Management Strategy

Kunci di Balik Kesuksesan Brand RS Hermina

Kunci di Balik Kesuksesan Brand RS Hermina

Saat bicara tentang rumah sakit ibu dan anak (RSIA), salah satu brand yang terlintas pastilah RS Hermina. Sejak pertama kali berdiri tahun 1967 di wilayah Jatinegara, kini RS Hermina mampu mengembangkan jaringannya hingga 17 unit RS.

Apa kunci sukses rumah sakit ini hingga brand-nya begitu melekat di hati masyarakat? Berikut perbincangan SWA Online dengan Muhammad Nurussalam, Bussines Development Manager Marketing RS Hermina.

Baru-baru ini RS Hermina berhasil meraih penghargaan Indonesia Healthcare Most Reputable Brand 2013. Bagaimana komentar Anda tentang kemenangan ini?

Sangat senang. Penghargaan ini kan berdasarkan hasil riset terhadap 2917 responden di tujuh kota besar di Indonesia, jadi kami sangat senang ternyata kami menjadi rumah sakit kategori ibu dan anak yang paling di kenal di tiga wilayah yang di survei yakni Jakarta, Bandung dan Semarang. Penghargaan ini sekaligus menjadi hadiah ulang tahun kami yang ke-28 pada 25 April lalu.

Apa rahasia sukses RS Hermina sehingga begitu dikenal oleh masyarakat?

Kunci sukses kami yang paling utama tentunya kepemimpinan. Direktur utama kami, Hasmoro, kemudian didukung jajaran direksi yang berkomitmen memperbaiki sistem. Pada akhir tahun 80-an akhir ada perbaikan sistem. Kami melakukan standarisasi terhadap seluruh unit RS Hermina. Jangan sampai antara RS Hermina yang satu dengan yang lain kualitasnya berbeda. RS Hermina berada di bawah naungan Hermina Hospital Group, sebagai grup kalau standarnya beda-beda, maka sistemnya tidak berjalan. Inilah yang diperbaiki oleh jajaran direksi.

Setelah sistemnya sudah ada, kemudian sistem ini didukung oleh para karyawan RS Hermina. Tema kami di Hermina adalah learning organitation, jadi kami terus belajar, terus meningkatkan kualitas diri, pengetahuan pribadi maupun pengetahuan institusi. Kami juga mulai menerapkan parameter-parameter internasional untuk mengukur kinerja, bagaimana posisi kami di mata pelanggan di RS Hermina satu dengan RS Hermina yang lain.

Dari sisi fasilitas dan perkembangan teknologi seperti apa?

Kami memang selalu meng-update fasilitas kami, namun juga mempertimbangkan efisiensinya, efektivitasnya. Semua tergantung usernya, tidak semua kami adopt. Fasilitas tersebut memang diperlukan atau tidak oleh user, dalam hal ini dokter.

Kalau dari sisi teknologi informasi (TI) kami developt sendiri, sebab kalau kami beli yang sudah jadi karena dibuat generik, pasti akan tambal sulam. Jadi lebih baik kebutuhan-kebutuhan yang ada di RS dikumpulkan, lalu dilihat keterkaitannya antar unit, baru di-developt menjadi satu program.

Bagaimana dengan pelayanan terhadap pasien? Apa RS Hermina punya cara sendiri untuk selalu berinovasi dalam hal pelayanan?

Sebenarnya sejak kami berdiri tidak banyak perubahan dari segi pelayanan. Jadi kami menjalani standart yang sudah ditetapkan dari Depkes, IDI ataupun organisasi-organisasi kedokteran yang ada. Standart-standat itu lah yang kami ikuti.

Mungkin kemasan pelayanannya yang dibuat berbeda?

Ya benar. Biasanya kemasannya yang kami atur. Misalnya ada paket-paket orang yang tadinya datang hanya mau melahirkan, nanti kami buat ada senam hamilnya, ada spa nya.

Kalau dari industri sendiri, potensi rumah sakit khusus ibu dan anak di Indonesia seperti apa?

Potensinya sangat besar. Pertumbuhan penduduk Indonesia sangat cepat, selalu ada ibu dan anak. Biasanya kalau sudah urusan anak, orang tua akan memberikan yang terbaik, anak itu nomor satu.

Persaingan antar RSIA di Indonesia seperti apa? Kan saat ini sudah banyak RSIA?

Memang saat ini RSIA sudah menjamur. Contohnya di Tangerang, satu jalan di sana ada beberapa RSIA. Tapi kan kembali konsumen yang memilih. Kami punya strategi sendiri, bagaimana kami menimbulkan rasa trust, bagaimana pasien bisa merasa savety dan bisa disharing ke orang lain. Pasien savety ini bisa jadi bagian dari promosi, bisa mouth to mouth, bisa melalui media, media sosial, event edukasi perusahaan, dll.

Hermina Hospital Group punya enam sasaran keselamatan pasein yang berisi ketepatan identifikasi, komunikasi efektif, pengawasan obat, operasi aman, pencegahan infeksi dan pencegahan pasien jatuh. Ke-6 poin tadi beserta penjelasannya selalu dibawa oleh karyawan RS Hermina dalam bentuk kartu.

Selama ini apa yang menjadi tantangan terberat bagi RS Hermina?

SDM. Kami selalu bertumbuh, kami punya visi tumbuh, sehat dan berumur panjang. Tumbuh itu berarti RS tumbuh jadi lebih banyak, kami masuk di setiap provinsi, tiap kabupaten. Kami pertumbuhannya termasuk cepat, yang sulit adalah mencari SDM nya. Yang selalu kekurangan adalah di sektor keperawatan. Perawat merupakan ujung tombak RS, 60% dari pegawai RS merupakan perawat.

Yang sulit juga adalah mencari dokter spesialis, terutama di daerah-daerah. Kebanyakan dokter di daerah merupakan PNS yang bekerja di RS daerah yang jam kerjanya pukul 08.00 sampai 14.00. Artinya pada jam tersebut mereka tidak bisa menangani pasien di RS swasta.

Saat ini RS Hermina sudah memiliki 17 unit RS, rencana ke depan ingin menambah berapa unit lagi?

Rencananya kami ingin buka empat lagi di 2014. Kami ingin membuka di kota Semarang lagi. Sebelumnya sudah ada di Jalan Pandanaran, nanti mau buka di Banyumanik, kemudian di Solo, ada juga di luar Jawa. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved