Management Strategy

Membangun Merek Negara Lewat Sinergi dengan Swasta

Membangun Merek Negara Lewat Sinergi dengan Swasta

Apa arti merek untuk sebuah negara? Banyak dan bahkan ini adalah aset paling penting di era keterbukaan informasi seperti saat ini. Merek adalah intangible asset. Mengelolanya bukan hal yang mudah dan sepele.

Indonesia dengan sumber daya alam melimpah dan jumlah penduduk yang banyak layak menyandang merek bagus. Brand Finance mengukur kekuatan dan nilai merek sebuah negara. Hasilnya dikumpulkan dalam Brand Finance Nation Brands Report 2015.

Laporan yang dirilis Desember 2014 lalu itu menunjukkan Indonesia berada di peringkat ke-28. Namun, Indonesia ada di urutan pertama untuk segmen Top Movers in Tourism and People & Skill. Hasil ini membawa Indonesia duduk di peringkat ketiga se-ASEAN.

Merek USA masih mendominasi meskipun kebijakan mereka kerapkali dipertanyakan. Urutan lima teratas tak berubah dibanding tahun 2013 lalu. China di tempat kedua, disusul Jerman, United Kingdom, dan Jepang.

Laporan Brand Finance 2015, merek Indonesia ada di peringkat 28 dunia.

Laporan Brand Finance 2015, merek Indonesia ada di peringkat 28 dunia.

Indonesia mesti segera berbenah. Mereka mesti meniru negara lain yang sudah berhasil mengangkat nilai negaranya lewat serangkaian kebijakan tak hanya di satu sektor, tapi seluruh sektor. Reformasi menyeluruh ini juga yang menjadikan China dan Korea Selatan sebagai Macan Asia.

Profil dan imej mereka terangkat berkat perkembangan pesat di bidang ekonomi. Sektor industri mereka yang kuat, yang mampu menyerap banyak tenaga kerja dan akhirnya menurunkan angka pengangguran. Keduanya kian disegani sebagai salah satu pemain besar di bidang ekonomi.

Indonesia pantas bangga dengan kekayaan alamnya. Dari sanalah, industri pariwisata berkembang pesat sekaligus mengangkat value negeri ini di mata dunia. Namun, strategi branding yang terdapat dalam tagline “Wonderful Indonesia” mesti terus diperkuat.

Malaysia patut menjadi contoh dengan “Malaysia, Truly Asia”-nya. Mereka secara konsisten memperkuat merek tersebut sejak era 1990-an hingga sekarang. Mereka fokus menawarkan keindahan budaya Asia, sesuatu yang paling dicari banyak wisatawan mancanegara.

Namun, kontribusi industri pariwisata tak sebesar sektor lain yang juga bisa mengangkat merek Indonesia di mata dunia. Ada sektor lain seperti investasi, kinerja ekspor, sumber daya manusia yang perlu terus ditingkatkan.

Kanada misalnya, telah lama fokus di pengembangan sektor pertanian. Kosta Rika dan Afrika Selatan tengah berusaha menggenjot masuknya investasi asing untuk pembangunan. Jika hasilnya bagus, merek negara tentu akan terangkat.

Contohnya saja, Jerman yang lebih kesohor dengan kendaraan top dalam balutan merek Mercedes-Benz dan BMW. Prancis juga mendunia dengan merek-merek top seperti Chanel, Christian Dior, L’oreal, dan lainnya. Kekuatan brand inilah yang mengangkat value negara di mata dunia.

Ini menunjukkan kalau negara mesti menjalin kerjasama yang erat dengan dunia usaha. Saat atmosfer usaha kondusif, negara juga yang akan diuntungkan dari pemasukan pajak dan lainnya. Mari berharap merek negara Indonesia akan terus naik dari posisinya saat ini di peringkat ke-28. (***)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved