Management Strategy

Kapuas Persiapkan Diri untuk Maksimalkan Potensi Perikanan

Kapuas Persiapkan Diri untuk Maksimalkan Potensi Perikanan

Meski lebih dikenal dengan potensi beras dan tambangnya, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, juga merupakan penghasil ikan yang patut diperhitungkan. Sebanyak 5 ton ikan keluar dari dermaga ikan Kapuas setiap hari. Dari bermacam-macam hasil tangkapan laut, tersebutlah tongkol dan udang galah sebagai produk yang dominan.

“Namun, potensi perikanan Kapuas masih belum maksimal,” ujar Ben Brahim Esbahat, Bupati Kapuas saat ditemui SWA online usai pembukaan APKASI International Trade and Investment Summit 2013 (15/5).

Darmawan, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Kapuas

Diamini oleh Darmawan, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Kapuas, wilayahnya masih bergelut dengan tantangan distribusi hasil perikanan. Sebanyak 40% hasil perikanan Kapuas dijual ke luar kabupaten tersebut, termasuk untuk diimpor. “Namun tidak ada yang diimpor langsung dari Kapuas. Harus melalui Kalimantan Selatan dulu karena di sana pengusahanya banyak,” kata Darmawan.

Tak heran, Kapuas ingin mandiri memaksimalkan potensi perikanan dan kelautan yang dimiliki. “Paling lambat 2015, Kapuas bisa mengekspor sendiri potensi perikanannya. Sekarang kelompok pengusaha dan pedagangnya sudah dihimpun dalam koperasi,” terang Darmawan panjang lebar. Pihaknya bermaksud mencari penadah agar ikan bisa dikirim ke Surabaya dan Jakarta, tanpa melalui Kalimantan Selatan, kemudian diekspor ke negara tujuan.

Selain ikan hasil tangkapan, potensi budidaya ikan Kapuas juga mencakup nila, gurami, lele, dan patin yang menjadi andalan. “Dari total budidaya, persentase patin mencapai 70% dengan keuntungan menjanjikan,” katanya menggarisbawahi.

Tiap kilogram patin bisa dijual seharga Rp 13.000 oleh petani pembudidayanya di Kapuas. Kemudian penadah, umumnya adalah warga Kalimantan Selatan, bisa menjualnya lagi dengan mengambil keuntungan Rp 2.000 – 3.000 per kilogram.

“Kalau sampai overproduksi, tentu kami akan mengolah hasil perikanan ini untuk menaikkan mutu dan nilai jualnya,” janji Darmawan. Ia mengaku bahwa pemerintah kabupaten telah mulai bergerak ke arah pengolahan daging patin menjadi abon, ikan asap, dendeng, dan ikan kering.

Pembinaan kelompok pengolahan, salah satunya, sudah dilakukan di Kecamatan Selat, dekat ibukota kabupaten. Kegiatan semacam ini digalakkan untuk mempercepat perkembangan produksi olahan patin berskala rumah tangga untuk menjadi UKM. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved