Management Strategy

Kembangkan Kinerja UMKM, Bank Andara, Mekar Enterprenuer Network dan Nurbaya Initiative Bersinergi

Kembangkan Kinerja UMKM, Bank Andara, Mekar Enterprenuer Network dan Nurbaya Initiative Bersinergi

Penandatanganan kerja sama

Penandatanganan kerja sama

Era digital yang terus berkembang juga akan dimanfaatkan oleh para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di seluruh Indonesia. Dengan pemanfaatan fasilitas berbasis digital tersebut, pengusaha UMKM dapat menambah pangsa pasar dan memperluas jangkauan, menurunkan biaya operasional serta meningkatkan volume penjualan. Bank Andara, Mekar Enterprenuer Network dan Nurbaya Initiative bersinergi untuk mewujudkan hal tersebut.

Nurbaya Initiative menyediakan ekosistem e-commerce yang dirancang untu UMKM Indonesia sehingga mereka dapat menjual produk secara online dengan mengintegrasikan bantuan ahli, e-stores, web traffic generation, payment gateway dan pengiriman dalam satu siklus. Sementara itu, Mekar berperan dalam menghubungkan para pengusaha UMK dengan pemberi pinjaman, baik individu maupun institusi melalui mitra Mekar yang dilakukan dengan platform digital, Mekar Exchange.

Bank Andara, sebagai lembaga perbankan yang berkomitmen pada pengembangan sektor ekonomi mikro menyalurkan dana dan memberikan pelayanan berupa Andara Link, sehingga pelanggan dapat melakukan transaksi keuangan tanpa menggunakan layanan secara langsung.

David Yong, Direktur Utama Bank Andara mengatakan, “Dengan tiga kekuatan ini, kami ingin memperluas akses ke masyarakat yang unbankable”. Pihaknya optimis bahwa sinergi tersebut mampu memperkuat sektor UMKM di Idonesia karena menginat Mekar dan Nurbayaa memiliki akses dan jaringan terhadap UMKM. Lebih lanjut, David berharap dengan kerja sama ini dapat terjangkau lebih banyak lagi pengusaha-pengusaha mikro yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia melalui mitranya.

Sementara itu, Andy Sjarif, founder Nurbaya Initiative mengatakan pihaknya ingin membuka akses pasar digital kepada UMKM. “Pasar yang diestimasikan mencapai US$ 10 miliar pada 2015 hanya dapat diakses kurang dari 1% UMKM kita. Waktunya untuk berubah,” ujarnya.

Sektor UMKM saat ini menjadi sektor yang menarik untuk digarap karena memberikan kontribusi cukup besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia dan mengatasi masalah pengangguran tetapi UMKM belum didorong oleh akses pembiayaan yang memadai dikarenakan para pelaku UMKM tidak memenuhi kriteria kredit perbankan. Saat ini, hanya sekitar 20% UMKM Indonesia yang memiliki akses pembiayaan. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved