Management Editor's Choice Strategy

Menakar Peran Dana Celengan Sawit

Menakar Peran Dana Celengan Sawit

Harga rata-rata CPO masih tersungkur di level rendah. Lesunya perekonomian global membuat harga komoditas anjlok seiring minimnya permintaan. Pemerintah bergerak cepat dengan membentuk Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Sawit.

Direktur Utama BPDP Sawit, Bayu Krisnamurthi, mengatakan tugas utama BPDP Sawit adalah mendukung stabilitas harga CPO. Dengan begitu, harga harga tandan buah segar (TBS) sawit tidak merugikan petani kecil. Bagaimana caranya? Dengan meningkatkan demand di dalam negeri.

Mandatori B-15, yakni penggunaan biodiesel sebanyak 15% dalam solar yang mulai diterapkan sejak September lalu, berdampak positif pada harga CPO. Pertamina sudah mulai membeli biofuel untuk menjalankan kewajiban B-15 untuk solar yang dijual untuk PSO transportasi, juga untuk non PSO alias untuk industri.

Masalah harga biodiesel yang lebih mahal dari solar ditutup dari dana celengan sawit yang dihimpun BPDP Sawit dari perusahaan sawit yang melakukan ekspor. Tahun ini, target penghimpunan dana mencapai Rp 4,5 triliun. Tahun depan, lebih besar lagi, yaitu Rp 9,5 triliun.

“Hasilnya, harga CPO sudah naik yang tadinya US$ 490, naik menjadi US$ 560 per metrik ton. Harga TBS juga terangkat menjadi Rp 1.000- Rp1.100 per kg,” kata dia.

IMG_20151009_160643

Tak hanya Pertamina yang mendapat dana subsidi untuk solar yang dijual untuk PSO transportasi maupun non PSO untuk industri, PLN pun mendapat jatah dana subsidi. Harapannya, konsumsi biodiesel bisa mencapai 300-330 ribu kiloliter (KL) setiap bulan. Targetnya, serapan di akhir tahun mencapai 1,5 juta KL. “Yang kami subsidi 750-800 ribu KL sebesar Rp 2.600 per liter untuk tahun ini,” katanya.

Selain mendukung stabilitas harga sawit, BPDP Sawit juga didirikan untuk membantu para petani kecil meremajakan perkebunan sawit miliknya. Petani harus menunggu setidaknya 4 tahun untuk melihat tanaman sawit hasil penanaman kembali berbuah. Selama masa tunggu tersebut, mereka tak punya penghasilan.

Di sinilah peran BPDP Sawit. Setelah 3 bulan beroperasi, luas area replanting yang akan segera masuk tahap kontrak baru 600 hektar. Sebanyak 2.000 hektar menanti di belakangnya. Untuk tahun depan, Bayu berharap luas area penanaman kembali setidaknya 5.000 hektar dengan biaya sekitar Rp 50 juta per hektar.

“Produksi akan naik sekitar 30-40% per hektar terutama karena penggunaan bibit baru, yang lebih produktif, unggul. Total produksi sawit Indonesia sekitar 30-32 juta ton,” kata Bayu.

Kenaikan produksi juga harus diimbangi dengan daya saing yang semakin bagus. Inilah fungsi yang tak kalah penting dari BPDP Sawit. Serangkaian riset, pendidikan dan pelatihan, promosi digelar khusus untuk meningkatkan daya saing produk di pasar internasional.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved