Management Strategy

Menguak Maksud Konecranes Angkut Presidennya ke Singapura

Oleh Admin
Menguak Maksud Konecranes Angkut Presidennya ke Singapura

Keputusan yang sungguh sangat berani diambil Konecranes. CEO sekaligus presiden perusahaan alat berat ini , Pekka Lundmark, dipindahkan dari negara asalnya, Finlandia, ke Singapura. Meski bersifat sementara, kepindahan Pekka mengindikasikan keseriusan Konecranes mengembangkan bisnisnya di negara Asia Pasifik termasuk Indonesia.

Pekka Lundmark

Loncatnya Pekka ke Singapura tidak mengubah alur komando Konecranes baik di tataran regional maupun global. Philippe Richard, Country Director Konecranes Indonesia menjelaskan bahwa segala keputusan yang akan diambilnya harus mendapat persetujuan dari Konecranes regional yang berkantor di Singapura. Sementara itu, Konecranes Singapura mengikuti garis komando dari Shanghai, China. Untuk keputusan besar seperti pembangunan pabrik baru, Konecranes Shanghai tunduk pada persetujuan Konecranes global di Finlandia.

“Tidak ada yang berubah dari alur itu. Hanya saja dalam pengambilan keputusan dari top management jadi lebih cepat karena Pekka tahu betul situasi di sini dan apa saja yang dibutuhkan,” ujar Philippe kepada SWA Online usai paparan media.

Pekka mengaku punya maksud tertentu di balik kepindahannya. Ia tengah mendekati konsumen dan para pembuat keputusan di Asia, khususnya Asia Tenggara. Lebih spesifik, ia ingin mendapat pemahaman yang lebih baik tentang pola pikir, rencana, dan kebutuhan mereka. Pelayanan bagi seorang Pekka adalah memprioritaskan hubungan personal dengan konsumen.

“Saya percaya negara-negara Asia Tenggara punya kekuatan yang sama dengan China dan India suatu hari nanti,” ungkapnya yakin. Indonesia sebagai negara yang diprediksi 8 besar negara maju 2050 pun mendapat perhatian khusus dari Pekka. “Saya sendiri melihat banyak investasi dari konsumen kami di luar yang masuk ke Indonesia, termasuk dari Jepang.”

Rencana awal, Pekka berada di Singapura selama satu tahun, terhitung sejak Agustus 2012. Ketika SWA Online menanyakan kemungkinannya untuk tinggal lebih lama, Pekka hanya tersenyum dan menjawab, “Kami sedang mendiskusikan hal tersebut. Yang pasti saya tidak bisa meninggalkan kantor pusat terlalu lama, khawatirnya situasi malah jadi di luar kendali.”

Asia Pasifik memang memainkan peranan penting bagi Konecranes. Pasalnya, wilayah ini sanggup menyumbang 21% penjualan bersih secara global per 2011. Indonesia sendiri berkontribusi belasan juta Euro dari total penjualan global EUR 2,2 miliar. Dalam waktu dekat, Konecranes menargetkan pertumbuhan 2% sampai 3% dari Indonesia saja. Untuk jangka panjang, Konecranes optimis tumbuh 5%.

Di Indonesia, Konecranes melayani 200 konsumen termasuk Terminal Petikemas Surabaya. Sebanyak 120 karyawan dan 85 teknisi pabrik yang terlatih dipekerjakan Konecranes Indonesia. Jumlah ini bertambah 20% tiap tahunnya. Dalam satu hingga 2 tahun, mereka akan menambah 3 cabang dengan investasi total sekitar US$ 500 ribu. Angka ini sudah termasuk pengembangan markasnya di Kawasan Industri Pulogadung untuk showroom, gudang sparepart, dan pusat pelayanan. Untuk saat ini Konecranes masih terfokus pada konsumen di Jawa. Meski demikian, mereka juga mulai mengendus pengembangan bisnis di Indonesia timur, mengikuti pola bisnis konsumennya.

Meski demikian, mendekati konsumen alat berat di Indonesia bukan perkara gampang bagi Pekka juga Philippe yang sudah 10 tahun menetap di negara ini. “Tantangannya adalah dapat waktu untuk ketemu. Itu susah sekali karena mereka orang sibuk,” ungkap pria Perancis yang sudah fasih berbahasa Indonesia ini. Ia pun menuturkan, karakter para pembuat keputusan di sini lebih menantang. Mereka hanya mau bertemu orang yang sudah mereka kenal atau temui sebelumnya. Itu pun harus jelas apa yang akan dibicarakan pada pertemuan nanti. Oleh karena itu Philippe merasa terbantu dengan business gathering yang kerap digelar kedutaan besar. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved