Management

Kimia Farma, Perkuat Organisasi agar Lebih Lean dan Berbasis Team

Kimia Farma, Perkuat Organisasi agar Lebih Lean dan Berbasis Team
Dharma Syahputra, Direktur Human Capital & General Affairs PT Kimia Farma (Persero) Tbk.

Jika mengacu pada Kimia Farma Transformation Roadmap 2017-2022, tahun 2021 merupakan tahun ke-4 bagi upaya transformasi yang dicanangkan PT Kimia Farma (Persero) Tbk. (KF). Selayaknya suatu perjalanan, maka saat ini adalah etape yang paling menentukan bagi perusahaan farmasi pelat merah ini. Sebuah periode yang akan menguji ketangguhan dan daya tahan perusahaan sebelum mencapai garis final.

Meski demikian, KF tidak gentar. Justru belakangan kinerjanya semakin moncer. Mengutip laporan keuangan yang disampaikan KF, pada 2020 perusahaan meraup laba tahun berjalan yang dapat didistribusikan kepada pemilik induk sebesar Rp 17,63 miliar. Emiten berkode KAEF ini juga mencetak hasil penjualan neto yang meningkat 6,38% (yoy) menjadi Rp 10 triliun.

Optimisme dan kepercayaan KF tidak lepas dari visi dan strategi yang dijalankan selama ini. Semenjak ditahbiskan sebagai holding company Farmasi bersama Bio Farma sebagai induk, ada banyak aspek dalam organisasi KF yang berubah total. Selain perubahan secara internal grup, KF sebagai anak usaha juga harus menyinergikan diri dalam aspek bisnis, mulai dari sisi komersial seperti apotek, operasional (pabrik), hingga human capital dan organisasi pun harus berubah.

Pandemi Covid-19 semakin memperkuat keberadaan KF di tengah pusaran zaman. Paling tidak, KF pun harus mengenali perubahan gaya hidup dan perilaku yang kini lebih fokus pada upaya pencegahan dan gaya hidup sehat.

Lalu, disrupsi dan digitalisasi menjadi bagian tak terpisahkan dari setiap kebijakan yang diambil, termasuk inovasi baru dalam terapi penyakit dan meningkatnya penyakit tidak menular. Tak kalah penting, KF pun harus semakin membuka diri, setidaknya membuka jalur komunikasi program Jaminan Kesehatan Nasional, misalnya.

Nah, Dharma Syahputra, Direktur Human Capital & General Affairs KF, meyakini, terkait perkembangan sumber daya manusia/SDM (human capital), semua berjalan sesuai dengan visi perubahan yang dicanangkan. Dia mengatakan, program transformasi KF sesungguhnya merupakan strategi beradaptasi untuk menjawab tantangan internal dan eksternal perusahaan. Sehingga, apa pun tantangan yang dihadapi saat ini, Dharma memastikan, dari sisi human capital sudah dapat diantisipasi. Pihaknya telah menyiapkan dukungan untuk menyukseskan program-program untuk menghadapi tantangan tersebut.

Ada tiga elemen penting aspek people atau SDM yang disiapkannya. Pertama, kapabilitas kunci (key capabities) tercapainya bisnis. Kedua, kesiapan tenaga kerja dan talenta serta kepemimpinan (talent & leadership). Dan ketiga, culture, yaitu budaya kerja yang mendukung tata kelola yang baik, produktivitas, serta adaptasi terhadap perubahan bisnis.

Mengacu pada tiga elemen tersebut, Dharma bersama tim melakukan visioning terhadap dinamika dan tren bisnis ke depan. “Dari sana kami bisa melihat key drivers dari sustainibility business serta kapabilitas baru yang dibutuhkan di masa yang akan datang,” ungkapnya. Dengan begitu, pihaknya dapat segera menyesuaikan dengan arah bisnis serta strategi transformasi di fungsi HR itu sendiri.

Berdasarkan pengalamannya, setiap masa selalu ada dinamika yang berbeda, terutama di Strategic Human Capital, Talent Management Learning, Employee Experience, serta penguatan parenting strategy sebagai holding dengan konsep shared service. Sehingga, selalu muncul inisiatif baru untuk membangun knowledge management di Manufaktur, Supply Chain, serta Research and Develompment. “Hal itulah yang melahirkan ide-ide dan inovasi-inovasi baru untuk future readiness,” ujar Dharma.

Dia mengakui, untuk sampai tahap melahirkan ide-ide dan inovasi, tetap dibutuhkan kesiapan organisasi yang memadai. Maka, pihaknya pun menyiapkan diri dengan melakukan assessment fungsi HR, dari rekrutmen, manajemen karier, manajemen talenta, kompensasi, hubungan industrial, sampai keluar.

“Dari assessment itu, kami melihat posisi setiap fungsi saat ini dibandingkan dengan benchmark dari leading practises, “ katanya. “Dari potret tersebut kami melakukan transformasi di fungsi HR, terutama di Strategic HC, Talent Management, Learning, Employee Experience.”

Intinya, KF berusaha memperkuat organisasi agar lebih lean serta berbasis team. Caranya? Antara lain, menggunakan Agile Team dari berbagai fungsi yang terdiri dari squads di setiap unit bisnis yang diberi nama menarik, seperti Greenbelts, Jawara, Sparks, dan Jaguars, yang terdiri dari talenta-talenta milenial KF.

KF juga menguatkan fungsi holding melalui fungsi-fungsi korporasi. Di antaranya, Strategi & Pengembangan Bisnis, Human Capital, GCG & Manajemen Risiko, serta fungsi Shared Service (procurement, payroll, TI).

Yang terbaru, KF membentuk organisasi HR Strategic Management untuk membangun kapabilitas HR Strategy & Analytics. Lalu, menunjuk Chief Learning Officer untuk mendorong learning culture di bisnis, serta memperkuat fungsi Reward Management untuk memperkuat performance-based pay, international remuneration, dan shared service. Di samping itu, juga baru dibentuk organisasi HR baru, yaitu Employee Experience & Innovation.

Sejalan dengan kebutuhan konsolidasi grup usaha dalam struktur holding, KF membangun sistem Shared Service di HC operations (database karyawan, payroll, employee administration & organization). KF pun mengimplementasikan ERP di HR berbasis SAP.

Di samping itu, KF juga memperkuat sistem Talent Management yang disebut HaloTemans untuk mempermudah identifikasi, profiling, serta tracking talent development. Kemudian, di bawah Kimia Farma Corporate University dibangun sistem Learning Management System serta Digital Learning yang seluruh sistem administrasinya —absensi, cuti, travel management, dll.— dilakukan melalui digital.

Seluruh sistem Shared Service tersebut dilengkapi dengan keterampilan baru untuk memastikan bahwa HR professional di KF juga bisa memimpin transformasi bisnis keseluruhan, sehingga ada penguatan pemahaman bisnis. Kemudian, tahu bagaimana bekerja dalam moda yang lebih agile berbasis team atau project dengan agile ways of working; dapat meningkatkan kemampuan data analysis dengan banyak mendorong pembelajaran mikro, individu, dan pembelajaran kelompok melalui knowledge sharing; serta merekrut beberapa keterampilan baru di HR.

Melihat kebutuhan untuk terus memperkuat sistem di shared service, terutama terkait inisiatif holding BUMN Farmasi, Dharma berharap, ke depan, inisiatif Global Shared Service ini cakupannya tidak hanya holding BUMN Farmasi, tetapi untuk seluruh perusahaan BUMN.

Dan, dengan dibangunnya Learning Institute & Research Institute di tingkat holding, diharapkan KF bisa menyelaraskan sistem serta fokus pembelajaran dan riset. “Kami juga terus memperkuat kapabilitas analytics, baik di HR analytics maupun di business & customer analytics,” demikian tekad Dharma.

Selain melakukan assessment dan peningkatan terhadap maturity fungsi HR, Dharma juga bertekad mentransformasi fungsi Human Capital (HC) dan General Affairs (GA) dari fungsi operational menjadi strategic HC & GA dengan leading practices. Lalu, transformasi HC operating model menjadi strategic HC: HC Expertise & Knowledge Center, HCGA Shared Service dan penguatan HC Business Partner, serta transformasi HC Practices agar lebih memberikan nilai tambah terhadap bisnis dan menjadi tempat kerja pilihan di industri kesehatan. Terakhir, memberdayakan manajer lini sebagai people leader yang efektif.

Bagi Dharma, yang terpenting dari semua itu adalah nilai-nilai yang diyakini, yang dapat menjawab tantangan di bidang human capital dan perusahaan secara keseluruhan yang selalu berubah dari waktu ke waktu. Sehingga, dapat terus tumbuh dengan kokoh secara berkelanjutan.

Sebagai bagian dari keluarga besar BUMN, beruntung KF dapat mengadopsi nilai nilai AKHLAK sebagai core values serta pernyataan Belajar, Tumbuh, dan Berkontribusi untuk Indonesia sebagai value proposition.

“Kami percaya bahwa values tersebut hanya akan membentuk budaya bila diwujudkan dalam perilaku, teladan kepemimpinan, sistem, serta reinforcement,” Dharma menegaskan. Dia yakin, nilai-nilai tersebut telah menjawab kebutuhan dan tantangan bisnis sebagai tempat belajar dan tumbuh. (*)

Dyah Hasto Palupi dan Andi Hana Mufidah Elmirasari

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved