Management Strategy

Memperbesar Ekspor ke Negeri Ginseng "Lewat" ASEAN-Korea Centre

Oleh Admin
Memperbesar Ekspor ke Negeri Ginseng "Lewat" ASEAN-Korea Centre

Sebuah pusat kerja sama ASEAN-Korea, ASEAN-Korea Centre (AKC), telah terbentuk tahun 2009. Berbagai kegiatan di sejumlah bidang, termasuk perdagangan, telah diselenggarakan AKC. Keberadaan pusat kerja sama ini diyakini mempunyai peranan penting bagi perdagangan Indonesia-Korea. Oleh sebab itu, Indonesia berupaya memaksimalkan keikutsertaannya di AKC demi meningkatkan ekspor ke Negeri Ginseng tersebut.

“Indonesia akan memanfaatkan ASEAN-Korea Centre yang terdiri dari tiga pilar kegiatan, yaitu perdagangan dan investasi, budaya dan pariwisata, hubungan masyarakat dan informasi, agar Indonesia dapat mengambil manfaat dari keterbukaan pasar Korea yang lebih terintegrasi, yang pada akhirnya dapat memperkuat kinerja ekspor Indonesia di pasar Korea”, ungkap Nus Nuzulia Ishak, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan, Jumat (14/2/2014). Untuk diketahui, Nus Nuzulia Ishak memimpin delegasi Indonesia di “The 6th Annual Meeting of the Council of the ASEAN-Korea Center” yang berlangsung selama tanggal 13-14 Februari 2014, di Seoul, Korea Selatan.

kementerian perdagangan

AKC telah melaksanakan 23 program kerja di tahun 2013. Dan program kerja tersebut akan lebih diintensifkan pada tahun ini. Bahkan ada penambahan program khusus guna memperingati lima tahun berdirinya AKC dan peringatan ulang tahun ke-25 terbentuknya ASEAN-Korea Dialogue Partnership. “Untuk tahun anggaran 2014, kontribusi Pemerintah Korea untuk program-program AKC ini meningkat 10 persen, mencapai KRW 6,6 miliar atau senilai US$ 6,254 juta,” ungkapnya.

Nus menyampaikan, bahwa program AKC, terutama pilar perdagangan dan investasi telah memberikan kontribusi dan manfaat bagi perdagangan dan investasi Korea ke Indonesia dan sebaliknya. “Ke depannya diharapkan dapat dilakukan penajaman terhadap kegiatan AKC guna meningkatkan utilisasi ASEAN-Korea FTA sehingga mampu meningkatkan kinerja ekonomi antara negara anggota ASEAN dan Korea,” tambah dia.

“Indonesia akan terus berperan aktif dalam program kegiatan AKC dan memanfaatkannya secara optimal guna meningkatkan daya saing produk-produk unggulan dan potensial Indonesia, seperti furnitur, tekstil, makanan dan minuman olahan, serta kulit dan produk kulit sehingga mampu bersaing di pasar Korea dan kawasan ASEAN, serta meningkatkan kapasitas sumber daya baik UKM maupun aparat Kementerian Perdagangan,” jelas Nus.

Guna mencapai tujuan tersebut, lanjut dia, AKC diharapkan tidak hanya fokus pada upaya meningkatkan kapasitas produsen atau eksportir melalui pameran, kunjungan perdagangan dan investasi, serta pertukaran budaya, tetapi juga meningkatkan kapasitas UKM dan pemangku kepentingan. ”Hal ini antara lain dapat dilakukan melalui diseminasi informasi mengenai akses pasar, pelatihan atau workshop bagi UKM dan pemangku kepentingan di Indonesia, serta penyusunan strategi promosi ekspor untuk produk-produk Indonesia,” pungkasnya.

Sebagai informasi, AKC merupakan pusat kerja sama ASEAN-Korea yang aktivitasnya dibiayai oleh Republik Korea dengan prioritas kerja untuk penguatan hubungan ekonomi, investasi, budaya dan pariwisata antara negara-negara anggota ASEAN dan Korea; pengembangan UKM; peningkatan kemampuan wirausaha di kawasan; serta kemampuan sumber daya manusia Trade Promotion Organization di negara anggota ASEAN.

AKC berdiri sebagai bentuk realisasi komitmen para pemimpin di bidang ekonomi dan sosial budaya yang disampaikan pada ASEAN-ROK Summit ke-12. AKC beranggotakan sepuluh negara ASEAN dan Republik Korea. Hingga saat ini, AKC telah menyelenggaran 107 kegiatan yang meliputi promosi perdagangan dan investasi, pertukaran pariwisata dan budaya, serta hubungan masyarakat dan pengembangan informasi. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved