Management Strategy

KADIN Fokus Penciptaan Banyak Lapangan Kerja

KADIN Fokus Penciptaan Banyak Lapangan Kerja

Pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat pada tahun ini seiring ekonomi global yang masih belum menentu. Jika dibiarkan, angka pengangguran dan kemiskinan akan meningkat.

Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia memfokuskan program pada pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, yakni mampu menurunkan angka kemiskinan dan pengangguran serta mengurangi ketimpangan pendapatan yang tercermin dari penurunan rasio gini.

“Prioritas pemerintah saat mengambil satu kebijakan adalah penciptaan lapangan kerja sebanyak-banyaknya,” kata Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan P. Roeslani saat berdialog dengan jajaran pemimpin redaksi di Jakarta.

Menurut dia, ekonomi RI tak bisa lagi bergantung kepada sektor komoditas yang harganya terus merosot. Negara-negara maju juga semakin berkurang kapasitasnya untuk membantu negara-negara berkembang seiring perlambatan ekonomi di Tiongkok serta ekonomi Amerika Serikat yang belum menentu.

Ketua Umum Kadin Indonesia, Rosan P. Roeslani

Ketua Umum Kadin Indonesia, Rosan P. Roeslani

Kadin mengharapkan pemerintah bisa memanfaatkan momentum untuk mengoptimalkan beberapa sektor industri sebagai motor pertumbuhan ekonomi pada tahun ini. Contohnya, industri besi dan baja serta industri kimia seiring misi Jokowi-JK mempercepat pembangunan proyek-proyek infrastruktur.

“Ada sekitar Rp 5.500 triliun anggaran untuk infrastruktur. Proyeknya banyak, bandara, pelabuhan, rel kereta api, energi, dan lainnya. Ini harus jadi momentum membangkitkan kekuatan industri,” katanya.

Rosan menjelaskan, dana yang menganggur di daerah sekitar Rp 150-180 triliun hingga akhir tahun 2015 bisa dimanfaatkan untuk modal awal atau bank garansi pembangunan proyek infrastruktur. Dengan begitu, investor asing lebih yakin untuk ikut berpartisipasi dalam pendanaan proyek.

“Saat ini, kepercayaan investor sudah lebih bagus dari tahun-tahun sebelumnya. Tapi, implementasi kebijakan juga harus bagus. Jika tidak, sulit berharap investor asing mau menaruh dananya di Indonesia,” katanya.

Selain menggerakan ekonomi RI, menciptakan banyak lapangan kerja, dan menumbuhkan kepercayaan investor, pemerintah juga harus menjaga stabilitas di sektor keuangan mengingat risiko gejolak di pasar keuangan global dan Tiongkok masih mengancam.

“Tekanan di sektor ini akan cepat menular dan menghancurkan seluruh sendi perekonomian. Sektor keuangan terpuruk, kerugian akan jauh lebih besar,” katanya.

Kepala BPS Suryamin menyatakan terjadi kenaikan angka jumlah penduduk miskin dari September 2014 ke September 2015 sebanyak 780 ribu jiwa. Pada September 2014, jumlah penduduk miskin sebanyak 27,73 juta jiwa dan pada September 2015 meningkat menjadi 28,51 juta jiwa.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved