Management

Kapal Konteiner Perancis Beri Asa Sektor Kemaritiman Indonesia

Kapal Konteiner Perancis Beri Asa Sektor Kemaritiman Indonesia

Kapal CMA CGM Otello berkapasitas 8.238 TEUs bersandar di Dermaga Jakarta International Container Terminal (JICT) pada hari minggu (23/04). Kerjasama yang dilakukan antara PT Pelindo II / IPC dan Compagnie Maritime d’Affretement – Compagnie Generali Maritime (CMA-CGM) ini melayani servis baru dengan nama Java SEA Express Services/ JAX Services untuk rute Tanjung Priok ke Los Angeles dan Oakland, Amerika Serikat. Kapal ini dijadwalkan akan bersandar setiap minggu secara rutin dan ditargetkan akan mencapai 15.000 TEUs dalam sekali pengiriman.

Jean-Yves Duval, Senior Vice President CMA CGM Asia, menegaskan bahwa pihaknya sangat mendukung cita-cita Indonesia untuk mengembangkan jaringan maritim secara keseluruhan dan berusaha untuk memberikan kontribusi yang berarti. “Ke depan, kami ingin memulai lembaran komitmen baru bersama IPC dan pemangku kepentingan industri maritim di Indonesia. Kami juga menyampaikan terimakasih kepada pemerintah Indonesia atas dukungan yang diberikan dalam usaha meningkatkan koneksi logistik dan maritim di Indonesia.”

Menteri Perhubungan Republik Indonesia, Budi Karya Sumadi, menjelaskan bahwa persaingan seluruh pelabuhan akan diatur dengan menjadikan Tanjung Priok sebagai home base pelabuhan nasional sekaligus internasional. “Komitmen kami adalah menurunkan cost logistik agar bisa semakin kompetitif. Datangnya kapal-kapal bermuatan besar bisa menjadi cargo consolidation, sehingga aktivitas ekspor maupun impor bisa melalui Tanjung Priok, tidak lagi ke Singapura ataupun Malaysia. Ini merupakan kebangkitan Tanjung Priok sebagai pelabuhan internasional,” Budi menegaskan.

Kehadiran kapal ini diharapkan dapat menjadi tonggak hadirnya kapal-kapal besar untuk singgah di Tanjung Priok, sehingga dapat sejalan dengan rencana pemerintah untuk menjadikan Tanjung Priok sebagai salah satu pelabuhan transshipment di Kawasan Asia.

CMA CGM Group termonitor menguasai 13% pangsa pasar peti kemas di Indonesia. Kerjasama ini dipandang sebagai langkah startegis dalam mengembangkan bisnisnya di wilayah Asia Tenggara, khususnya Indonesia.

Kehadiran kapal dengan panjang 334,7 M dan lebar 42,8 M ini dapat mememangkas biaya logistik sebanyak 20-30 persen dan memangkas waktu tempuh sebanyak 10 hari. Efisiensi ini menjadikan Indonesia semakin bisa bersaing dengan pelabuhan besar di Asia Tenggara dan dapat menaikan posisi Tanjung Priok sebagai pelabuhan kelas dunia.

Iklim perubahan juga diikuti oleh IPC selaku operator pelabuhan terbesar di Indonesia. IPC berkomitmen untuk memperbaharui dan meningkatkan pelayanan jasa kepelabuhan dengan mengubah pelayanan berbasis IT serta menyempurnakan infrastruktur dan suprastruktur pelabuhan. Hal ini dilakukan guna bersaing dengan pelabuhan internasional lainnya. IPC berharap hal ini dapat mempermudah konsumen jasa pelayaran dan meningkatkan efisiensi biaya logistik dan daya saing kinerja integrasi logistik.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved