, human centre design, serta social media marketing akan menjadi semakin langka. Karyawan di bagian lain harus melakukan upskilling dan reskilling agar bisa berubah perannya.

Jadi, HR bergerak tidak hanya di fungsi administratif, tetapi menjadi business partner, bahkan sudah menjadi business player. Saya menyebutnya “New Normal++HR”. Maka, perusahaan harus segera melakukan change management, membangun future ready organization, mulai menyiapkan future ready leader, dengan tetap memperhatikan aspek risk management; termasuk mewaspadai akselerasi radikalisme dan intoleransi dalam organisasi/korporasi. (*)

Andi Hana Mufidah Elmirasari

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved