Management Strategy

Kampung Inggris, Berdayakan Masyarakat Setempat

Kampung Inggris, Berdayakan Masyarakat Setempat

Desa Wisata adalah salah satu konsep pembangunan industri pariwisata di Tanah Air. Konsep ini menonjolkan keindahan alam setempat atau kelebihan lainnya dari sisi adat-istiadat dan budaya. Kampung Inggris menawarkan wisata edukasi berupa bimbingan dan pelatihan Bahasa Inggris meski dalam perkembangannya juga berdiri banyak lembaga bahasa lain seperti Bahasa Arab.

Sejak tokoh perintisnya, Muhammad Kalend Osen mendirikan Basic English Course (BEC) pada 1980-an, Desa Tulungrejo dan Desa Pelem di Kecamatan Pare, Kediri perlahan mulai berkembang. Warga setempat kemudian termotivasi dengan menjamurnya banyak bimbingan belajar bahasa.

“Karena memang Kampung Inggris ini berada di wilayah pemukiman warga, masyarakat tentu berpartisipasi dengan menyediakan banyak fasilitas yang dibutuhkan para pengunjung yang datang untuk belajar,” kata Edy Subiyakto, Sekretaris Kecamatan Pare, Kediri.

Dengan dibimbing perangkat pemerintah yang ada di Kecamatan Pare, Kediri, pejabat Desa Tulungrejo dan Desa Pelem membentuk kesekretariatan Kampung Inggris. Mereka inilah yang bertugas membina dan memberdayakan para penduduk setempat untuk ikut berpartisipasi dalam pengembangan Kampung Inggris. “Setiap tahun, pengunjung yang datang selalu bertambah. Itu menunjukkan mereka sangat antusias belajar bahasa Inggris di Kampung Inggris,” katanya.

Kalend Osen, pendiri Kampung Inggris. Pare, Kediri (foto: Antara)

Kalend Osen, pendiri Kampung Inggris. Pare, Kediri (foto: Antara)

Edy mengaku tak membatasi siapa saja yang ingin datang dan menimba ilmu di Kampung Inggris. Dengan catatan, mereka punya niat belajar yang benar. Dari pengamatannya, pengunjung lebih didominasi pelajar mulai dari SD, SMP, SMA. Mereka yang telah berumur pun bisa ikut belajar bersama.

Untuk mendorong kelancaran proses belajar-mengajar di Kampung Inggris, masyarakat setempat menyiapkan beberapa fasilitas yang dibutuhkan seperti asrama atau kos-kosan, toko kelontong, warung makan, tempat ibadah, hingga penyewaan sepeda onthel. “Ini bukti kalau pemerintah ingin memberdayakan masyarakat setempat. Kos-kosan, bisa digunakan rumah penduduk,” katanya.

Edy menilai pemberdayaan tersebut akhirnya mampu mengangkat perekonomian daerah. Taraf hidup masyarakatnya pun meningkat seiring kenaikan pendapatan. Ke depan, pemerintah berencana memberikan edukasi berupa pelatihan membatik kepada warga di Kampung Inggris. “Harapannya, tingkat kesejahteraan masyarakat terus meningkat. Kehadiran desa wisata ini mendorong pemberdayaan masyarakat,” ujarnya.

Kepala Desa Tulungrejo, Akhmad Wahyudiono yakin Kampung Inggris masih akan ramai dikunjungi banyak wisatawan domestik. Terutama, mereka yang ingin belajar bahasa Inggris dan Arab. Itu terlihat dari banyaknya lembaga bimbingan belajar yang selalu meningkat dari tahun ke tahun. Demikian juga jumlah pengunjung yang datang untuk menimba ilmu.

“Target pasar kami lebih pada masyarakat di luar kota, dalam maupun luar Pulau Jawa. Promosinya dari mulut ke mulut. Tapi, sudah banyak mengenal Kampung Inggris yang berdiri sejak tahun 1980,” ujarnya.

Sang Pendiri, Kalend Osen menambahkan, semakin banyak bimbingan belajar berdiri di Kampung Inggris, kesejahteraan masyarakat setempat akan terus meningkat. Itu karena pengunjung yang datang juga semakin banyak. “Ke depan, saya masih akan menerima tamu dan bertukar pikiran dengan masyarakat sekitar dan juga pemerintah daerah demi kemajuan Kampung Inggris,” katanya.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved