Management

Lookman Djaja Kembangkan Kawasan Logistik di Cikarang

Lookman Djaja Kembangkan Kawasan Logistik di Cikarang

Lookman Djaja Logistik mengembangkan kawasan logistik terintegrasi seluas 35 hektare (ha) di kawasan industri Cikarang, Jawa Barat. Di kawasan itu, Lookman Djaja membangun kawasan pergudangan yang dipadukan dengan sistem transportasi kereta api dan truk. Proses pemancangan tiang pertama (ground breaking) dilakukan awal 2017.

Kyatmaja Lookman, Direktur Pengelola Lookman Djaja Logistik, mengatakan, langkah tersebut diambil sejalan dengan fokus pemerintah yang mengembangkan transportasi massal berbasis kereta api. Sebenarnya, saat ini sudah ada PT Kereta Api Logistik (Kalog) yang bermain di bisnis tersebut, bahkan Kalog juga menjadi pesaing bagi bisnis trucking. Namun ada kecenderungan konsumen menginginkan transportasi door to door, tidak mau memperhatikan jarak stasiun atau gudang ke stasiun.

Ilustrasi aktivitas di pelabuhan

Ilustrasi aktivitas di pelabuhan

“Ini kelemahan dari Kalog, makanya kami kembangkan kawasan logistik yang terintegrasi dengan kereta di Cikarang. Pembebasan lahan sudah selesai. Sekarang tahap perizinan di pemda. Jika perizinan sudah selesai baru akan kami bangun,” kata dia.

Yang terjadi saat ini, kata dia, letak stasiun relatif jauh dari sentra industri sehingga harga menjadi lebih mahal. Belum lagi waktu yang diperlukan untuk pendistribusian barang relatif lama. Contohnya, customer mengambil barang di Malang, dari Malang harus dibawa dulu ke Surabaya dengan truk karena stasiunnya ada di Surabaya. Lalu, dari surabaya dibawa ke Cikarang.

“Pengiriman dari Malang ke Surabaya juga ada harganya. Kalau kita kirim dari Malang ke Karawang dengan truk kan hanya satu kali. Jadi, kalau di sistem kereta ada proses trucking, kereta dulu lalu trucking. Karena itu, di Cikarang kita satukan gudang dengan stasiun. Kereta masuk ke kawasan, ketika dibongkar ditarik oleh truk masuk ke gudang, jadi jarak antara kontainer dengan gudang relatif dekat. Kalau permasalahan sekarang jarak kontainer dengan gudang jauh,” ujar dia.

Untuk mewujudkan rencana itu, Lookman Djaja bermitra dengan beberapa BUMN, seperti PT KAI, BGR, dan Pos Logistik, juga BUMD Bekasi. Hal ini dilakukan karena dalam mengembangkan bisnis terkait logistik tidak bisa sendirian. Kerja sama dengan PT KAI bahkan sudah dilakukan cukup lama, di antaranya dalam membebaskan lahan sekitar dua tahun lalu. Harapannya, proyek serupa bisa dibangun juga di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

“Yang lama itu proses perizinan, mungkin Januari 2017 mulai ground breaking, agak molor setengah tahun dari target. Ground breaking tidak lama karena bangun gudang. Jadi nanti koneksinya ke gudang tanpa perlu barangnya keluar dari lokasi, jadi tidak merusak jalan di luar, tidak menimbulkan kemacetan,” jelas dia.

Dia menjelaskan, pengembangan kawasan tersebut memang tidak bisa menyelesaikan persoalan logistik di Indonesia secara keseluruhan. Tapi, minimal bisa mengatasi masalah di wilayah Cikarang dan sekitarnya, mengingat kurang lebih 70% industrial output berasal dari Cikarang untuk Jabodetabek dan di Indonesia output Cikarang mencapai 50%.

“Karena volume tersebut, kita masuk ke sana. Ini juga membantu pemerintah untuk mengurangi kemacetan di Jakarta-Bekasi. Jakarta-Bekasi biasanya menggunakan truk, dengan upaya kami ini maka bisa langsung ditarik dengan kereta. Sebenarnya, bukan hanya Jakarta, tapi bisa juga Tanjung Mas (Semarang), Tanjung Perak (Surabaya), karena wilayah itu terkoneksi rel, di mana ada rel maka bisa terkoneksi,” kata dia. (Reportase: Nerissa Arviana)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved