Management Strategy

Misi Vincent H.S. Lo, Rekatkan Bisnis Hong Kong dan Indonesia

Misi Vincent H.S. Lo, Rekatkan Bisnis Hong Kong dan Indonesia

Meski baru menjabat sejak Juni tahun 2015, Vincent H.S Lo tampaknya sadar betul potensi kerja sama bisnis antara Hong Kong dan Indonesia. Ketua Badan Promosi Perdagangan Hong Kong atau Hong Kong Trade Development Council (HKTDC) ini, punya segudang misi untuk mempererat hubungan bisnis antara kedua belah pihak.

Salah satu yang dilakukan ialah melakukan mega kampanye produk-produk Hong Kong. Bertema ‘In Style Hong Kong’, ia berusaha memamerkan atraksi gaya hidup negara itu mulai dari fashion, makanan hingga gaya hidup. Pameran yang dilakuakan di Indonesia, bahkan diklaim punya cakupan yang lebi besar dibanding promosi-promosi lain yang dilakukan HKTDC di negara lain.

Hong Kong

Dalam sesi wawancaranya dengan wartawan secara terbatas di Hotel Kempinski Jakarta, ia menceritakan alasan misinya ke negara kita. Indonesia menurut dia ialah sebuah pasar yang sangat besar bagi pelaku usaha di Hong Kong untuk memperluas aktivitas bisnisnya. “Indonesia memiliki populasi kelas menengah terbesar di ASEAN dan memiliki daya beli yang terus meningkat,” ujarnya.

Pendiri dan pemimpin Shui On Group ini meyakini hubungan yang erat antar pengusaha Indonesia dan Hongkong bisa membawa manfaat yang bisa menguntungkan dua belah pihak.Tak cuma Indonesia sebagai pasar, Hongkong juga bisa membantu Indonesia untuk lebih terkoneksi dengan Tiongkok yang sangat birokratis. “Karena kami punya koneksi ke Tiongkok,” ujarnya.

Hong Kong menurut dia bisa menjembatani pengusaha Indonesia untuk mencari partner yang berasal dari Tiongkok. “Anda tinggal datang kepada kami, dan kami tentu senang hati membantu,” ujarnya. Hong Kong menurut dia telah memiliki pengalaman terdepan sebagai kota bisnis Internasional. Setidaknya sampai saat ini negara tersebut masih menjadi pusat investasi asing terbesar di Tiongkok, mendekati 50% total kumulatif Tiongkok di akhir tahun 2014. Berbagai kemudahan dalam berbisnis pun ditawarkan oleh Hongkong seperti tidak adanya pajak pertambahan nilai, pajak penjualan, maupun pajak pertambahan modal. “Kami juga merupakan area bisnis yang netral bagi perusahaan lokal dan internasional,” ujarnya.

Maka it tak heran bila, pada tanggal 17 September lalu, HKTDC menginisiasi sebuah pertemuan atau gala dinner yang dihadiri oleh ratusan pejabat dan pemimpin bisnis terkemuka dari Indonesia dan Hong Kong. Tujuannya agar terjadi keakraban antara pengusaha Indonesia maupun pengusaha Hongkong. Selama jamuan makan malam tersebut, para tamu dijamu dengan parade berbagai rancangan busana yang menakjubkan dengan tema batik Crossover”. Batik ini merupakan lambang hasil penggabungan kultural antara Hong Kong dan Indonesia.(EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved