Management Strategy

Marikultur Dukung Implementasi Poros Maritim

Marikultur Dukung Implementasi Poros Maritim

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus mengembangkan budidaya laut (marikultur). Dengan potensi yang cukup besar, marikultur bisa berkontribusi banyak untuk mendorong Indonesia menjadi poros maritim dunia. Saat ini, potensi lahan marikultur di Indonesia mencapai 4,5 juta hektar (ha), namun baru dimanfaatkan sekitar 2%. Itu belum termasuk prospek pengembangan usaha marikultur di wilayah garis pantai hingga ke area lepas pantai.

Pengembangan marikultur sejalan dengan visi misi Kabinet Kerja untuk mendorong laut menjadi sumber ekonomi bangsa di masa depan dan menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Hal itu didukung oleh komoditas marikultur merupakan komoditas ekspor dan banyak diminati oleh pasar luar negeri yang masih sangat terbuka lebar. “Marikultur akan terus dikembangkan,” kata Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP Slamet Soebjakto dalam rilisnya.

Salah satu komoditas marikultur adalah rumput laut. Ke depan, rumput laut akan dikembangkan, terutama untuk wilayah garis pantai sampai dengan 4 mil, sedangkan untuk wilayah di atas 4 mil dapat dikembangkan budidaya laut dengan menggunakan karamba jaring apung (KJA) dengan komoditas yang disesuaikan kondisi wilayah masing-masing, seperti kakap, kerapu, bawal bintang, abalone, atau bahkan tuna. Capaian produksi marikultur juga terus meningkat cukup siginifikan, seperti rumput laut yang produksinya pada 2010 sekitar 3,9 juta ton maka pada 2014 mencapai 10,2 juta ton (data sementara). “Demikian juga pada komoditas kakap dan kerapu serta komoditas lain seperti bawal bintang yang sangat berpotensi untuk dikembangkan,” ujarnya.

Budidaya rumput laut sangat mudah dikembangkan. (Foto: IST)

Budidaya rumput laut sangat mudah dikembangkan. (Foto: IST)

Pesisir Selatan (Pessel) merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Sumatera Barat yang memiliki potensi perikanan budidaya laut cukup besar. Potensi lahan untuk pengembangan budidaya laut di Pessel mencapai 415 ha yang mana saat ini sebagian besar dikembangkan untuk budidaya laut seperti kerapu dengan sistem KJA dan juga rumput laut. Kerapu masih menjadi primadona ekspor dengan tujuan Tiongkok dan Hong Kong. Upaya diversifikasi komoditas dalam budidaya laut, seperti ikan bawal bintang, penting dilakukan sekaligus melakukan restocking untuk memperbanyak stok ikan di alam dan menunjang keberlanjutan.

Untuk mendukung pengembangan perikanan budidaya, khususnya di Pessel, KKP memberikan bantuan baik berupa permodalan maupun peralatan. Sejak 2011, KKP telah menyalurkan bantuan permodalan melalui PUMP-PB sebanyak 3 paket senilai Rp 300 juta dan pada 2014 sebanyak 34 paket senilai Rp 1,19 miliar. KKP juga menyerahkan KJA ramah lingkungan sebanyak 9 unit sejak 2011–2014. Produksi perikanan budidaya Sumatera Barat 2013 mencapai 206 ribu ton.

Pembangunan perikanan budidaya selaras dengan tiga pilar pembangunan yang merupakan turunan dari Nawa Cita atau visi misi Presiden RI Joko Widodo, yakni kesejahteraan, keberlanjutan, dan kedaulatan. Contohnya, budidaya rumput laut yang merupakan usaha budidaya yang tidak menimbulkan pencemaran, tidak perlu pakan dan obat, serta menggunakan teknologi yang sederhana. Di samping itu, rumput laut memiliki peluang sangat mudah untuk dikembangkan karena biaya produksinya murah dan dapat menyerap banyak tenaga kerja.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved