Menengok Bisnis Konstruksi Terpadu Surya Semesta Internusa | SWA.co.id

Menengok Bisnis Konstruksi Terpadu Surya Semesta Internusa

PT  Surya  Semesta  Internusa  Tbk  (SSIA), emiten  properti, konstruksi  dan  perhotelan, mengembangkan misinya sebagai emiten konstruksi terpadu. SSIA melalui anak perusahaanya menggenjot kinerja bisnisnya dengan meluncurkan proyek-proyek properti, konstruksi dan perhotelan guna mengantisipasi pertumbuhan ekonomi ke depannya.  Sebagai contoh, SSIA, melalui anak perusahaanya, PT Nusa Raya Cipta Tbk (NRCA)., berminat menggarap jalan tol Batang-Semarang.  Selain itu, perseroan juga tertarik mengikuti lelang jalan tol Pandaan-Malang. “Kami di Januari ini sudah memasukan tender untuk Batang-Semarang yang nilai proyeknya diprediksi Rp 10 triliun, kami juga pada Februari akan akan ikut tender Pandaan-Malang yang dilelang oleh pemerintah pusat pada Februari,” kata Presiden Direktur Johannes Suriadjaja di Jakarta, pada pekan lalu.

NRCA di kuartal III/2015 meraih kontrak baru  senilai  Rp  2,7 triliun,  meningkat  15,2% dibandingkan periode yang sama tahun 2014, yaitu sebesar Rp 2,3 triliun. Nilai kontrak  baru  yang  diraih  oleh  NRCA  sebesar 66,1%  dari  target  tahun  2015  yang  dicanangkan sebesar Rp 4,1 triliun.  Kontrak yang diraih NRCA sepanjang sembilan bulan di tahun lalu itu antara lain adalah proyek Praxis  Hotel & Apartment Surabaya, Apartemen Regatta Jakarta, Hotel Pullman Ciawi Jakarta,  Q Big BSD City Tangerang, Springhill Royale Suites  Kemayoran, Jakarta dan Radison Hotel  Uluwatu, Bali. Pekerjaan konstruksi dari proyek infrastruktur unggulan NRCA, yakni  Jalan Tol Cikopo- Palimanan  secara  keseluruhan  telah  selesai  dalam  tempo   30  bulan  dengan  total  investasi Rp 13,7 triliun. Jalan tol tersebut resmi beroperasi secara komersial pada 26  Juni 2015. Selama periode September 2015, Tol Cipali telah mencatat trafik  rata-rata  kendaraan bermotor sebanyak 22.900 unit yang berlalulalang setiap harinya.

johanness-Suriadjaja_SSIA

Johannes menyebutkan SSIA adalah perusahaan konstruksi terpadu yang berpengalaman menangani berbagai macam proyek pembangunan, diantaranya konstruksi, properti dan jalan tol. SSIA berdiri di tahun 1971 mengawali kiprahnya dengan membangun kawasan segitiga emas Kuningan, Jakarta, membangun Glodok Plaza (1976), membangun hotel Melia, Bali (1983), membangun kawasan industri seluas 1.400 ha di Karawang, Jawa Barat (1991), mengakuisisi Nusa Raya Cipta (1994), serta mengakuisi lahan di Subang, Jawa Barat seluas 300 ha (2014).

Johannes mengemukakan pembangunan infrastruktur di tahun ini akan semakin menarik menyusul paket kebijakan ekonomi dan rencana pemerintah menggenjot pembangunan infrastruktur. Ini akan berdampak ganda ke sektor lainnya. Guna merespon pertumbuhan tersebut, SSIA  melalui anak perusahaanya, PT SLP Surya Ticon Internusa, perusahaan yang merupak an hasil joint venture dengan Mitsui  Co.  Ltd  (Mitsui)  dan  TICON  Industrial Connection  PL C  (“TICON”)   pada pekan lalu merilis  pembangunan fasilitas  pergudangan  modern  tahap  kedua dan  sekali gus  melaksanakan  groundbreaking  ready built factory for rent yang berlokasi  di Suryacipta Technopark,  bagian d ari  Kawasan Industri Suryacipta, Karawang Timur, Jawa Barat. SLP  memiliki  fasilitas  pergudangan  modern  pertama  d i  Indonesia  dan  berkualitas  standar  internasional, serta menawarkan fasilitas pergudang an modern dan ready built factory  for   rent.

Proyek  pertama  SLP  berada  di  Kawasan  Industri  Surya  cipta  yang  telah  memiliki  berbagai fasilitas  pendukung yang lengkap.  Total   luas lahan SLP di Suryacipta Technopark  mencapai  22  ha  dan  merupakan   kluster   persewaan  gudang  dan  pabrik  siap  pakai  terbesar di Indonesia dengan luas bangunan total me ncapai 150 ribu m2.   Fasilitas  sewa  pergudangan  siap  pakai  tahap  pertama     yang  terdiri  dari    16  unit,  telah  beroperasi  secara  komersial  sejak  tahun  2014  dengan   tingkat  hunian  mencapai  75%. SLP mengantisipasi  prospek  yang  positif  dan  atas  meningkatnya  permintaan kebutuhan  investor,   yang di  awal  tahun  2016  ini dengan membangun warehousing   tahap  kedua  sekaligus mengawali pembangunan pabrik siap pakai.   Fasilitas  persewaan  gudang  tahap  kedua  ini  akan  terdiri  dari  12  unit  dengan  luas  total  28 ribu m2. Luas  per  unit  gudang  yang  disewak an  ini  rata-rata  adalah  2.304 m2. Adapun  nilai  total investasi untuk pembangunan bangunan gudang di luar nilai tanah adalah  sebesar   Rp 96 miliar. Fasilitas pergudangan tahap  kedua ini akan resmi beroperasi secara  komersial pada  Juli 2016.

Pada saat yang bersamaan  SLP  juga  mempersiapkan  fasilitas  pabrik  siap  pakai  sebanyak  7  unit dengan luas total 24 ribu m2. Luas setiap unit berkisar antara 2.500 hingga 5 ribu m2. SLP  optimistis  pabrik  siap  pakai  ini  akan  cepat  terserap  pasar  karena  melihat  animo  kebutuhan dan permintaan investor yang telah datang  dan meninjau lokasi. Fasilitas pabrik siap  pakai  ini  dibangun  dengan  total  investasi  Rp  104  miliar  di  luar  nilai  tanah,  menurutrencana akan resmi beroperasi secara komersial pada September 2016.

SLP optimis bisnis logistik dan industri akan tumbuh meningkat dalam lima tahun ke depannya. Berbagai  program  percepatan  pembangunan  infrastruktur  dan  paket  kebijakan  ekonomi  yang  diluncurkan  pemerintah  diyakini  mampu  mendorong  investasi  dan  kinerja  industri.  Apalagi  Masyarakat  Ekonomi  Asean  (MEA)  juga  sudah  terbuka  sehingga  volume  perdagangan  dan  logistik  di  Indonesia  akan semakin  meningkat.  Oleh  karena  itu  selain  di  Karawang,  SLP juga  akan terus memperluas dan mengembangkan  usahanya di berbagai wilayah  strategis  di  Indonesia,  antara  lain  Cibitung,  Marunda,  Surabaya  dan  Makassar. Mitra SSIA, yaitu Mitsui dan TICON  merupakan perusahaan dagang dan logistik propertyi terbesar  di  masing-masing    negaranya.    SSIA bersama kedua perusahaan tersebut meneken kerja sama pendirian perusahaan patungan SLP tersebut  pada  7 April 2015 di Jakarta.

Di bidang  properti, SSIA memiliki anak perusahaan  PT Suryacipta Swadaya (SCS) mengembangkan dan mengelola Suryacipta City of Industry (Kota Industri Suryacipta), sebuah kawasan industri yang menempati lahan seluas 1.400 ha di Karawang, Jawa Barat  Sebelumnya, SSIA pada 2012  mengawali pembangunan Suryacipta Square sebagai kawasan bisnis komersial  yang berlokasi di Suryacipta City  of Industry. Luas lahan Suryacipta  Square  sekitar 10  ha. Lokasinya berada  di bagian  terdepan  Suryacipta  City  of  Industry.

Suryacipta Square merupakan kawasan bisnis komersil yang diantaranya terdiri dari kawasan perkantoran,  hotel, rumah toko, apartemen hingga restoran. Untuk lahan industri,  SSIA  membukukan  marketing  sales di lahan  industri seluas  3,3 ha dengan   harga  jual  US$ 165/m2.  Harga  jual  rata-rata  di kuartal III/2015 meningkat  sebesar  18,8%  menjadi US$ 160,1  per  m2  dari  US$ 134,8  tiap m 2  dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Unit Bisnis

Sedangkan unit usaha properti  lainnya, yaitu  PT Sitiagung Makmur (SAM) telah berhasil menyelesaikan pembangunan Banyan Tree Ungasan Resort, sebuah resor eksklusif yang berlokasi di bagian selatan Pulau Bali. Kemudian, PT TCP Internusa  (TCP), memiliki gedung perkantoran Graha Surya Internusa, di Kuningan, Jakarta dan pusat perbelanjaan Glodok Plaza di Jakarta Barat.

Untuk unit bisnis di perhotelan, perseroan melalui PT Suryalaya Anindita International (SAI), memiliki Meliá Bali Hotel dengan kapasitas 494 kamar dan berlokasi di Nusa Dua, Bali dan Gran Meliá Jakarta yang berkapasitas 407 kamar, yang dikelola oleh Melia Hotel International, Spanyol. Lalu anak perusahaan SSIA lainnya, PT Ungasan Resort Semesta (USR)  mengelola Banyan Tree Ungasan Resort, Bali bersama Banyan Tree Hotels and Resorts Ltd. Singapore.  Perseroan sejak 2012 mulai mengembangkan hotel bujet (budget hotel) melalui PT Surya Internusa Hotels (SIH) yang mengoperasikan Batiqa Hotel. Lokasinya tersebar di Karawang, Cirebon, Jababeka, dan Palembang. Di tahun ini, Batiqa Hotel rencananya akan mengoperasikan hotel di Pekanbaru dan Lampung."Kami mengkaji pembangunan hotel di lokasi lainnya, khususnya di daerah yang belum banyak jumlah hotelnya," kata Furia Agustinus, Direktur Batiqa Hotel.

Batiqa Hotel & Apartments di Karawang, Jawa Barat. (Fot : Dok Batiqa Hotel). Batiqa Hotel & Apartments di Karawang, Jawa Barat. (Fot : Dok Batiqa Hotel).

Tingkat okupansi hotel milik SSIA meningkat, misalnya okupansi Banyan Tree Ungasan Resort  membukukan rata-rata okupansi sebesar 65,5% pada kuartal III tahun lalu, atau naik 62,4% dari periode yang sama di tahun sebelumnya. Sedangkan, Batiqa Hotel & Apartments Karawang (BKR) mencatat   tingkat okupansi rata-rata 53,0%

Di bidang konstruksi, SSIA melalui NRCA  menangani berbagai proyek, yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia antara lain pembangunan hotel dan resor, gedung perkantoran, apartemen, rumah sakit, pusat perbelanjaan dan pabrik-pabrik serta pembangunan infrastruktur. Saat ini, sebagian besar proyek NRCA adalah proyek gedung bertingkat tinggi (high-rise building). NRCA juga telah membangun prasarana dan sarana pertambangan di Kalimantan. (***)

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)